Scroll untuk membaca artikel
Sekar Anindyah Lamase | aisyah khurin
Film Moonfall (imdb.com)

Moonfalladalah film garapan sutradara spesialis film bencana Roland Emmerich, sebuah tontonan yang menawarkan skala kehancuran global dalam balutan teori konspirasi, fiksi ilmiah, dan petualangan luar angkasa. Dirilis pada tahun 2022, film ini mencoba menggabungkan ketegangan ala film bencana klasik dengan spekulasi fiksi ilmiah tinggi, namun hasil akhirnya menciptakan pengalaman menonton yang terbelah antara tontonan spektakuler dan cerita yang absurd.

Cerita dimulai ketika Bulan keluar dari orbitnya yang biasa dan mulai bergerak mendekati Bumi, menyebabkan serangkaian bencana alam seperti banjir besar, gravitasi kacau, dan kerusakan atmosfer. Dunia mulai panik, dan NASA pun kebingungan menghadapi krisis ini.

Dalam situasi kacau tersebut, seorang mantan astronot bernama Brian Harper (Patrick Wilson), yang sebelumnya dicampakkan oleh NASA karena mengklaim ada makhluk aneh saat misi luar angkasa, mendadak dipanggil kembali untuk menyelidiki fenomena ini.

Bergabung dengan mantan rekannya, Jo Fowler (Halle Berry), yang kini menjadi pejabat tinggi di NASA, serta seorang ilmuwan amatir teori konspirasi yang eksentrik, K.C. Houseman (John Bradley), mereka bertiga melakukan misi nekat ke luar angkasa. Tujuannya yaitu untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Bulan dan bagaimana menghentikan kehancuran total planet Bumi.

Ketiganya akhirnya menemukan kenyataan luar biasa bahwa Bulan sebenarnya bukanlah benda alami, melainkan megastruktur buatan kuno, yang dulunya diciptakan oleh peradaban supermaju sebagai tempat perlindungan bagi umat manusia. Namun, struktur itu kini terganggu oleh entitas kecerdasan buatan jahat yang menghuni Bulan dan berusaha memusnahkan semua bentuk kehidupan organik.

Sebagai film garapan Emmerich, “Moonfall” tidak pelit dalam urusan visual. Adegan-adegan kehancuran global ditampilkan secara masif, potongan Bulan menghujani kota, air pasang menyapu daratan, dan bumi mengalami guncangan luar biasa karena pengaruh gravitasi yang kacau. Efek visual ini menjadi salah satu daya tarik utama film, menciptakan suasana mendebarkan yang khas ala “The Day After Tomorrow” dan “2012”.

Penonton yang mencari hiburan visual akan merasa puas menyaksikan bagaimana teknologi CGI dimaksimalkan untuk menciptakan bencana yang seakan tanpa batas. Dari sisi tata artistik dan sinematografi, beberapa adegan di luar angkasa cukup menakjubkan, terutama ketika para tokoh menjelajahi interior Bulan yang ternyata menyimpan rahasia kuno peradaban.

Meski penuh aksi dan efek visual, sisi karakter dalam film ini kurang digarap dengan baik. Patrick Wilson dan Halle Berry, dua nama besar dalam jajaran pemeran utama, tampil cukup solid, tetapi naskah yang lemah membuat karakter mereka terasa datar. Perjalanan emosional mereka tidak terlalu menyentuh, dan interaksi antar tokoh sering kali terdengar kaku dan klise.

Satu-satunya karakter yang menambah warna adalah K.C. Houseman yang diperankan oleh John Bradley. Dengan gaya eksentrik dan humor khas ilmuwan teori konspirasi, ia memberikan dinamika yang lebih segar, meski tetap tidak mampu menyelamatkan kekurangan naskah secara keseluruhan.

Salah satu kritik terbesar terhadap “Moonfall” datang dari aspek cerita dan logika ilmiahnya. Film ini sangat longgar dalam menjelaskan konsep sains, bahkan sering melanggar hukum fisika tanpa alasan yang masuk akal. Premis Bulan sebagai megastruktur buatan, walau menarik secara fiksi, tidak dikembangkan dengan cukup meyakinkan. Beberapa dialog bahkan terdengar seperti parodi ilmiah, dan alur cerita kerap melompat-lompat tanpa transisi logis.

Plot juga terpecah antara misi luar angkasa dan subplot keluarga di Bumi yang terancam bencana. Sayangnya, bagian drama keluarga ini terasa dipaksakan dan minim kedalaman emosional. Alhasil, fokus cerita jadi melebar dan kehilangan intensitas.

“Moonfall” adalah film bencana dengan ambisi besar namun eksekusi yang tidak konsisten. Di satu sisi, film ini sukses menciptakan dunia visual yang memukau dan premis fiksi ilmiah yang cukup segar. Namun di sisi lain, ia gagal menyajikan karakter yang kuat dan cerita yang masuk akal. Penonton yang mencari hiburan ringan dengan skala kehancuran besar mungkin akan menikmatinya, tetapi bagi mereka yang menuntut kedalaman narasi dan logika ilmiah, film ini mungkin terasa melelahkan dan mengecewakan.

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS

aisyah khurin