Kadang, ada film yang bikin mikir lama setelah kredit akhir. Nah, Film La Tahzan yang rilis sejak 14 Agustus 2025 merupakan salah satunya. Bukan karena dramanya yang bikin hati remuk, tapi karena ada satu elemen yang terus-terusan nempel di ingatan, yakni unsur mistisnya.
Tepatnya, cerita tentang Asih yang pakai ilmu gaib, atau kalau mau ngomong jujur, ya pelet, buat ‘mengikat’ Reza. Dan buatku, ini nggak cuma jadi bumbu cerita, tapi inti yang bikin konflik di film ini terasa lebih berat dan lebih dingin.
Dari awal, aku sudah tahu Film La Tahzan diangkat dari kisah nyata yang viral di TikTok. Ceritanya sederhana tapi menyesakkan: Alina (Marshanda) kerja keras, sementara suaminya, Reza (Deva Mahenra), di rumah bersama anak-anak dan asisten rumah tangga, Asih (Ariel Tatum). Situasi kayak gini, di banyak cerita, sudah sering jadi pintu masuk masalah. Namun di sini, masalahnya nggak berhenti di soal ‘tergoda’ atau ‘khilaf’. Ada lapisan yang lebih gelap, sebenarnya Asih pakai ilmu mistis (plot twist) untuk membuat Reza tetap memilih dia, apa pun yang terjadi.
Hancurnya Rumah Tangga Akibat Serangan Mistis
Nah, hal mistis (anggaplah pelet) yang dimaksud ini bukan jenis mistis yang dibikin seram-seraman kayak di film horor. Nggak ada penampakan, nggak ada ritual di depan kamera, nggak ada efek visual yang bikin kaget. Justru sebaliknya, semua dibiarkan terasa realistis, persis kisah-kisah pelet yang sering kita dengar dari cerita orangtua, tetangga, atau berita-berita unik di media. Hal mistis itu hadir lewat tanda-tanda halus; perilaku Reza yang makin jauh dari istrinya tanpa alasan logis, hubungan yang terasa nggak wajar, dan keputusan-keputusan yang sulit dijelaskan pakai akal sehat.
Buatku, justru di sinilah seramnya. Karena pelet di La Tahzan nggak dimunculkan sebagai tontonan horor, melainkan sebagai sesuatu yang menyelinap di balik layar, mengubah jalannya hidup seseorang tanpa mereka sadari. Dan itu bikin aku mikir: Kalau benar Reza terpengaruh pelet, berarti dia nggak sepenuhnya punya kendali atas dirinya. Pertanyaan moralnya jadi kabur. Apakah dia bersalah sepenuhnya karena berselingkuh? Atau dia korban dari kekuatan yang memanipulasi pikirannya?
Pelet, menurutku di sini tuh bentuk manipulasi paling ekstrem. Kalau manipulasi biasa masih ngasih ruang buat korban untuk sadar dan melawan, pelet menghapus pilihan itu sama sekali. Ya, hal mistis yang menembus batas logika, memaksa hati dan pikiran tunduk pada keinginan orang lain. Di Film La Tahzan, pelet jadi senjata yang digunakan Asih untuk mengamankan posisinya di hidup Reza. Dan senjata ini bekerja senyap, nggak ada darah, nggak ada ancaman keras, tapi efeknya menghancurkan rumah tangga, menghancurkan hati, dan memporak-porandakan masa depan.
Yang bikin aku makin tertegun adalah cara film ini memposisikan pelet bukan sebatas mitos belaka. Kita nggak disuruh percaya atau nggak percaya, kita disuruh melihat dampaknya. Perubahan Reza, rasa frustrasi dan pasrah di wajah Alina, sampai kebingungan orang-orang di sekitar mereka, semua itu membentuk gambaran bahwa ada sesuatu yang bekerja di luar nalar, sesuatu yang nggak bisa dipecahkan hanya dengan komunikasi atau logika.
Buatku, ini nggak cuma soal akting yang intens, tapi juga soal menyelami karakter yang bergerak di wilayah yang di budaya kita penuh dengan pantangan, rasa takut, dan rasa penasaran. Dan itu mungkin juga yang bikin penonton jadi ikut terhanyut. Karena kita nggak cuma nonton drama rumah tangga, tapi juga berhadapan dengan sesuatu yang, meski nggak terlihat, terasa akrab di telinga kita selaku orang Indonesia.
Ya, cerita seperti ini mungkin jauh lebih banyak dari yang kita kira. Pelet, guna-guna, atau ilmu pengasihan, apa pun namanya, masih hidup di kepala banyak orang, bahkan di zaman sekarang. Dan Film La Tahzan berhasil mengangkatnya tanpa sensasi murahan, justru membiarkannya meresap sebagai ancaman senyap yang memporak-porandakan rumah tangga.
Akhir kata, buat Sobat Yoursay yang tengah merajut mahligai rumah tangga, yuk dijaga terus dengan menjaga kasih sayang dan tentunya doa yang nggak putus-putusnya.
Baca Juga
-
Film Bagus Memang Layak Diapresiasi Berjuta-Juta Penonton
-
Kamu Tahu? Mendapatkan Slot Film Tayang di Bioskop, Nggak Semulus Jalan Tol
-
Review Jujur Selepas Nonton Film Sihir Pelakor, Masih Tayang di Bioskop
-
Review Film The Sparrow in the Chimney: Bara Bergolak di Pesta Keluarga
-
Review Film Nobody 2: Saat Liburan Keluarga Jadi Kacau Banget
Artikel Terkait
-
Film Bagus Memang Layak Diapresiasi Berjuta-Juta Penonton
-
JMS Ditolak Pengadilan, The Echoes of Survivors Tetap Rilis pada 15 Agustus
-
Fadli Zon Ogah Komentari Kualitas Film Kartun Merah Putih One for All: Saya Belum Nonton!
-
Film Animasi Merah Putih: One For All Banjir Cibiran Publik, Menbud Fadli Zon: Saya Belum Nonton
-
Sinopsis Film War 2, Dibintangi Hrithik Roshan dan Kiara Advani
Kolom
-
Film Bagus Memang Layak Diapresiasi Berjuta-Juta Penonton
-
Perayaan Lomba di SDTQ As-Surkati: Menyatukan Tawa, Semangat, dan Ukhuwah
-
Lewat Kebudayaan, Indonesia Perlu Menemukan Kembali Identitasnya
-
Kamu Tahu? Mendapatkan Slot Film Tayang di Bioskop, Nggak Semulus Jalan Tol
-
Proyek Laptop Kemensos: Teknologi sebagai Tameng Pemborosan Anggaran?
Terkini
-
Blue oleh Madein S: Rasa Kehilangan dan Emosional Hadapi Perubahan Hidup
-
Nasib Sandy Walsh dan Tak Ramahnya Tanah Matahari Terbit bagi Pesepak Bola Indonesia
-
Ulasan Novel Lumpu: Ketika Kekecewaan Dapat Mengubah Seseorang!
-
Piala Kemerdekaan 2025: Kans Menang Skuat Garuda Muda Melawan Uzbekistan U-17 KW 2
-
Ulasan Novel Love is a War Song: Perjalanan Cinta Seorang Penyanyi Pop