Film Jepang yang mengangkat tema nikah muda bukan hanya tontonan hiburan atau kisah cinta biasa. Lebih dari itu, film-film ini menyisipkan pelajaran berharga, mengingatkan penonton bahwa pernikahan adalah sebuah relasi dan komitmen yang tidak bisa dijalankan dengan sembarangan.
Berikut adalah lima film Jepang yang ngajak kita mikir ulang soal nikah muda
1. Curse in Love
Film ini mengisahkan Hanaoka Nao, seorang seniman wagashi berbakat. Ketika Nao berusia enam tahun, ibunya bekerja di toko wagashi berusia 400 tahun bernama Kogetsuan, yang dimiliki oleh keluarga Takatsuki. Saat itu, Nao berteman baik dengan Tsubaki Takatsuki, putra pemilik toko. Namun, hidup Nao berubah drastis ketika ayah Tsubaki ditemukan tewas ditikam. Berdasarkan kesaksian Tsubaki yang saat itu masih kecil, ibu Nao ditangkap sebagai tersangka dan Nao diusir dari toko. Ibu Nao meninggal dunia saat penyelidikan berlangsung, sehingga kebenaran kasus tersebut tidak pernah terungkap.
Lima belas tahun kemudian, Nao dan Tsubaki bertemu kembali di sebuah kompetisi wagashi. Nao langsung mengenali Tsubaki, namun Tsubaki, yang kini menjadi pewaris Kogetsuan, tidak mengenalinya. Nao menyimpan dendam mendalam terhadap Tsubaki, yakin bahwa kesaksiannya telah menghancurkan hidup ibunya dan dirinya.
Tanpa mengetahui identitas asli Nao, Tsubaki tertarik pada keahlian Nao dalam membuat wagashi dan kepribadiannya. Ia yang ingin membatalkan perjodohan keluarganya, secara tiba-tiba melamar Nao. Nao melihat ini sebagai kesempatan emas. Ia menerima lamaran Tsubaki dengan menyembunyikan identitas aslinya, berniat untuk menyusup ke dalam Kogetsuan, mengungkap kebenaran di balik kematian ayah Tsubaki dan membersihkan nama ibunya.
Drama ini penuh dengan misteri, pengkhianatan, dan romansa yang rumit, di mana Nao harus berjuang menemukan kebenaran sekaligus menghadapi perasaannya yang semakin dalam terhadap pria yang secara tidak langsung menyebabkan kehancuran keluarganya.
2. Peach Girl
Mengisahkan Momo Adachi, seorang siswi SMA yang sering disalahpahami karena penampilannya. Dengan kulitnya yang gelap dan rambutnya yang pirang, orang-orang sering menganggapnya sebagai gadis "nakal", padahal ia sebenarnya adalah gadis yang tulus dan lugu.
Sejak SMP, Momo diam-diam menyimpan perasaan untuk teman sekelasnya, Toji. Namun, ia ragu untuk mengungkapkan perasaannya karena rumor yang beredar bahwa Toji hanya menyukai gadis berkulit putih.
Situasi menjadi lebih rumit ketika Kairi Okayasu, siswa paling populer di sekolah, tiba-tiba menunjukkan ketertarikan padanya. Di sisi lain, teman dekat Momo, Sae Kashiwagi, ternyata sangat iri pada Momo dan secara manipulatif berusaha menghalangi hubungan Momo dengan Toji, bahkan Kairi, dengan menyebarkan rumor dan menciptakan kesalahpahaman. Sae juga memiliki kebiasaan meniru Momo dan mencoba merebut apa pun yang Momo sukai.
Momo kemudian terjebak dalam dilema cinta segitiga yang rumit, di mana ia harus menghadapi intrik Sae yang tak ada habisnya, perasaannya yang mendalam pada Toji, dan ketertarikan tak terduga dari Kairi yang selalu ada untuknya. Film ini menyoroti perjuangan Momo untuk menemukan jati dirinya, melawan stereotip, dan memilih jalan cintanya di tengah berbagai drama dan kesalahpahaman yang terus-menerus.
3. My Happy Marriage
Fokus cerita ada pada Miyo Saimori, seorang gadis muda yang telah mengalami kehidupan penuh penderitaan. Sejak ibunya meninggal, ia diperlakukan secara kejam dan semena-mena oleh ibu tiri serta adik tirinya, Kaya, yang memiliki bakat supernatural. Miyo sendiri tidak memiliki kekuatan khusus, yang membuatnya semakin dianggap remeh oleh keluarganya. Ia dipaksa hidup seperti pelayan, menjalani hari-hari yang penuh keputusasaan.
Ketika Miyo mencapai usia menikah, ia dijodohkan dengan Kiyoka Kudo, seorang komandan militer yang terkenal dingin, kejam, dan ditakuti. Kiyoka memiliki reputasi buruk karena semua calon pengantin sebelumnya melarikan diri hanya dalam waktu tiga hari setelah pertunangan mereka. Miyo, yang sudah pasrah dengan nasibnya yang buruk, berasumsi bahwa pernikahannya dengan Kiyoka akan menjadi akhir dari kebahagiaannya. Namun, ketika Miyo tiba di kediaman Kiyoka, ia perlahan menyadari bahwa Kiyoka tidaklah sekejam yang ia dengar. Meskipun awalnya kaku dan menuntut kepatuhan, Kiyoka sebenarnya adalah pria yang baik hati dan penuh perhatian. Seiring waktu, Miyo mulai menemukan kebahagiaan dan kehangatan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Ia mulai membuka hatinya, dan Kiyoka pun perlahan-lahan luluh melihat ketulusan dan kebaikan Miyo.
