Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Ardina Praf
Buku She and Her Cat (goodreads.com)

Pernah nggak sih, kamu duduk diam memandangi kucing peliharaanmu, lalu bertanya-tanya... “Apa sih yang sebenarnya mereka pikirkan tentang hidup ini? Tentang kita, manusia yang mereka temani tiap hari?”

Nah, rasa penasaran itulah yang menjadi tema di novel Jepang berjudul She and Her Cat: Stories. Dan seperti judulnya, buku ini tentang dia, si perempuan, dan kucingnya.

Buku ini menyajikan empat cerita pendek yang saling terhubung, masing-masing mengangkat kisah seorang perempuan dan kucing yang hadir di hidupnya. Tapi yang bikin spesial, sudut pandangnya ditulis secara bergantian, kadang dari si manusia, kadang dari si kucing.

Jadi kita nggak cuma melihat bagaimana manusia memperlakukan hewan peliharaan mereka, tapi juga bagaimana kucing-kucing itu melihat manusia mereka. Dan jujur, itu bagian yang paling menyentuh.

Setting-nya sederhana, semua berlatar di lingkungan perumahan biasa di Tokyo. Tapi justru di situlah daya tariknya. Tidak ada drama berlebihan ataupun plot twist yang mencengangkan.

Hal yang ada hanya tentang kesepian yang membuat hubungan manusia dan kucing terjalin secara perlahan.

Cerita novel ini bermula dari seorang pegawai kantoran yang mengadopsi kucing liar untuk menemani harinya yang sepi.

Dari situ, benang merahnya mengalir ke cerita-cerita lain, seperti seniman muda yang membangun koneksi dengan kucing lokal, gadis remaja yang sedang berduka lalu bertemu anak kucing kecil, hingga seorang wanita dewasa yang membuka diri untuk merawat seekor kucing.

Hal yang menarik dari novel ini adalah ceritanya yang tidak berlebihan atau dramatis. Ceritanya lembut, pelan, dan mengalir seperti sore hari yang tenang.

Terkadang kalian akan dibuat tersenyum, tapi juga sedih. Terutama ketika melihat bagaimana kucing sebenarnya memperhatikan manusia ketika mereka sedang bersedih, bingung, atau hanya butuh teman.

Gambaran hal-hal kecil di setiap bagian kisahnya membuat novel ini terasa dekat dengan kita. Hal inilah yang menjadi daya tariknya.

Kesendirian di tengah hiruk-pikuk kota, resah soal pekerjaan atau hubungan, kehilangan yang diam-diam mengendap, sampai ke keinginan sederhana untuk dipahami, tanpa harus banyak kata.

Lewat narasi para kucing, kita bisa melihat bahwa ternyata mereka juga ‘merasakan’ semua itu, walau tidak dengan bahasa manusia.

Tidak hanya dari sisi manusia saja, perasaan kucing juga ditunjukkan di sini. Mereka juga bisa merasakan perasaan sedih, cemburu, atau kebingungan. Dan itu menjadi bagian yang cukup sedih

Gaya tulisannya juga ringan tapi menyentuh. Nggak terlalu berat, cocok banget buat dibaca sambil ngeteh atau saat kamu lagi pengin sesuatu yang adem tapi tetap meninggalkan kesan.

Yang jelas, ini bukan jenis buku yang bikin kamu deg-degan atau teriak “plot twist!” Tapi dia seperti mampu mengisi ruang kosong yang ada di hatimu.

Buku ini seperti pengingat lembut bahwa terkadang, kita nggak butuh solusi besar untuk menghadapi hidup. Kadang, yang kita butuhkan cuma teman kecil yang duduk diam di samping kita, mendengkur pelan, dan tetap tinggal meski kita nggak bilang apa-apa.

Buat kalian yang suka dengan novel dengan tema kucing atau novel cozy, She and Her Cat ini menjadi pilihan yang tepat untuk teman membaca kalian. Apalagi kalau kamu pecinta kucing, dijamin makin nempel.

Pada akhirnya, buku ini bukan hanya tentang kucing, tapi tentang kita semua. Tentang rasa sepi, perasaan cinta, dan mencari tempat pulang yang dibalut dalam kisah sederhana.

Ketika membaca novel ini jangan lupa siapkan tisu ya, karena kalian pasti akan mewek!

Ardina Praf