Taman Pasir, novel karya Sintia Astarina yang diterbitkan oleh Grasindo pada tahun 2014. Novel ini berjumlah 272 halaman dengan mengusung persahabatan yang kental.
Bercerita tentang persahabatan lawan jenis antara Pamela Agea dan Kelvin Amadeo. Pertemuan mereka berawal dari Kelvin yang tidak sengaja menabrak Gea dengan sepedanya. Kelvin yang sewaktu itu masih berusia 10 tahun meminta maaf dan merasa bersalah atas kelalaiannya.
Walaupun sempat mengejek Kevin karena masih menggunakan sepeda beroda tiga, Gea memaafkannya dan mengajak Kevin untuk pergi bersamanya ke taman Pasir. Di situlah anak-anak bersenang-senang bersama Paman Pasir. Mereka selalu menyanyikan lagu-lagu tradisional. Hal itu adalah bentuk usaha Paman Pasir melestarikan lagu-lagu tradisional.
Kedekatan Gea dan Kelvin tidak waktu kecil saja, melainkan sampai mereka SMA, keduanya masih dekat menjunjung tinggi persahabatan. Suatu ketika, Gea menunjukkan tempat di taman pasir yang tidak diketahui oleh siapapun kepada Kelvin. Ada air mancur, walaupun tidak terawat namun tempat ini merupakan tempat ternyaman pertama mereka.
Di tempat itulah mereka membicarakan mimpi, keseharian, belajar, dan menghabiskan waktu bersama. Gea bermimpi untuk menjadi penulis dan pergi ke Filipina. Sedangkan Kelvin bermimpi menjadi atlet sepeda.
Sedikit cerita tentang Kelvin, laki-laki itu adalah putra dari mantan atlet sepeda. Namun, Ayahnya sekarang membuka bengkel di depan rumah untuk menghidupi keluarganya. Walaupun uang yang dihasilkan tidak banyak, itu cukup untuk keluarga kecilnya.
Beberapa hari sebelum ujian, Gea mendapat kabar dari orang tuanya bahwa Ayahnya harus berpindah tugas ke Filipina. Itu artinya, mimpinya semakin dekat. Tapi, Gea tidak mau meninggalkan sahabatnya. Dia belum bisa memutuskan apakah ikut bersama orang tuanya adalah pilihan yang tepat.
Kelvin bilang, Gea tidak perlu khawatir dengan persahabatan mereka. Teknologi sudah canggih, mereka bisa menelpon, mengirim pesan, bahkan bisa bertatap muka lewat video. Ucapan Kelvin membuat Gea sadar dan berakhir dia memutuskan untuk terbang meninggalkan kota kelahirannya.
Kelvin senang dan bangga terhadap keputusan Gea. Mereka saling mendoakan yang terbaik dan mengejar mimpi bersama di tempat yang berbeda.
Lalu, apakah misi membuat mimpi itu menjadi nyata berhasil? Bagaimana hubungan keduanya? Apakah masih tetap sama? Atau persahabatan makin melemah?
Untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut, kamu dapat membacanya di novel Taman Pasir karya Sintia Astarina.
Ketika membaca novel ini, pembaca akan menemukan seberapa kuat arti persahabatan. Di mana persahabatan itulah yang membuat pembaca tersihir, bagimana hari mereka terlewati bersama dan membersamai ketika suka maupun duka.
Tidak hanya saat senang saja mereka bersama, keduanya memberikan semangat juang positif yang harus dipunya anak muda zaman sekarang. Kepercayaan, dukungan, kesetiaan, kejujuran, dan kesenangan bersama adalah aspek penting dalam persahabatan.
Selain mengandung pesan moral yang mendalam, novel ini relevan dengan kehidupan nyata. Persahabatan memang kerap terjadi di antara manusia. Namun, jika lawan jenis terikat hubungan, terkadang memunculkan rasa yang berbeda seperti, cinta.
Novel ini tidak berhubungan dengan percintaan. Kisah mereka murni tentang persahabatan, tidak ada campur tangan cinta-cintaan. Ini yang membuat berbeda dengan novel lainnya. Karena sejatinya, walaupun besar kemungkinan rasa cinta datang dalam persahabatan, tetap ada segelintir persahabatan yang awet tanpa adanya percintaan.
Sayangnya, novel ini agak membosankan untuk pembaca yang menginginkan adanya romansa di antara mereka. Pada bagian bab tertentu, juga terdapat beberapa kalimat yang mencampurkan bahasa formal dan informal. Jadi, agak kurang nyaman saat membaca bagian tertentu.
Sebaiknya, penulis menggunakan satu bahasa saja, antara bahasa formal dan informal agar lebih nyaman saat dibaca. Secara keseluruhan, novel ini akan cocok dibaca oleh remaja dan orang dewasa yang rindu masa-masa remaja.
Baca Juga
-
Ulasan Novel Oregades: Pilihan Pembunuh Bayaran, Bertarung atau Mati
-
Ulasan Novel Take Me for Granted: Menemukan Rasa Bahagia di Antara Luka
-
Ulasan Buku Kepada yang Patah: Pulih terhadap Luka yang Ditinggalkan
-
Ulasan Novel Mayday, Mayday: Berani untuk Berdiri Setelah Apa yang Terjadi
-
Ulasan Novel Three Sisters: Perempuan di Pasca-Revolusi Kebudayaan Tiongkok
Artikel Terkait
Ulasan
-
Review Film Romcom Netflix Korea 'Love Untangled': Butterfly Era Banget!
-
Ulasan Novel Karung Nyawa: Nggak Hanya Klenik Semata, Tapi Full Kekecewaan!
-
Review Film The Woman in Cabin 10: Mengulik Misteri di Tengah Lautan
-
Novel Ada Zombie di Sekolah: Ketika Pesta Olahraga Berubah Jadi Mimpi Buruk
-
Ulasan Novel Rumah Lentera: Teenlit Yang Nggak Cuma Omong Kosong Remaja
Terkini
-
Be the Spotlight! Intip 4 Tren Gaya Rambut Pevita Pearce Bikin Auto Kece
-
Baunya Wangi, tapi Bahayanya Tetap Sama: Ancaman Kesehatan di Balik Tren 'Nge-Vape'
-
Kasus Kepala Sekolah Cimarga dan Siswa Berakhir Damai Usai Saling Memaafkan
-
Resmi Putus! Jovial dan Kezia Aletheia Mengakhiri Hubungan Setelah 6 Tahun
-
Pecinta Horor Wajib Tahu! 5 Film Horor Lokal Ini Lagi Hits di Netflix