Di tengah berkembangnya hubungan mereka, muncul ancaman misterius. Kekuatan supernatural jahat mulai mengganggu kedamaian kota dan mengancam stabilitas pemerintah. Terungkap bahwa Miyo mungkin memiliki kekuatan tersembunyi yang telah tersegel, dan warisan keluarganya sangat penting dalam melawan kekuatan gelap ini. Kiyoka dan Miyo harus menghadapi berbagai bahaya, intrik politik, dan misteri yang berhubungan dengan masa lalu dan kekuatan gaib, yang tidak hanya menguji cinta mereka, tetapi juga menentukan nasib negara.
Film ini menggabungkan elemen romansa yang mengharukan dengan fantasi dan aksi, menyajikan kisah tentang menemukan cinta dan kekuatan di tengah kesulitan, serta pentingnya menerima diri sendiri.
4. I'm Underage But I'm Not a Child
Film ini bercerita Karin Oriyama, seorang siswi SMA tahun pertama yang hidupnya sangat dimanjakan dan dilimpahi kemewahan oleh ayahnya yang kaya raya. Karin memiliki standar yang sangat tinggi dalam memilih pacar, dan ia jatuh hati pada Nao Tsurugi, seorang siswa tahun ketiga yang populer di sekolahnya karena ketampanan, kecerdasan, dan keahliannya dalam olahraga. Karin yakin Nao adalah pria sempurna untuknya.
Pada ulang tahunnya yang ke-16, Karin mendapat hadiah yang sangat mengejutkan dari ayahnya, sebuah pengumuman bahwa ia akan menikah dengan Nao Tsurugi, yang ternyata telah dijodohkan dengannya secara rahasia sejak lahir. Karin sangat gembira dengan kabar ini, karena impiannya menikah dengan Nao menjadi kenyataan.
Karin dan Nao akhirnya menikah dan pindah ke sebuah apartemen kecil yang jauh dari kemewahan yang biasa Karin nikmati. Namun, kebahagiaan Karin tak berlangsung lama. Nao dengan jujur mengakui bahwa ia setuju dengan pernikahan ini hanya demi keuntungan finansial dan kemandirian dari orang tuanya, bukan karena cinta. Ia bahkan membuat beberapa aturan untuk hidup bersama, mereka tidak boleh menyebutkan pernikahan mereka di sekolah, mereka harus memasak dan membersihkan sendiri, mereka tidak boleh masuk kamar satu sama lain, dan mereka diizinkan untuk berkencan dengan orang lain.
Karin sangat terpukul oleh kenyataan pahit pernikahannya. Ia yang selama ini selalu dimanjakan, kini harus belajar untuk mandiri dan mengurus diri sendiri. Meskipun begitu, dengan kepribadiannya yang sangat positif dan sedikit naif, Karin bertekad untuk membuat Nao jatuh cinta padanya. Di tengah segala tantangan dan adaptasi hidup baru yang jauh dari kemewahan, Karin berusaha keras untuk mendapatkan rasa hormat dan cinta dari Nao, yang perlahan-lahan mulai melihat sisi lain dari Karin yang selama ini ia anggap manja.
Film ini menyajikan perjalanan Karin yang lucu dan mengharukan dalam menghadapi pernikahan yang tidak didasari cinta pada awalnya dan bagaimana ia tumbuh dewasa melalui pengalaman tersebut. Kehadiran karakter lain, seperti teman masa kecil Karin yang juga menyukainya, menambah dinamika dalam kisah cinta segitiga ini.
5. Honey
Kisah ini berpusat pada Nao Kogure, seorang siswi SMA yang sangat pemalu dan kurang percaya diri. Ia dikenal sebagai sosok yang baik hati, namun karena sifatnya yang penakut, seringkali sulit baginya untuk menolak permintaan orang lain.
Suatu hari, hidup Nao berubah drastis ketika ia bertemu dengan Taiga Onise (diperankan oleh Sho Hirano), seorang siswa dari sekolah lain yang memiliki reputasi buruk. Taiga dikenal dengan rambut merahnya yang mencolok, penampilan yang terkesan seperti anak berandalan, dan tatapan mata yang tajam, sehingga membuat banyak orang takut padanya.
Dalam pertemuan tak terduga, Taiga secara mengejutkan melamar Nao dengan kalimat, "Apakah kamu ingin berkencan denganku dengan janji bahwa kita akan menikah?". Nao, yang ketakutan dan tidak tahu bagaimana menolak, akhirnya mengatakan "ya".
Sejak saat itu, Taiga mulai mendekati Nao. Meskipun penampilannya mengintimidasi, Nao perlahan-lahan menyadari bahwa Taiga sebenarnya adalah pemuda yang sangat baik hati, perhatian, dan bahkan pandai memasak. Di balik citra "berandalan" yang melekat padanya, Taiga memiliki hati yang tulus.
Seiring berjalannya waktu dan mereka semakin mengenal satu sama lain, Nao mulai melihat sisi lain Taiga yang membuatnya memiliki perasaan yang tulus padanya. Film ini menggambarkan perjalanan Nao dalam mengatasi rasa takutnya, memahami Taiga lebih dalam, dan bagaimana sebuah hubungan yang dimulai dengan "lamaran paksa" bisa berubah menjadi cinta yang manis dan tulus.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
