Anime Hunter X Hunter sudah memasuki chapter 398. Pada chapter sebelumnya, chapter 397, membahas masa lalu Chrollo dan kawan-kawannya yang akhirnya membentuk ‘Troupe’. Pada chapter terbaru kali ini, cerita kembali bergeser ke perang Mafia Kakin di atas kapal Paus Hitam yang sedang berlayar menuju Benua Hitam.
Pada chapter 398, terdapat beberapa kejadian penting yang berkaitan dengan kelanjutan perang Mafia Kakin. Berikut adalah beberapa peristiwa penting dalam Hunter X Hunter chapter 398.
Kejadian pertama dibuka dengan penyelidikan keberadaan markas keluarga Heil-Ly oleh Nobunaga, Phinks, dan Feitan. Menyandera seseorang yang mereka temukan disebuah ruangan, Troupe memaksa pria tersebut untuk membuka kamar yang dicurigai oleh keluarga Xi-Yu dan Cha-R sebagai markas keluarga Heil-Ly.
Ketika pintu akan dibuka, Nobunaga dan Phinks berdebat tentang kemampuan dari orang yang diserang oleh Hinrigh menggunakan pisaunya.
Phinks mengatakan jika mereka masuk ke dalam kamar tersebut, maka akan diteleport paksa ke suatu lokasi. Namun, Nobunaga membantah dengan mengatakan bahwa kemampuan teleport adalah tipe emission. Sedangkan kemampuan yang dihadapi oleh Hinrigh sebelumnya lebih cocok disebut sebagai conjuration.
Phinks membantah perkataan Nobunaga dengan dugaan bisa saja itu tipe spesialis. Peredebatan belum usai, Feitan memaksa pria yang mereka sandera untuk membuka pintu.
Setelah pintu dibuka, tidak ada yang terjadi. Jebakan yang sebelumnya disaksikan Hinrigh tidak aktif ketika Troupe masuk. Merasa aman, mereka melanjutkan penyelidikan ke toilet di ruangan tersebut.
Pintu toilet yang awalnya terkunci, akhirnya dibuka dengan paksa. Ketika dibuka, mereka masih belum menemukan orang yang mereka cari. Namun, mereka menemukan sebuah pintu rahasia di dalam toilet tersebut.
Melihat kejadian tersebut Troupe menduga ada beberapa kemungkinan. Pertama, pintu toilet yang terkunci kemungkinan dikunci oleh tubuh ganda penghuni ruangan tersebut. Kedua, kemungkinan penghuni keluar melalui toilet dan pintu rahasia dan mengunci keduanya. Kemungkinan kedua, bisa jadi kuat karena hal tersebut efektif untuk mengulur waktu.
Namun, Feitan membantah dengan mengatakan pintu tersebut adalah jebakan dan orang tidak bisa masuk. Mendengar hal tersebut, Nobunaga menduga bahwa sisi dinding adalah jalan lain penghuni kamar agar dapat melarikan diri.
Tak mengerti dengan penjelasan Troupe, pria yang disandera tersebut tiba-tiba dipaksa masuk ke sebuah ruangan lain. Diikuti Troupe dari belakang, pria tersebut langsung masuk tanpa curiga. Namun, tidak terjadi apa-apa. Merasa semuanya aman, Phinks memaksa pria tersebut keluar dari ruangan dan kembali masuk. Tanpa diduga, setelah keluar, pria tersebut dengan cepat melarikan diri.
Dikejar oleh Feitan, pria tersebut tak mampu melawan dan memutuskan untuk menuruti perintah masuk kembali ke dalam ruangan. Ketika melangkahkan kaki kembali ke dalam ruangan, pria tersebut langsung menghilang tanpa jejak.
Berdasarkan kejadian tersebut, Nobunaga menduga bahwa kemampuan tersebut adalah tipe landmine (kekuatan nen yang dipasang pada area tertentu yang terbatas pada dua atau tiga lokasi) bukan tipe barrier (jebakan yang dipasang pada area luas dan aktif via objek yang diisi oleh nen, semacam jimat tali atau kertas) yang mereka duga di awal.
