Tak selalu mudah untuk berkata-kata saat hati sedang lelah. Kadang, kita hanya butuh seseorang yang mengerti tanpa harus menjelaskan semuanya.
Lagu 'Breath' dari Minnie i-dle hadir seperti pelukan hangat di tengah hari-hari yang terasa berat. Lewat liriknya yang sederhana, Minnie menyampaikan pesan yang sangat relevan bagi siapa pun yang pernah merasa letih, gagal, atau terluka oleh kehidupan.
Sejak bait pertama, Minnie seperti sedang berbicara langsung kepada pendengarnya. "You don’t have to say a word, melt your heart into my embrace."
Kalimat tersebut terasa seperti bentuk penerimaan yang tulus, tidak menghakimi dan tidak memaksa. Dalam dunia yang sering kali menuntut kita untuk selalu kuat dan terus tampil baik, lagu ini mengingatkan bahwa tak apa-apa jika sesekali kita berhenti hanya untuk bernapas.
Minnie lalu menyelipkan harapan sederhana di tengah kesedihan. "They say a rainbow appears after the rain, shall we wait just a little longer?"
Ini bukan sekadar kalimat puitis, melainkan sebuah pengingat bahwa luka ini bukan akhir dari segalanya. Meskipun mungkin sekarang segalanya terasa buram, akan ada saatnya kita bisa melihat warna-warna cerah kembali, asal kita mau bertahan sedikit lebih lama.
Lagu ini kemudian menyentuh tema tentang kesalahan dan rasa bersalah yang sering kali menjadi beban dalam proses penyembuhan. "Maybe that’s how beginnings are. It’s not your fault."
Di lirik itu, Minnie mengajak kita untuk melepaskan penyesalan yang mengekang. Bukan dengan menyangkal, tetapi dengan menerima bahwa setiap orang pernah jatuh dan itu bukanlah akhir dari segalanya. Lagu ini menjadi ruang aman untuk mengakui kesalahan, menangis, dan kemudian perlahan menyembuhkan diri.
Pada bagian reff, Minnie menyampaikan lirik yang menjadi inti emosional dari lagu ini. "Let’s stop now, bury all the regrets, and embrace the days that’ll get better."
Ada harapan besar dalam kata-kata itu. Sebuah ajakan untuk menatap masa depan, untuk percaya bahwa hal-hal indah masih menunggu kita. Bukan dengan tergesa-gesa, tapi dengan tenang, sesuai irama langkah kita sendiri.
Menjelang akhir lagu, Minnie menambahkan lirik yang terasa sangat personal. "Wasn’t today unusually long? Take a deep breath you’ve been holding in."
Lirik ini seperti bentuk validasi emosional, bahwa rasa lelah, takut, atau sedih yang kita rasakan adalah nyata dan sah. Minnie tidak menawarkan solusi ajaib, tapi ia mengajak kita bernapas bersama, melepaskan satu per satu beban yang kita pikul.
Dan penutup lagu terasa begitu menguatkan. "You’ll do well. At your own pace. Just keep walking like that."
Kalimat yang sederhana, tapi sangat berarti. Kita tidak perlu menjadi orang lain atau memaksakan diri. Cukup berjalan dengan ritme kita sendiri. Itu sudah cukup.
'Breath' bukan hanya sebuah lagu dengan lirik, tapi seperti surat indah untuk mereka yang sedang terluka. Lagu ini mengingatkan kita bahwa dalam diam pun, dalam kesedihan dan air mata, kita tetap berharga. Minnie menyampaikan bahwa tak apa untuk merasa lelah, tak apa untuk istirahat sejenak, dan yang terpenting, tak apa untuk memulai kembali.
Karena hidup bukan tentang seberapa cepat kita berlari, tapi tentang keberanian untuk tetap melangkah. Perlahan, tapi pasti. Bahkan ketika terasa sesak, selama kita masih bisa bernapas, selalu ada harapan yang menanti di depan.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
4 Krim Retinol untuk Anti-Aging, Efektif Kurangi Flek dan Kerutan di Wajah
-
4 Rekomendasi Krim Wajah Mengandung Gold, Skincare Mewah untuk Anti-Aging
-
4 Rekomendasi Brand Batik Couple Modern yang Stylish dan Elegan, Wajib Tahu!
-
4 Toner Tanpa Alkohol dan Pewangi untuk Kulit Mudah Iritasi, Gak Bikin Perih!
-
4 Rekomendasi Tas Handmade dari Brand Lokal yang Stylish Buat Daily Look
Artikel Terkait
-
Edgy atau Preppy Style? 4 Gaya Andalan Minnie i-dle yang Bisa Kamu Tiru
-
Lagu TOMBOY oleh HYUKOH: Melankolis Masa Muda tentang Refleksi Kehidupan
-
Jadi Cantik Apa Adanya Lewat Lagu Scars to Your Beautiful oleh Alessia Cara
-
Lagu Out of Time oleh The Weeknd: Sebuah Penyesalan dalam Balutan City Pop
-
6 Drakor Terpopuler di Netflix Awal Juni 2025, Mercy for None Unggul
Ulasan
-
Review Anime Umamusume: Pretty Derby Season 2, Menghadapi Badai Cedera
-
Review Film Tron: Ares, Membawa Aksi Digital ke Level Tingkat Baru!
-
Review Film Black Phone 2: Lebih Gelap, Lebih Sadis dan Lebih Menyeramkan!
-
Review Film Murder Report: Wawancara Gila Menguji Batas Akal dan Nurani
-
Review Film Shelby Oaks: Debut Horor yang Menggoda, tapi Belum Sempurna
Terkini
-
Ajak Bicara Sosok Kecil dalam Diri: Mengenal dan Menyembuhkan Inner Child
-
Panduan Ziarah di Arab Saudi: 4 Aturan Penting yang Wajib Diketahui Jamaah!
-
Menimbang Kesiapan TKA 2025: Dari Gangguan Server hingga Suara Siswa
-
Welas Asih dalam Balutan Keramahan Miss Raminten
-
Peran di Film 'Dopamin' Bawa Angga & Shenina ke Refleksi Pernikahan