8 Alasan Artikelmu Ditolak Editor, Hati-hati Iklan dan Opini!

Ayu Nabila | Hafsah Azzahra
8 Alasan Artikelmu Ditolak Editor, Hati-hati Iklan dan Opini!
Ilustrasi menulis artikel (Pexels/Judit Peter)

Ditolak editor adalah hal tidak mengenakkan yang selalu dihindari penulis. Padahal, meskipun telah membaca syarat dan ketentuan, serta mengikuti kaidah yang ada, terkadang artikel yang dikirim ke suatu media tetap mengalami penolakan. Mengapa hal itu bisa terjadi? Simak 5 alasan artikel yang ditolak editor berikut ini.

1. Istilah

Beberapa penulis terkadang sadar atau tidak sadar mencantumkan istilah yang tidak umum digunakan. Alih-alih membuatmu terlihat pintar, hebat, dan up to date, tindakan ini justru membuat artikelmu ditolak editor.

BACA JUGA: Layanan Cuci Darah Bagi Pasien Gagal Ginjal dengan BPJS Perlu Peningkatan, Ini Saran dari Dokter

Hindari penggunaan kata atau kalimat yang hanya dipahami oleh sekelompok orang tertentu. Karena tulisan yang baik adalah tulisan yang paling mudah dicerna pembacanya. Kamu tentu tidak mau ‘kan, tulisan yang sudah susah payah dibuat mendadak tertolak hanya karena satu kalimat yang tidak umum tersebut.

2. Hak Cipta

Beberapa media ada yang tidak menerima artikel yang memuat lirik lagu dan resep. Hal ini karena artikel jenis ini memiliki hak cipta. Sehingga, sebaik apa pun tulisanmu, mereka tetap tidak akan menerimanya.

3. Kesalahan penulisan

Sebagai orang yang menerima ratusan hingga ribuan artikel setiap harinya, editor tentu malas jika menemukan tulisan yang kurang rapi.

Sehingga, selain harus memperhatikan typo, KBBI, dan PEUBI, penulis juga harus memperhatikan kerapian tulisan dari segi visualnya. Misalnya, dengan mengedit numbering, spasi antar kata maupun paragraf, pemenggalan paragraf, dsb.

4. Iklan

Beberapa media tidak menerima artikel berupa iklan yang bersifat komersial. Sehingga perlu kehati-hatian dan pemilihan kata yang tepat jika ingin mengulas suatu produk.

Jika menulis artikel jenis ini, jelaskan produk secara editorial, dan jangan menyebut brand ternama secara langsung. Kamu bisa menggunakan kata “ala” agar tidak terjadi miskonsepsi.

5. Pembuka

Hindari menulis pembuka yang terlalu singkat. Kamu perlu menulis paragraf pengantar agar pembacamu mengerti topik apa yang ingin dibahas. Namun, kamu juga tidak perlu menulis pembuka yang terlalu Panjang karena akan dipaparkan di bagian isi artikel.

BACA JUGA: CEK FAKTA: Akhirnya Sah, Selamat untuk Ariel NOAH dan Marchella FP

6. Sumber

Sangat penting untuk diperhatikan adalah menulis atribusi pemilik gambar di sumber foto. Karena sebaik apa pun tulisanmu, jika foto yang dicantumkan tidak disertai sumber, maka tulisanmu bisa tertolak.

Sementara jika menulis artikel hasil wawancara, sertakan pula sumber seperti YouTube, Instagram, TikTok, Podcast, dsb. dan nama akun pengunggah agar tulisanmu valid dan kredibel. Tak kalah penting, hindari sumber yang memiliki hak cipta, seperti misalnya aplikasi berbayar (Lysn, Weverse, dll.)

7. Gambar

Agar tulisanmu lebih menarik, sertakan embed berupa gambar atau video. Sehingga, dukungan visual akan membuat artikelmu lebih informatif.

8. Opini

Terakhir, ketika menulis artikel berupa opini, buatlah tulisan yang easy reading. Perhatikan pula analisis kuat dan tulis lah secara personal. Karena opini merupakan artikel yang berupa pendapat si penulis dari sisi yang netral.

Demikian 8 cara agar tulisanmu tidak ditolak editor. Semoga membantu!

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak