Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Inggrid Tiana
Shawn Mendes Treat You Better (Youtube/Shawn Mendes)

Sekilas, laguTreat You Better” dari Shawn Mendes terdengar seperti lagu cinta yang manis dan penuh kepedulian. Dalam liriknya, Shawn tampak ingin meyakinkan seorang gadis untuk meninggalkan pacarnya yang tidak menghargainya dan beralih kepadanya.

Lagu ini seperti versi musikal dari banyak film romantis remaja, di mana si cowok baik-baik berusaha menyelamatkan gadis yang dicintainya dari hubungan yang toxic. Namun, jika kita perhatikan lebih dalam, lagu ini ternyata memuat pesan yang cukup problematik.

Dalam lirik seperti "I know i can treat you better than he can", Mendes memposisikan dirinya sebagai pria yang lebih baik dari pacar sang gadis. Ia yakin bahwa dia bisa memperlakukan gadis itu dengan lebih baik dan membuatnya bahagia.

Dia mengatakan bahwa jika saja si gadis meninggalkan pacarnya, maka ia bisa menunjukkan cinta yang sesungguhnya dan memperlakukan gadis itu seperti yang seharusnya.

Dari segi video musiknya, lagu ini menggambarkan suasana yang gelap dan penuh emosi, dengan karakter utama si gadis, terjebak dalam hubungan yang abusif. Mendes, meskipun tidak pernah berinteraksi langsung dengan gadis dalam videobitu, terus membayangkan dan menunjukkan betapa ia ingin memperlakukannya lebih baik.

Meskipun maksud Mendes mungkin terdengar mulia, pesan yang disampaikan lagu ini sebenarnya menyimpan permasalahan yang lebih dalam, terutama tentang bagaimana perempuan diposisikan dalam cerita.

Lagu ini mengulangi pola lama yang menggambarkan perempuan sebagai tokoh yang lemah dan membutuhkan pria untuk menyelamatkannya.

Dalam lirik "I won't lie to you, i know he's just not right for you", alih-alih mendorong si gadis untuk mandiri dan keluar dari hubungan toxic karena kekuatannya sendiri, Mendes justru membuat seolah-olah gadis itu butuh dirinya agar bisa bahagia.

Ia menganggap dirinya sebagai jawaban atas semua masalah yang dialami sang gadis. Tanpa dia, menurutnya, gadis itu akan terus menyia-nyiakan waktu dan air matanya bersama pria yang salah.

Padahal, dalam situasi yang sehat, seorang teman atau orang yang peduli akan memberikan dukungan agar seseorang bisa menyadari nilai dirinya sendiri dan mengambil keputusan terbaik bagi dirinya, bukan malah menawarkan diri sebagai pengganti.

Di lagu ini, Mendes tidak terlihat memberdayakan si gadis itu, dia tidak menyarankan agar gadis itu meninggalkan pasangannya karena ia layak mendapat yang lebih baik secara pribadi. Sebaliknya, dia menyampaikan bahwa si gadis hanya butuh berpindah ke pelukan Mendes agar bisa bahagia.

Hal ini menunjukkan bahwa pada akhirnya, Mendes tidak benar-benar peduli dengan kebahagiaan sang gadis, dia hanya ingin bersama gadis itu dan yakin bahwa dirinya lebih pantas.

Hal ini menjadikan liriknya terdengar seperti bentuk lain dari rasa memiliki, bukan cinta yang sesungguhnya. Mendes menganggap dirinya pria baik-baik yang pantas mendapatkan cinta si gadis karena dia lebih sopan, lebih perhatian, dan tidak akan menyakitinya seperti pria sebelumnya.

Tapi menjadi pria baik bukan berarti secara otomatis seseorang berhak mendapatkan cinta balasan. Cinta seharusnya berdasarkan kesetaraan dan pilihan sadar, bukan karena rasa bersalah atau balas budi.

Janji-janji Mendes dalam lagu ini pun terdengar tidak realistis. Ia mengatakan bahwa ia akan menghentikan waktu, tidak akan pernah mengecewakan, dan bahwa ia tidak butuh apa pun selain bangun di samping gadis itu setiap pagi. Janji-janji ini terdengar manis, tapi tidak masuk akal, dan justru menimbulkan pertanyaan apakah ia benar-benar tulus atau tidak.

Namun demikian, di musik videonya memberikan konteks yang lebih dalam. Dalam video tersebut, ditampilkan adegan-adegan kekerasan dalam hubungan, dan lagu ini diakhiri dengan pesan dari hotline kekerasan dalam rumah tangga. Ini merupakan upaya yang baik untuk menunjukkan bahwa hubungan abusif tidak boleh dibiarkan, dan bahwa korban kekerasan perlu mencari bantuan.

Tetapi tetap saja, walau niatnya baik, pendekatan Mendes terasa lebih fokus pada dirinya sendiri daripada benar-benar memberdayakan si gadis untuk membuat keputusan terbaik bagi dirinya. Mendes ingin dianggap sebagai penyelamat alih-alih teman yang mendukung.

Lagu “Treat You Better” memiliki nada yang emosional dan lirik yang catchy, tapi jika didengarkan lebih kritis, liriknya menyingkap pandangan yang cukup problematik tentang cinta, kepemilikan, dan peran gender. Mendes terlihat lebih ingin menjadi pahlawan daripada menjadi teman sejati yang mendukung seseorang untuk bangkit dari hubungan toxic dengan kekuatannya sendiri.

Meskipun lagu ini berhasil menyentuh emosi banyak pendengar dan menyoroti pentingnya keluar dari hubungan yang menyakitkan, penting juga bagi kita sebagai pendengar untuk menyadari bahwa cinta yang sehat bukanlah tentang menyelamatkan seseorang, melainkan tentang tumbuh bersama sebagai manusia yang setara.

Inggrid Tiana