OPINI: Polemik Nikah Muda

Tri Apriyani | isna mar'atus s
OPINI: Polemik Nikah Muda
Ilustrasi cincin pernikahan (unsplash)

Baru baru ini artis Dinda hauw mengejutkan publik dengan kabar pernikahannya dengan Rey mbayang, padahal diketahui sebelumnya bahwa Dinda berpacaran dengan Rizky billar.

Pernikahan ini menggegerkan publik karena dikatakan Dinda dan Rey hanya melakukan pendekatan selama 2 bulan dan taaruf hingga memutuskan menikah pada 10 juli 2020. Banyak respon yang diberikan netizen tentang pernikahan mereka hingga menduduki trending twitter.

Pernikahan ini menjadi pembicaraan netizen dimana Dinda dan Rey yang membuat keputusan menikah muda dan dengan pendekatan yang singkat. Publik menjadi 2 kubu antara yang mendukung nikah muda dan publik yang tidak menyarankan nikah muda.

Pernikahan merupakan sebuah keputusan yang besar dimana hal ini bukan hanya tentang 2 orang sepasang yang mau menikah saja, namun menyangkut keluarga dari kedua belah pihak. Pernikahan juga bukan hanya membutuhkan kata cinta yang diucapkan setiap hari,namun banyak persiapan persiapan yang dijadikan bekal untuk menikah seperti persiapan mental dan finansial.

Mental diperlukan karena menikah itu adalah 2 orang yang menjalani kehidupan bersama dengan 2 kepala yang punya pikiran dan ego masing masing mengharuskan 2 orang ini bisa menerima perbedaan satu sama lain dan untuk menerima perbedaan dan kekurangan pasangan perlu dilakukan pendekatan hingga keputusan untuk menikah.

Finansial juga merupakan hal yang sangat penting disiapkan ketika seseorang menikah, persiapan materi oleh suami untuk istrinya persiapan tempat tinggal dan juga kebutuhan setiap hari rumah tangganya harus disiapkan dengan baik ataupun persiapan untuk mencukupi kebutuhan anaknya kelak,karena kebutuhan seorang anak ini penting dipersiapkan oleh orangtuanya.

Melihat pernikahan antara Dinda hauw dan Rey mbayang menimbulkan keinginan menikah muda oleh banyak orang. Sebenarnya nikah muda bukan suatu hal yang negatif apabila seseorang memang telah benar benar siap untuk manjalankan kehidupan pernikahan dan ketika pasangan tersebut telah menyiapan dirinya, didukung dengan ekonomi yang telah memadai dan juga persiapan mental. Namun bagi yang belum mencapai persiapan matang pernikahan, menikah tanpa bekal yang cukup akan menyulitkan kehidupannya.

Banyaknya kasus nikah muda yang saya ketahui terjadi desa dilakukan oleh mereka yang memutuskan tidak melanjutkan pendidikan dan karena keadaan ekonomi yang kurang. Seperti remaja yang baru menginjak usia 20 tahun yang hidup didesa rata rata telah menikah,padahal belum memiliki persiapan kehidupan pernikahan.

Dengan kurangnya finansial ini menjadikan anak sebagai korban dimana kurang kasih sayang karena orangtua yang sibuk mencari materi. Maka dari itu pentingnya persiapan menuju pernikahan menjadikan menikah bukan suatu hal yang mudah diputuskan. 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak