Masa remaja merupakan masa yang penting dalam tahap pertumbuhan manusia. Banyak perubahan yang terjadi pada masa ini seperti perubahan fisk, emosi dan sosial. Remaja tidak mempunyai posisi yang jelas di mana mereka tidak termasuk dalam kelompok anak-anak maupun kelompok orang dewasa. Mereka hanya akan berkumpul dan membentuk kelompok sendiri dengan yang seusia. Dan inilah tahapan bagi remaja untuk mencari jadi diri.
Dalam proses mencari jati diri, remaja mulai menunjukkan keberadaan diri mereka. Untuk mendapatkan pengakuan dan keberadaanya dianggap di tengah-tengah masyarakat, mereka mulai melakukan berbagai macam hal baik itu hal yang positif maupun yang negatif diantaranya menjadi pemberontak. Perilaku memberontak dari para remaja hanya salah satu bentuk dari kebiasaan remaja yang sedang mencari jati diri.
Tahapan mencari jati diri ini didapati dari pergaulan. Pergaulan itu dimana remaja menemukan hal-hal baru dan bertemu banyak orang. Pergaulan mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam membentuk jati diri seorang remaja dari aspek positif maupun negatif. Pergaulan yang baik dapat membuat sikap remaja tersebut menjadi baik, begitu pula sebaliknya.
Salah satu bentuk pergaulan diantara remaja ketika salah seorang remaja memaksakan diri untuk mengikuti pola hidup dari kelompoknya. Hal ini dapat menyebabkan remaja termakan oleh gengsi sehingga mereka tidak bisa menjadi diri sendiri. Setelah masuk kedalam pergaulan yang didasari oleh gengsi, maka akan timbul rasa tidak percaya diri atau yang sering disebut dengan istilah Insecure.
Kondisi Insecure adalah fenomena kekinian yang didapati oleh seorang remaja dari pergaulan. Menurut Abraham Maslow, insecure dapat dikatakan sebagai suatu kondisi psikis dimana seseorang merasa tidak aman, menganggap dunia sebagai hutan yang mengancam dan kebanyakan manusia berbahaya dan egois. Seseorang yang mengalami insecure biasanya merasa ditolak, terisolasi, cemas, tidak bahagia, tidak percaya diri. Mereka akan berusaha untuk kembali ke kondisi yang secure (aman).
Ada beberapa penyebab seorang remaja memunculkan rasa insecure. Menurut Melanie Greenberg, terdapat tiga penyebab munculnya insecure, yaitu:
Pertama, kondisi insecure karena kegagalan atau penolakan yang baru terjadi. Berdasarkan penelitian tentang kebahagiaan, peristiwa yang baru terjadi mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap suasana hati dan perasaan kita pada diri kita sendiri. Karena ketidakbahagiaan akan berdampak pada self-esteem (harga diri), karena kegagalan dan penolakan akam memberi dampak dua kali lipat pada ketidakpercayaan diri.
Kedua, kondisi insecure karena mengalami kecemasan sosial. Perasaan takut untuk dinilai oleh orang lain dapat mengakibatkan perasaan cemas yang pada akhirnya membuat mereka menghindari interaksi sosial karena merasa tidak nyaman. Kondisi ini pada umumnya didasarkan pada kepercayaan yang menyimpang tentang harga diri mereka.
Ketiga, kondisi insecure yang didorong oleh perfeksionis. Beberapa individu remaja mempunyai standar yang sangat tinggi terhadap segala sesuatu yang mereka lakukan. Hanya saja hidup tidak selalu menjadi seperti yang diharapkan. Jika seseorang terus-terusan merasa kecewa dan menyalahkan diri sendiri karena menjadi sesuatu yang tidak sempurna, disitu akan timbul perasaan tidak nyaman dan merasa tidak layak.
Ketiga penyebab diatas tentu saja mengakibatkan kondisi psikis berupa insecure pada seorang remaja. Hal ini juga dapat berpengaruh terhadap kondisi mental dan kejiwaan seorang remaja, sehingga memberikan dampak yang sangat besar bagi kehidupan sosial remaja tersebut. Melalui tulisan ini, penulis ingin menyampaikan sejumlah dampak yang dirasakan remaja saat ini sebagai akibat dari insecure. Dilansir dari situs Halodoc, ada beberapa dampak yang ditimbulkan akibat insecure yakni:
Pertama, merasa rendah diri. Saat seseorang mengalami insecure, hal yang paling terlihat yaitu orang tersebut merasa rendah diri. Seseorang merasa dirinya lebih rendah dibandingkan dengan orang lain dan menganggap kehidupan orang lain lebih baik dari dirinya. Insecure akan mambuat orang terus melihat buruk pada diri sendiri.
Kedua, mengalami takut berlebihan. Tidak hanya pada hal besar, orang yang mengalami insecure juga akan merasakan ketakutan yang berlebihan termasuk pada hal-hal yang kecil, seperti takut berbicara dengan orang lain, bahkan sering kali menghindari interaksi sosial. Kondisi ini juga dapat memicu terjadinya Fobia.
Dampak dari insecure diatas dapat dengan beberapa cara berikut:
Pertama, selalu tingkatkan rasa percaya diri
Meningkatkan rasa percaya diri menjadi kunci utama dalam mengatasi rasa insecure. Meningkatkan rasa percaya diri dapat dilakukan dengan cara mengenali dan mencintai diri sendiri dan juga memotivasi diri. Dengan demikian seorang remaja tersebut dapat melihat kemampuan yang seorang remaja miliki. Tidak ada ciptaan Tuhan yang gagal sehingga manusia tidak berhak untuk menyakiti diri sendiri dengan merasa rendah.
Kedua, pilih lingkungan dengan suasana yang baik
Seorang remaja diharapkan dapat memilih lingkungan yang baik agar terhindar dari perasaan insecure. Jika orang-orang di sekitar sering memberikan kritikan yang membuat diri seorang remaja tersebut tidak percaya diri dan itu tandanya dia perlu mencari teman baru.
Kondisi Insecure terjadi karena pandangan negatif yang berlebihan terhadap diri sendiri, menganggap diri rendah dan tidak sempurna. Selalu membandingkan diri dengan orang lain merupakan hal yang sering dilakukan oleh orang-rang yang insecure terutama para remaja. Kondisi Insecure adalah hal yang normal, namun merasa insecure yang berlebihan dan berkepanjangan dapat mempengaruhi setiap aspek dalam kehidupan seperti mengganggu kesehatan mental, kecemasan sosial, bahkan dapat memicu terjadinya depresi.
Masukan yang terpenting bagi seorang remaja adalah berusahalah untuk tidak membandingkan diri dengan orang lain dan harus selalu percaya pada diri sendiri. Hal ini didasarkan karena setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan. Dan biasakan diri untuk selalu bersyukur dengan apa yang sudah dimiliki dan selalu berpikir positif.