Tomcat merupakan serangga yang tidak asing di Indonesia. Pada tahun 1990 bahkan negara kita ini diserang wabah tomcat yang menyerang masyarakat. Dilansir dari laman situs Kemkes, pada tahun 2012 wabah tomcat terjadi lagi, sehingga pemerintah langsung turun tangan untuk mengatasi wabah tomcat yang menyerang masyarakat. Lalu baru-baru ini, tomcat juga kian ramai diperbincangkan.
Bagaimana gigitan tomcat bisa berbahaya dan bagaimana cara tepat mengobatinya? Simak informasi yang dirangkum dari laman situs Hellosehat berikut ini.
Apa Itu Tomcat?
Tomcat merupakan sejenis serangga yang masuk golongan kumbang. Ukuran tubuhnya hanya 2 cm dan memiliki ciri khas motif belang kuning dan hijau di bagian tengah tubuhnya. Kepala dan ekor tomcat berwarna hitam. Habitat serangga ini biasanya di saluran air, namun terkadang berpindah ke tempat kering saat hujan turun.
Hewan yang bergerak dengan cara merayap ini memiliki racun hemolim atau racun pederin yang berbahaya. Racun ini 12 kali lebih kuat dari gigitan ular biasa. Nah, yang berbahaya dari tomcat bukanlah gigitannya, tapi racun dari gigitan inilah yang menyebabkan iritasi dan sampai kulit melepuh serta perih bukan main.
Sebenarnya istilah ‘gigitan’ kurang tepat untuk tomcat sebab serangga ini menyengat, bukan menggigit. Kontak fisik dengan tomcat bisa menyebabkan tomcat refleks melepaskan racun dari tubuhnya dan menyengat manusia. Itulah sebabnya, manusia dihimbau untuk waspada ketika bersentuhan dengan tomcat.
Saat serangga ini merasa terancam, ia bisa meningkatkan jumlah racun untuk menyerang musuhnya. Jadi, bisa disimpulkan bahwa bahaya dari tomcat adalah racunnya, bukan sengatannya.
Seperti disinggung di atas, racun tomcat sangat berbahaya. Manusia yang terkena sengatan tomcat akan mengalami sensasi terbakar pada kulit, kemerahan, iritasi serius, peradangan, sampai kulit melepuh dan bernanah. Lantas, bagaimana cara mengobat kulit yang telanjur terkena racun tomcat?
1. Bersihkan luka gigitan
Langkah pertama adalah bersihkan luka dan area kulit yang terkena racun tomcat menggunakan sabun dan air. Sabun dapat menghindarkan risiko infeksi pada luka dan mengurangi jumlah racun yang masuk ke dalam kulit.
2. Kompres luka dengan air dingin
Saat gejala akibat racun tomcat mulai terasa, kurangi sensasi tidak nyaman pada kulit dengan mengompres bagian yang terkena racun menggunakan air dingin. Tambahkan es batu ke dalam handuk basah, lalu kompres bagian luka. Kompres air dingin membantu meredakan bengkak, kemerahan dan gatal akibat racun tomcat.
3. Gunakan obat-obatan
Antiseptik mengandung iodin dan salep hidrokortison dosis 0,5-1% dapat mengatasi sengatan tomcat. Selain itu, losion calamine atau aloe vera dalam bentuk krim juga bisa digunakan untuk meredakan iritasi kulit dan melembapkan bagian yang luka. Pastikan bagian yang terkena racun tomcat tidak terpapar sinar matahari langsung agar bekas lukanya tidak menimbulkan noda hitam di kulit yang sulit dihilangkan.
Nah, sudah tahu cara mengobati gigitan tomcat? Jika menemukan tomcat, jangan bunuh serangga tersebut di tempatnya, tapi pindahkan atau usir jauh-jauh agar racun yang ia lepaskan dari tubuhnya tidak terkena kulit manusia. Jika gatal, maka sebaiknya jangan digaruk. Apabila rasa gatal akibat sengatan tomcat tidak kunjung sembuh, minum obat antihistamin untuk mengurangi rasa gatalnya atau lakukan pemeriksaan medis.