Mickey 17 (2025) merupakan sebuah film fiksi ilmiah dark-comedy yang diarahi oleh sutradara Bong Joon-ho. Ia merupakan sutradara peraih Oscar asal Asia lewat proyek filmnya yang bertajuk Parasite. Film ini merupakan hasil adaptasi dari karya novel bertajuk Mickey7 milik Edward Ashton.
Film Mickey 17 menampilkan kepiawaian akting dari Robert Pattinson sebagai Mickey Barnes, yakni seorang pekerja yang terus-menerus menjadi bahan percobaan kloning tiap kali dirinya meninggal untuk sebuah misi kolonisasi planet es bernama Niflheim.
Film yang disinyalir telah menelan anggaran produksi sebesar $118 juta ini juga diramaikan oleh penampilan dari Naomi Ackie, Steven Yeun, Toni Collette, dan Mark Ruffalo.
Awal kisah dimulai dari kehidupan sehari-hari Mickey Barnes, seorang pekerja yang tugasnya yakni menjalankan misi berbahaya dalam usaha untuk kolonisasi planet Niflheim. Tiap kali ia meninggal, tubuhnya akan diregenerasi dengan memanfaatkan sebagian besar memorinya yang masih utuh. Konflik pun perlahan muncul saat Mickey ke-17 menyadari bahwa versi dirinya yang sebelumnya, yakni Mickey ke-16, ternyata masih hidup dan memicu pertanyaan terhadap dirinya mengenai identitas, nilai diri, hingga eksistensi.
Naskah yang turut digarap oleh Bong Joon-ho sukses memadukan elemen fiksi ilmiah yang dibalut dengan sebuah humor gelap, sehingga menghadirkan sebuah narasi yang lucu sekaligus memprovokasi atas pemikiran. Film ini menjelajahi isu-isu yang berat, seperti eksploitasi korporat, kolonisasi luar angkasa, hingga krisis identitas berdasarkan penggunaan satir yang tajam.
Darius Khondji, seorang sinematografer, sukses menangkap aspek estetika futuristik yang gelap tetapi memikat penontin. Penggunaan warna-warna yang dingin dengan pencahayaan yang berbeda sepanjang film ini, sekaligus menekankan adanya atmosfer planet es Niflheim, yang menciptakan sebuah visual yang memikat dan persis dengan penggunaan tone cerita. Desain produksi yang detail turut menambah penjelajahan terhadap dunia fiksi yang dibangun dan sukses membuat para penonton hanyut dalam realitas fiksi ilmiah yang rumit.
Robert Pattinson sebagai pemeran utama juga dinilai berhasil dalam menghadirkan penampilan yang berkesan sebagai Mickey Barnes dengan menampilkan kompleksitas emosional karakter ketika harus menghadapi sebuah dilema yang ada di hadapannya. Kemampuannya dalam memadukam humor dan aspek serius sekaligus menambah lapisan baru lainnya sepanjang narasi film.
Naomi Ackie, Steven Yeun, Toni Collette, dan Mark Ruffalo juga sukses dalam menciptakan penampilan solid yang turut mendukung adanya dinamika cerita, meski sejumlah karakter pendukung disebut kurang untuk memperoleh pengembangan karakter yang sesuai.
Saat hari pembukaan di Amerika Serikat, Mickey 17 tercatat telah mendapatkan $7,7 juta yang menjadikannya sebagai film non-waralaba dengan debut tertinggi sepanjang tahun tersebut. Proyeksi pendapatan akhir pekan juga disebut mencapai $20 juta yang menandakan adanya minat penonton yang tinggi untuk film dengan kombinasi genre yang unik dan tema yang diberikan.
Mickey 17 merupakan bukti nyata dari hasil eksplorasi eksistensial yang dipadu dengan fiksi ilmiah dan sentuhan humor gelap sembari tetap berhasil dalam mengangkat isu sosial. Bong Joon-ho sukses dalam menghadirkan narasi yang memikat perhatian penonton dengan didukung oleh penampilan yang kuat dari para pemeran serta visual yang memukau. Meski ada beberapa elemen terasa seperti tidak merata dan sempurna, film ini masih tetap mampu untuk menghadirkan pengalaman sinematik yang provokatif sekaligus lucu.
Hal ini menjadi sebuah perpaduan genre yang sukses. Mickey 17 dengan tegas kembali menghadirkan keahlian dari sutradara pemegang Oscar, Bong Joon-ho, dalam menampilkan sebuah cerita yang rumit tetapi mampu dalam menggugah pemikiran para penontonnya.
Baca Juga
-
Rilis First Look, Sutradara Film Harry Potter Kritik Hagrid Versi Serial
-
Umumkan Tunangan, Taylor Swift dan Travis Kelce Buat Instagram Sempat Crash
-
Kembali Diterpa Rumor, Jimin BTS Disebut Berkencan dengan Song Da-eun
-
Rich Brian Pulang Kampung! Siap Guncang Jakarta di Konser Where Is My Head?
-
Kode Keras, Sutradara Bongkar Ide Cerita untuk Sekuel Kpop Demon Hunters
Artikel Terkait
-
Review Film The Monkey, Perpaduan Genre Komedi dan Horor yang Unik
-
Review Film Cloud: Dunia Digital yang Menelan Kemanusiaan
-
Bukan Sekadar Film, Anies Baswedan Sebut 'Sore' Mahakarya yang Mengaduk Emosi dan Logika
-
Review Film A Normal Woman: Perjalanan Menemukan Diri di Tengah Luka!
-
Review Film Ghost Train: Teror Tanpa Akhir di Jalur Bawah Tanah
Ulasan
-
Review Film Operation Hadal: Aksi Militer Tiongkok yang Penuh Adrenalin!
-
Ulasan Novel The Lover Next Door: Ketika Jodoh Tak Akan Pergi ke Mana-mana
-
Review Film Gereja Setan: Horor Mencekam yang Mengguncang Jiwa dan Iman
-
Belajar Merayakan Mimpi yang Nggak Sempurna dari Film In the Nguyen Kitchen
-
Review Film Lintrik: Ilmu Pemikat, Cinta Segitiga yang Berujung Petaka!
Terkini
-
Akhirnya, Gerald Vanenburg Setuju dengan STY Terkait Masalah Timnas U-23 yang Satu Ini! Sadar?
-
Rumah Ludes Dijarah, Eko Patrio Kini Ngontrak dan Bantah Kabur ke Luar Negeri
-
Profil Komjen Dedi Prasetyo: Jenderal Profesor Calon Kuat Kapolri Pilihan Prabowo?
-
Dengar Keluhan Pengungsi Banjir Bali, Gibran Tegaskan Rumah dan Fasum Rusak Akan Dibangun Ulang
-
Vanenburg Out? 2 Alasan Krusial PSSI Harus Evaluasi Pelatih Timnas Indonesia U-23!