Salah satu pemain naturalisasi timnas Indonesia, yakni Jordi Amat kembali mendapatkan sorotan tajam usai menunjukkan performa kurang memuaskan saat membela klubnya Johor Darul Ta’zim di ajang Liga Champions Asia kontra wakil Jepang, Kawasaki Frontale. Melansir dari kanal berita suara.com, Johor Darul Ta’zim harus rela takluk dengan skor mencolok 0-5 dari tim raksasa J1 League tersebut.
Sontak, hal ini mengundang banyak pertanyaan dari pengamat sepakbola nasional mengenai underperformnya Jordi Amat dalam beberapa laga terakhirnya. Tentunya masih hangat diingatan performa Jordi yang dianggap cukup buruk dalam laga kualifikasi Piala Dunia 2026 kontra Irak dan Filipina pekan lalu.
Dalam 2 laga tersebut, penampilan Jordi Amat dinilai sangat buruk sehingga timnas Indonesia harus terbantai 5-1 dari Irak dan hanya meraih hasil imbang 1-1 saat bertandang ke Filipina. Banyak pengamat yang berspekulasi soal penurunan performa Jordi Amat dalam laga tersebut. Mulai dari imbas cedera yang sempat dialaminya beberapa bulan lalu, faktor usia yang mulai menua dan juga penurunan imbas liga Malaysia yang dinilai kurang kompetitif.
Langkah Naturalisasi Banyak Bek Dianggap Cukup Tepat
Seiring dengan menurunkan performa Jordi Amat dalam beberapa laga yang dilakoninya, tentunya membuka kembali beberapa pembahasan dan pertanyaan mengenai langkah Shin Tae-Yong dan PSSI menaturalisasi pemain di posisi bertahan. Melansir dari laman resmi PSSI (pssi.org), sejauh ini timnas Indonesia memiliki 4 pemain keturunan yang berposisi sebagai pemain belakang. Pemain-pemain tersebut adalah Elkan Baggott, Jordi Amat, Shayne Pattynama dan Sandy Walsh.
Kini, timnas Indonesia tengah memproses 4 pemain lagi dan 3 diantaranya merupakan pemain dengan posisi sebagai bek atau defender. Ketiga pemain tersebut adalah Justin Hubner, Nathan Tjoe-A-On dan Jay Idzes. Satu nama lainnya adalah Ragnar Oratmangoen yang berposisi sebagai winger dan gelandang serang.
Sejatinya seorang pemain pastilah pernah mengalami underperform seperti yang tengah dialami oleh seorang Jordi Amat. Maka dari itu, memiliki banyak pemain dengan kualitas setara dalam satu posisi merupakan hal lumrah dalam dunia sepakbola modern agar menutupi celah pemain yang sedang underperform, sekaligus menciptakan persaingan secara sehat antara pemain, khususnya di lingkup tim nasional.
Menaturalisasi banyak pemain bertahan seperti yang dilakukan oleh PSSI dalam beberapa tahun terakhir dinilai memang sudah tepat dilakukan. Belum lagi memang lini belakang timnas Indonesia memang masih memerlukan tambahan kekuatan guna menutup celah yang selama ini dianggap menjadi titik lemah skuad garuda.
Tentunya kita berharap performa Jordi Amat kembali pulih dan dapat mempertontonkan skill terbaiknya seperti saat awal-awal membela timnas Indonesia di tahun 2022. Tidak dapat dipungkiri memang pengalaman dan kemampuan pemain berusia 31 tahun tersebut masih diperlukan di lini belakang timnas Indonesia saat ini.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.