Avery Fox adalah seorang bintang pop keturunan Muscogee yang sedang berada di puncak kariernya, sepanjang kariernya ia didorong dan dikendalikan oleh ibunya untuk menjadi bintang pop terkenal. Namun, segalanya tiba-tiba runtuh ketika sebuah pemotretan di majalah Rolling Stone saat ia mengenakan topi warbonnet membuatnya menjadi bahan kritikan tajam, ia dituduh melakukan “pretendian”, yang dimana hal tersebut menuai kemarahan publik, bahkan ancaman serius untuknya.
Dalam keadaan tertekan, ibunya mengirimnya untuk bersembunyi di Oklahoma, menumpang di peternakan neneknya yang tak pernah ia kenal.
Di Oklahoma, ia bertemu dengan Lucas Iron Eyes, seorang pekerja peternakan yang hidup menurut tiga aturan, menjaga budaya, merawat kuda, dan tetap menyendiri. Ketika Lucas diperintahkan menjemput Avery, dia awalnya membenci Avery. Namun, ketika keduanya terpaksa bekerja sama untuk menyelamatkan peternakan keluarganya, hubungan mereka berkembang dari akal-akalan menjadi ikatan yang hangat.
Avery adalah karakter yang rapuh sekaligus penuh potensi, seorang selebritas yang mengaku lelah menjadi “produk,” namun pada saat yang sama, merindukan koneksi dengan akar budayanya yang selama ini tertutup. Perjalanannya bukan saja soal cinta, tetapi juga penemuan identitas serta rekonsiliasi dengan warisan keluarga yang lama menghilang.
Lucas adalah kebalikannya. Dia sosok grumpy-sunshine yang menjunjung tinggi budaya dan tradisi Muscogee. Sikap awalnya yang dingin terhadap Avery menaungi kompleksitas empatinya yang perlahan terbuka. Saat mereka bekerja bersama, ketegangan berubah jadi saling memahami, dan Avery dibimbing menemukan hakikat "menjadi Indian" lewat pengalaman dan komunitas nyata, bukan panggung hiburan.
Danica Nava dikenal sebagai penulis rom-com yang tidak hanya menghibur, tapi juga menyentuh isu identitas penting. Dalam "Love Is a War Song", dia mengangkat isu representasi budaya Pribumi dengan empati, dari kontroversi topi warbonnet hingga kesalahpahaman yang Avery alami karena ketidaktahuannya sendiri. Narasinya mengajak pembaca sadar tentang dampak simbol budaya, media sosial, dan cancel culture terhadap individu dan komunitas.
Gaya narasinya hangat, penuh humor, namun juga menggugah. Kirkus menyebutnya “charming rom-com about finding your place and knowing who you are”. Library Journal bahkan secara khusus memuji keseimbangan antara adegan lucu dan lembut, serta cast karakter yang lovable.
Meski kuat di nuansa dan karakter, novel ini memiliki beberapa kelemahan. Beberapa pembaca menemukan pacing cerita tidak konsisten, bab pertama terasa lambat karena fokus pada adaptasi Avery di lingkungan baru, sementara bagian kedua menjadi terlalu terburu-buru menyelesaikan konflik dan romance. Selain itu, dengan sudut pandang yang terbatas pada Avery, Lucas terasa agak misterius sehingga ikatan romantisnya terasa kurang dalam bagi sebagian pembaca yang mengharapkan romansa lebih eksplisit.
"Love Is a War Song" adalah rom-com kontemporer dengan lapisan emosional dan budaya yang kaya. Danica Nava berhasil menghidupkan perjalanan Avery seorang pop star yang runtuh menuju rekoneksi budaya dan komunitas yang kehilangan. Lucas, sebagai simbol tradisi dan ketegaran, memberikan kontras sempurna yang memperkaya romansa dan tema rediscovery.
Novel ini cocok bagi pembaca yang mencari romansa ringan tapi bermakna, dan ingin menyelami kisah cinta yang juga berbicara tentang identitas, warisan, dan keberanian menerima diri sendiri. Begitu banyak elemen memikat, dari humor di peternakan, ketegangan hate-turn-to-love, hingga perenungan soal apa artinya “menjadi Indian” dalam konteks modern.
Identitas Buku
Judul: Love is a War Song
Penulis: Danica Nava
Penerbit: Berkley
Tanggal Terbit: 22 Juli 2025
Tebal: 336 Halaman
Baca Juga
-
Ulasan Novel Den of Liars: Jebakan Ilusi yang Menguji Cinta dan Kepercayaan
-
Novel The Art of Vanishing: Rahasia Museum dan Kisah Romansa Lintas Dimensi
-
Novel My Wife, the Serial Killer: Rahasia di Balik Istri yang Sempurna
-
Novel Funny Story: Dua Orang yang Menemukan Cinta Setelah Ditinggalkan
-
Ulasan Novel The Game is Murder: Perjalanan Memecahkan Misteri di Tahun 1974
Artikel Terkait
-
Mengintip Desain Interior Perpaduan Kontemporer dan Klasik ala Amarta, Inspirasi dari Sansekerta
-
Ulasan Novel Dayon: Harapan yang Tersembunyi dalam Sebuah Nama
-
Ulasan Novel Islammu Adalah Maharku: Di Antara Amin yang Tak Sama
-
Seru! Review 'Pride and Prejudice and Zombies': Romansa dan Teror Wabah
-
Potret Sosial di Balik Kisah Cinta Beda Ormas dalam Novel Kambing dan Hujan
Ulasan
-
Sinopsis Legend of the Female General, Drama China Terbaru dari Zhou Ye
-
Ulasan Buku The Tale of Two Dolls: Boneka Anjing dan Putri yang Angkuh
-
Ulasan Novel Wesel Pos: Sudut Pandang Unik tentang Hidup Masyarakat Urban
-
5 Refleksi Kehidupan dari Weapons, Film Horor Paling Dibicarakan Tahun 2025
-
Ungkapan Rasa Tidak Percaya Diri kepada Kekasih dalam Buku Puisi Silara
Terkini
-
Living In Harmony: Lurik Fashion Show, Pentas Tari, dan Pertunjukan Musik
-
Sinopsis Drama Hide and Sis, Dibintangi Jan Ployshompoo dan Aye Sarunchana
-
HP Infinix Hot 60 Pro, Usung Chipset Helio G200 Terbaru Demi Dukung Produktivitas dan Gaming
-
Demi Menit Bermain, 4 Pemain Abroad Timnas Indonesia Ini Rela Pindah Klub
-
Poco M7 Plus 5G Debut di India 13 Agustus 2025, HP Murah Rp 2 Jutaan dengan Baterai 7000 mAh