Kali ini aku memutuskan menelusuri lorong gelap sinema Korea yang penuh kejutan. Pilihannya jatuh pada Film The Uncle (2018) yang bisa Sobat Yoursay tonton di KlikFilm. Ini merupakan film thriller psikologis yang mungkin nggak terlalu ramai diperbincangkan, tapi diam-diam meninggalkan bekas mendalam setelah menontonnya.
Dengan penyutradaraan Hyoung-jin Kim dan akting dari Jung Ye-jin sebagai Ip-sae, film ini bukti Korea Selatan terus menghasilkan film-film thriller yang nggak hanya menegangkan, tapi juga sarat makna sosial. Kok bisa? Sini deh kepoin bareng!
Sinopsis Film The Uncle
Film yang tayang perdana di Bucheon International Fantastic Film Festival (BIFAN) tahun 2018, mengisahkan Ip-sae, gadis muda berusia 19 tahun. Di usia yang seharusnya lagi semangat-semangatnya menikmati hidup, malah terperangkap dalam tubuh lumpuh dari pinggang ke bawah.
Luka fisiknya hanyalah puncak gunung es. Karena di baliknya tersembunyi trauma yang begitu besar akibat kejadian tragis di masa kecil, termasuk kematian sang ibu yang masih menyimpan banyak misteri.
Hari-hari Ip-sae dijalani dengan pilu, hidup di bawah asuhan seorang pekerja sosial bernama Ja-yeong. Sekilas, Ja-yeong terlihat baik hati, tapi topeng itu segera runtuh.
Ternyata Ja-yeong kerap memperlakukannya dengan kasar, bahkan sering menahan makanan. Ironisnya, Ip-sae pun harus menanggung teror dari remaja laki-laki di sekitar rumah yang meneriakinya dengan kata-kata keji, bahkan nekat memanjat jendela kamarnya untuk hal-hal keji itu.
Ketika situasi sudah begitu rapuh, muncullah sang paman, pria pendiam yang baru saja bebas dari penjara. Tuduhan atas kasus pemerkosaan dan pembunuhan membayangi masa lalunya. Namun justru kehadiran pria inilah mengubah hidup Ip-sae. Dia merawatnya, memberinya perhatian yang tulus. Perlahan, semangat hidup Ip-sae tumbuh kembali.
Namun, hidup bukan drama yang mudah ditebak. Ketika polisi datang dan membuka kembali tabir masa lalu, semua yang sempat terlihat manis mendadak berubah jadi kekacauan. Apa yang sebenarnya terjadi antara paman dan ibunya Ip-sae? Dan siapa sebenarnya monster dalam cerita ini? Tontonlah di KlikFilm!
Review Film The Uncle
Apa yang membuat The Uncle begitu menggugah bukan hanya karena kisahnya yang memilukan, tapi karena bagaimana film ini membolak-balik persepsi kita tentang siapa yang pantas disebut penjahat.
Sejak awal, diriku ditempatkan dalam posisi nggak nyaman. Aku diperlihatkan gadis lumpuh yang disiksa secara emosional dan fisik sama orang-orang terdekatnya. Emosiku ditarik dalam berbagai arah: marah, kasihan, bingung, hingga syok. Ketika sang paman muncul, awalnya aku pun curiga. Bagaimana nggak? Latar belakang kriminalnya membuat diriku suuzon. Eh, ternyata dari dialah muncul kasih sayang yang tulus, bahkan upaya menyelamatkan Ip-sae dari neraka yang selama ini dia tinggali.
Twist yang disajikan di pertengahan dan menjelang akhir cerita benar-benar memutarbalikkan segalanya. Flashback yang ditampilkan menjelaskan, ada cerita besar yang disembunyikan, terutama tentang ibunya Ip-sae dan bagaimana masyarakat (dan keluarga) bisa dengan kejam menutup-nutupi kekejaman hanya demi ‘menyelamatkan nama baik’.
