Setelah 23 tahun, Sherina dan Sadam akhirnya kembali melanjutkan petualangannya dan mengajak kalian untuk menjelajahi hutan Kalimantan di 'Petualangan Sherina 2'!
Film ini bercerita tentang Sherina dan Sadam yang tak sengaja 'reuni' di Kalimantan. Dalam ceritanya, Sherina bertugas melakukan peliputan pelepasliaran orangutan di sebuah LSN bernama OUKAL (Orang Utan Kalimantan). Tanpa disangka, Sherina justru bertemu dengan sahabat lamanya, Sadam, yang kini bekerja sebagai program manager di lembaga tersebut.
Sayangnya, reuni manis itu harus terhenti karena seekor anak orangutan yang telah dilepaskan kembali ke alam liar diculik oleh sekelompok penyelundup satwa langka. Mengetahui hal itu, Sherina dan Sadam pun bekerja sama untuk menyelamatkan anak orangutan tersebut.
Film berdurasi 126 menit ini akan menghibur kalian dengan momen-momen nostalgia, koreografi yang menyenangkan, aransemen musik yang totalitas, dan akting teatrikal yang memukau.
Fakta Menarik di Balik Film 'Petualangan Sherina 2'
1. Berlokasi di Kawasan Perhutanan Kalimantan Tengah
Dengan plot utama yang mengisahkan penyelamatan seekor anak orangutan, sekitar 70% lokasi syuting pun dilakukan di kawasan perhutanan Kalimantan Tengah. Sutradara 'Petualangan Sherina 2', yakni Riri Riza, juga menjelaskan bahwa Kalimantan Tengah memiliki elemen alam yang mendukung genre action, adventure, dan musikal.
2. Hadirkan Tema Musikal Berbalut Action-Adventure
Tidak hanya mengajak kalian untuk ikut berdansa dan menari dengan lagu-lagu indahnya, 'Petualangan Sherina 2' juga memberikan pengalaman luar biasa dengan aksi dan petualangan yang epik. Film ini masih menyajikan cerita dengan karakter utama sebagai pahlawan, sementara sekelompok penyelundup satwa langka menjadi sumber konflik yang menciptakan ketegangan.
3. Terdapat Sederet Pemeran Baru
Di petualangan ini, Sherina dan Sadam masih ditemani pemeran lama, salah satunya yaitu Mathias Muchus dan Uci Nurul sebagai orang tua Sherina. Namun, ada juga beberapa pemeran baru yang hadir, yakni Isyana Sarasvati berperan sebagai Ratih, Quinn Salman berperan sebagai Sindai, Chandra Satria berperan sebagai Syailendra, Randy Danistha yang berperan sebagai Dedi, Ardit Erwandha yang berperan sebagai Aryo, dan Kelly Tandiono yang berperan sebagai Pingkan.
4. Sherina Didapuk Sebagai Music Director untuk Filmnya
Selain menjadi pemeran utama, Sherina juga didapuk sebagai music director dalam film 'Petualangan Sherina 2', menggantikan peran mendiang Elfa Secioria yang merupakan music director di film sebelumnya. Dibantu produser berbakat, Mira Lesmana, dan kakak dari Sherina, Virania Munaf, Sherina berhasil mempersembahkan tujuh lagu baru dengan melodi yang indah dan lirik yang relevan dengan adegan dalam film.
5. Derby Menyumbangkan Vokalnya
Dalam film 'Petualangan Sherina', Derby Romero tidak menyanyikan sendiri lagu-lagunya, melainkan diisi oleh penyanyi lain bernama Rado Purba. Pada kesempatan ini, Derby berkontribusi menyumbangkan suaranya untuk mengisi tiga lagu di film 'Petualangan Sherina 2', yaitu 'Nostalgia Bersama', 'Sayu', dan 'Mengenang Bintang'.
6. Scene Pelepasliaran Orangutan Diambil dengan Teknik One Take Shot dan Telah Mengantongi Izin
Riri Riza menjelaskan proses penggarapan adegan pelepasliaran orangutan dilakukan dalam teknik one take shot. Mengingat orangutan merupakan satwa yang dilindungi, maka segala perizinan terkait penggunaan hewan telah melalui proses yang legal dan jelas. Para kru juga telah mempersiapkan semua hal terkait syuting dengan sangat detail agar tidak ada resiko sedikit pun terhadap orangutan.
7. Tampilkan Momen-momen yang Membawa Nostalgia
Film 'Petualangan Sherina 2' banyak menampilkan momen-momen yang membawa nostalgia pada film tahun 2000-nya. Di antaranya yaitu ransel Sherina saat kecil, panggilan "Yayang", melewati malam berdua dengan menatap bintang, bekal Sherina, donat gula, ciuman di kening, dan masih banyak lagi.
‘Petualangan Sherina 2’ Soroti Isu Perdagangan Orangutan dan Satwa Langka
Mengutip dari Hellymedia, Mira Lesmana mengaku mengangkat topik pelepasliaran orangutan ke dalam film 'Petualangan Sherina 2' karena Sherina yang diundang oleh lembaga konservasi orangutan Kalimantan bernama Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF) untuk ikut menyaksikan pelepasliaran orangutan di Kalimantan.
Tak hanya soal pelepasliaran, 'Petualangan Sherina 2' juga menyoroti isu perburuan dan perdagangan satwa langka, terutama orangutan.
Dalam ceritanya, kelompok penyelundup satwa langka berupaya menculik anak orangutan untuk dijual kepada pasangan kaya-raya kolektor satwa, yaitu Syailendra dan Ratih. Bahkan, kelompok ini memiliki 'orang dalam' yang bekerja di balai konservasi, yang seharusnya bekerja untuk melindungi satwa-satwa tersebut.
Ironisnya, kisah perdagangan orangutan adalah sesuatu yang benar-benar terjadi di dunia nyata. Melansir dari Kompas, beberapa hari yang lalu, dua bayi orangutan berusia lima bulan berhasil diselamatkan dari kelompok perdagangan satwa internasional yang berencana menjualnya di Medan, Sumatera Utara.
Diketahui bahwa dua bayi orangutan tersebut berasal dari Langsa atau di sekitar Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), dan saat ini sedang menjalani proses rehabilitasi di Pusat Konservasi Orangutan Sumatera (PKOS) di Batumbelin.
Melalui film 'Petualangan Sherina 2', Sherina dan Sadam mengingatkan kita akan pentingnya hidup berdampingan dengan alam dan mengedukasi kita untuk melindungi kehidupan liar yang unik dan rentan. Bukan hanya di hutan Kalimantan, tetapi juga di seluruh wilayah perhutanan Indonesia yang merupakan harta tak ternilai.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.