Meski sudah mengetahui kemampuan musuh, Troupe tetap melanjutkan penyelidikan untuk mengetahui batas kemampuan tersebut. Phinks memiliki dua dugaan. Pertama, jika kekuatan tersebut harus diaktifkan kembali setelah menteleport seseorang, mereka cukup menunggu penggunanya untuk datang.
Kedua, jika aktif secara terus menerus, artinya pengguna kemampuan tersebut telah menunggu disisi seberang. Untuk membuktikan dugaan Phinks, Feitan memaksa beberapa orang untuk masuk ke ruangan tersebut. Sesuai dugaan, kemampuan tersebut terus aktif dan menteleport orang-orang yang masuk.
Mengetahui dengan jelas kemampuan musuh, Feitan berencana untuk mengaktifkan kemampuan teleport tersebut dengan cara masuk ke dalam ruangan. Tapi, tanpa diduga, Wang dan Hinrigh datang menghampiri mereka.
Kejadian kedua adalah ketika persiapan masuk ke dalam ruangan untuk mengaktifkan teleport. Hinrigh mengatakan bahwa mereka tidak ingin cari masalah. Demi menjaga keseimbangan antar Keluarga Mafia Kakin, ia bersedia membantu Troupe untuk menghancurkan Keluarga Heil-Ly. Mendengar tawaran Hinrigh, Nobunaga menolak dan mengatakan bahwa mereka sudah siap untuk berangkat.
Berbeda dengan Nobunaga, Phinks dan Feitan masih ragu-ragu. Feitan juga menanyakan bagaimana cara Hinrigh membantu mereka. Hinrigh menjelaskan tentang kemampuannya dan langsung mempraktekkannya. Ia mengubah sebuah alat pelacak menjadi sebuah kerang.
Dengan ini, mereka bisa melacak keberadaan markas keluarga Heil-Ly jika seseorang memakannya. Namun, kelemahannya adalah, jika kerang ini dimakan oleh warga sipil, maka tidak akan lama bagi keluarga Heil-Ly untuk menemukan pelacak tersebut.
Maka dari itu, salah satu dari mereka yang memiliki kemampuan nen harus memakannya. Troupe menolak usulan Hinrigh karena tidak ada dari mereka yang ingin memakannya. Dengan cepat Hinrigh memutuskan untuk memakan kerang tersebut dan berangkat menuju markas musuh.
Ia menjelaskan kepada Troupe dan Wang bagaimana cara kerja transmitter dari alat pelacak yang ia makan. Akhirnya ditentukan bahwa Troupe yang menerima transmitter dari pelacak milik Hinrigh. Setelah Hinrigh pergi, Troupe kemudian berdebat tentang arah mana yang harus mereka ambil untuk menemukan posisi Hinrigh yang diteleport. Setelah menghitung ukuran kapal, Nobunaga dan Phinks tidak memiliki pandangan yang sama.
Kejadian ketiga berfokus di tempat Hinrigh. Hinrigh yang berhasil teleport, tidak berhasil menemukan siapapun. Namun, tiba-tiba muncul seseorang dari belakang. Rupanya, orang tersebut adalah Nobunaga yang ikut menyusul Hinrigh. Nobunaga mengatakan bahwa tingkat keselamatan akan lebih tinggi jika mereka berdua. Setelah menjelaskan alasannya, Nobunaga menyerahkan arah yang akan mereka tuju kepada Hinrigh.
Memulai penyelidikan, Nobunaga merasakan bahwa ada sesuatu dibalik tembok. Tapi, ketika ia akan menjebol tembok tersebut dengan pedangnya, ia dihalangi oleh nen yang menyelimuti tembok. Gagal menjebol tembok, mereka melanjutkan penyelidikan ke area toilet. Namun, dari banyaknya toilet yang mereka selidiki, tetap tidak ditemukan seorangpun di sana. Penyelidikan akhirnya mereka lanjutkan kesebuah ruangan yang terlihat seperti ruangan laundry. Chapter 398 pun berakhir.