Satu kutipan dari Ip-sae yang dibacakan di awal dan akhir film jadi semacam penegas yang merangkum seluruh isi film. “Kamu tahu, aku bukan monster. Walau aku monster, jangan marah atau menghinaku. Bukankah lebih indah untuk berjuang dan berdiri daripada berbaring diam dengan mata tertutup?”
Dialog ini bukan sebatas kalimat puitis. Ini seperti jeritan batin dari seseorang yang terus-menerus direndahkan dan disalahpahami. Film ini berani menyuarakan bahwa terkadang, ‘monster’ itu nggak lahir begitu saja, tapi diciptakan orang-orang di sekitarnya.
Harus kuakui, Film The Uncle menyajikan banyak adegan disturbing. Beberapa di antaranya cukup sulit ditelan karena menampilkan kekerasan dan pelecehan dalam skala tinggi. Ya, semua itu nggak hadir sebagai gimmick, tapi punya konteks dan bobotnya. Justru dari adegan-adegan itu aku bisa melihat sejauh mana dampak dari kekejaman yang dibiarkan.
Lebih dari sekadar thriller psikologis, film ini jadi pengingat pahit bahwa dalam kehidupan nyata, banyak orang yang memilih diam saat menyaksikan kekerasan terjadi. Dan lebih menyedihkan lagi, mereka yang jadi korban seringkali nggak diberi ruang untuk bersuara, apalagi bangkit.
Film The Uncle nggak menawarkan arti bahagia, tapi menawarkan perenungan. Ini bukan tontonan yang cocok untuk semua orang, apalagi bagi yang sensitif pada isu kekerasan dan trauma masa kecil. Siapkan mental kalau mau nonton ya.
Skor: 4/5
Baca Juga
-
Review Film Selepas Tahlil: Ada yang Bangkit Setelah Tahlilan
-
Review Film Sore: Istri dari Masa Depan, Cinta dan Misi Terberatnya
-
Review Film Superman: Resep Lama, Rasa Baru yang Menjanjikan
-
Yang Doyan Musik Sini Kumpul! Reunian Bermusik dalam Film Blur - To the End
-
Review Film The Old Guard 2: Aksi Abadi yang Terasa Hampa
Artikel Terkait
-
Night at the Museum Resmi Digarap Ulang, Karakter-karakter Baru akan Muncul
-
Catat Tanggalnya! Sinopsis 'Wednesday Season 2': Suram dan Penuh Misteri
-
Review Film Selepas Tahlil: Ada yang Bangkit Setelah Tahlilan
-
Review Film Sore: Istri dari Masa Depan, Cinta dan Misi Terberatnya
-
David Dastmalchian Konfirmasi Gabung di Film Street Fighter sebagai Villain
Ulasan
-
Kaum Intelektual Kudu Ngerti kalau 'Literasi bukan Sekadar Calistung' Mulu
-
Potret Isu Patriarki dan Bias Gender yang Diangkat dalam Drama China Reborn
-
Intip Makna Lagu SEVENTEEN 'Ainochikara': Saat Cinta Menjadi Kekuatan Diri
-
Perbaiki Mindset Sukses di Buku Rahasia Meraih Kesuksesan dengan Percepatan
-
Review Film Selepas Tahlil: Ada yang Bangkit Setelah Tahlilan
Terkini
-
Anime Kaoru Hana wa Rin to Saku Rilis Mingguan di Netflix Mulai 7 September
-
Night at the Museum Resmi Digarap Ulang, Karakter-karakter Baru akan Muncul
-
Sempat Dikabarkan Jalin Kontak, 2 Alasan Ini Bisa Bikin Thom Haye Urung Merapat ke Persija
-
Antioksidan Tinggi! 3 Serum Mengandung Black Tea Ampuh Hempas Kulit Kusam
-
Jensen Ackles Bocorkan Spin-off The Boys Terbaru Mulai Syuting Bulan Depan