Setelah sukses dengan ‘Ipar Adalah Maut’, MD Pictures kembali mengangkat kisah rumah tangga penuh konflik ke layar lebar. Kali ini, sutradara Hanung Bramantyo membawa ‘La Tahzan: Cinta, Dosa, dan Luka’, sebuah film drama yang menyoroti lika-liku pernikahan, perselingkuhan, serta konsekuensi pahit dari pengkhianatan.
Masih diadaptasi dari kisah viral TikTok yang dipopulerkan oleh Elizasifaa, film ini menghadirkan premis yang mirip dengan pendahulunya, yaitu hubungan rumah tangga yang diwarnai prahara akibat orang ketiga. Apakah La Tahzan bisa menyaingi kesuksesan ‘Ipar Adalah Maut’?
![Suasana jumpa pers film La Tahzan di MD Place, Setiabudi, Jakarta, Kamis (13/3/2025). [Suara.com/Adiyoga Priyambodo]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/03/13/31474-suasana-jumpa-pers-film-la-tahzan.jpg)
Sinopsis
Ceritanya berpusat pada pasangan suami istri, Reza (diperankan oleh Deva Mahenra) dan Alina (diperankan oleh Marshanda), yang awalnya menjalani kehidupan rumah tangga yang harmonis. Kehidupan mereka mulai berantakan dengan kehadiran Asih (diperankan oleh Ariel Tatum), asisten rumah tangga baru mereka.
Reza yang awalnya adalah suami setia, perlahan terjerumus dalam hubungan terlarang dengan Asih. Perselingkuhan ini tak hanya merusak rumah tangganya, tetapi juga membuka luka yang lebih dalam bagi Alina. Konflik yang mereka hadapi semakin berat, memaksa mereka menghadapi konsekuensi dari setiap pilihan yang telah dibuat.
Adaptasi Kisah Nyata Viral dari Tiktok
MD Pictures tampaknya semakin serius dalam mengangkat kisah-kisah viral dari media sosial ke layar lebar. Setelah keberhasilan ‘Ipar Adalah Maut’, film ‘La Tahzan: Cinta, Dosa, dan Luka’ kembali mengadaptasi cerita populer di TikTok karya Elizasifaa.
Belakangan, embel-embel “diangkat dari kisah nyata” memang jadi daya tarik tersendiri bagi penonton Indonesia. Tren ini semakin berkembang, banyak film mulai mengambil inspirasi dari thread media sosial, podcast, atau bahkan cerita-cerita yang ramai diperbincangkan di TikTok.
Akahkan Sesukses ‘Ipar Adalah Maut’?
Karena berasal dari sumber yang sama dan diproduksi oleh rumah produksi serta sutradara yang sama, wajar jika ke depannya banyak yang membandingkan ‘La Tahzan’ dengan ‘Ipar Adalah Maut’. Film yang sebelumnya disutradarai oleh Hanung Bramantyo itu meraih 4,7 juta dalam 46 hari penayangannya.
Belum lagi, Deva Mahenra kembali berperan sebagai pemeran utama pria si tukang selingkuh, membuat ‘La Tahzan: Cinta, Dosa, dan Luka’ terasa seperti ‘kelanjutan spiritual’ dari film sebelumnya.
Dengan premis yang serupa, ekspektasi penonton terhadap ‘La Tahzan: Cinta, Dosa, dan Luka’ tentu cukup tinggi. Akankah film ini mampu menciptakan sensasi baru seperti pendahulunya? Atau justru akan tenggelam dalam bayang-bayang kesuksesan ‘Ipar Adalah Maut’? Kita tunggu saja saat film ini resmi tayang!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS