Menjadi Perempuan Masa Kini Itu Tidak Mudah?

Hernawan | Siti Nurhalizah
Menjadi Perempuan Masa Kini Itu Tidak Mudah?
Ilustrasi Perempuan di Angkutan Umum (Freepik/biancoblue)

8 Maret mendatang, kita akan memperingati Hari Perempuan Internasional. Ada baiknya momen ini dipakai untuk melihat bagaimana kesetaraan terhadap perempuan di masa kini.

Seperti kita tahu, saat masa penjajahan dulu, perempuan tersingkirkan dan hanya diberi peran dalam ruang-ruang domestik semata. Hal itu membuat wanita terkesan diremehkan pada zamannya. Bagaimana dengan sekarang?

Pada zaman yang serba teknologi saat ini, sebagian ornag masih menganggap remeh perempuan. Ada banyak tekanan dan hambatan yang dilalui perempuan untuk mencapai impiannya.

Menjadi perempuan itu tidak selalu mudah, bahkan kadang serba salah. Mengapa? Karena ada stigma perempuan dituntut untuk sempurna dalam setiap hal tapi kesempatan yang didapatkan tak sama.

Dalam beberapa kasus, ada pula perempuan yang berpendidikan tinggi, justru mendapatkan cibiran dari masyarakat. Padahal, tidak ada salahnya jika perempuan mendapatkan pendidikan yang tinggi.

Bahkan masih banyak masyarakat yang berpikir bahwa “Untuk apa bersekolah tinggi kalau ujung-ujungnya bakalan kerja di dapur juga.” Pernyataan tersebut terkadang masih sering terdengar dari mulut segelintir orang. 

Padahal, tugas rumah tangga bukan cuma harus dikejarkan perempuan saja, tapi juga oleh pria. Wanita juga berhak punya mimpi dan mengejar kariernya, tak cuma dituntut untuk bisa memasak, mencuci, mengurus anak dan melakukan pekerjaan rumah tangga lainnya. Ingat, melakukan pekerjaan rumah bukanlah kodrat sebagai perempuan.

Adapun arti Kodrat yang dimaksud dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu sifat asli atau bawaan. Maka dari itu, kodrat yang melekat dari diri perempuan ialah menstruasi, hamil, melahirkan dan menyusui. Sedangkan pekerjaan rumah seperti memasak, mencuci, menyapu, mengepel, sampai mengurus anak sekalipun merupakan keterampilan dasar kehidupan yang harus dimiliki setiap manusia baik laki-laki maupun perempuan untuk bertahan hidup.

Perempuan dan laki-laki memiliki kesetaraan dalam gender. Mereka sama-sama manusia dan memiliki hak yang sama. Jika laki-laki bisa menjadi pemimpin dan bekerja, maka perempuan juga bisa melalukan hal yang sama. Jika laki-laki bisa berpendapat dan memiliki kebebasan, maka perempuan pun juga bisa.

Saat ini banyak sekali contoh-contoh dari perempuan mandiri yang dapat hidup sukses bahkan dapat memimpin sebuah negara, seperti Halimah Yacob yang berhasil menjadi Presiden Singapura muslim pertama, Sri Mulyani Indrawati yang merupakan Menteri Keungan Indonesia dan pernah menjadi wanita Indonesia pertama yang menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia pada 2019, Nurhayati Subakat yang menjadi pemilik dan pendiri perusahaan besar Kosmetik Wardah Beauty.

Di kalangan anak muda, harum nama Ayunda Faza Maudya atau Maudy Ayunda sosok aktris yang berhasil menempuh pendidikan di salah satu Universitas ternama di dunia yaitu Universitas Oxford dan Universitas Stanford. Selain nama-nama tadi, masih banyak lagi perempuan cerdas lainnya yang mampu membanggakan negara.

Terlebih lagi ditambah laki-laki yang selalu memandang perempuan hanya sebagai object, melihat perempuan hanya penampilan dan kecantikannya saja. Bahkan banyak sekali standar-standar kecantikan bermunculan yang menyatakan bahwa perempuan cantik itu harus berkulit putih, bertubuh tinggi, berbadan langsing, berambut panjang dan sebagainya.

Tak heran jika perempuan selalu mendapatkan tekanan dan berlomba-lomba untuk menjadi cantik di mata laki-laki, sehingga bahkan sampai rela menyiksa diri hanya untuk sekedar diet dan melakukan operasi plastik mengubah bentuk wajah menjadi sempurna seperti yang diharapkan.

Semua perempuan itu cantik dan memiliki kecantikannya masing-masing. Kalian tidak harus memenuhi standar yang tidak logis untuk menjadi cantik. Kalian cantik dan menarik dengan keunikan yang telah diciptakan Tuhan.

Sudah terlihat bahwa perempuan merupakan sosok yang kuat dan hebat. Mereka dapat melakukan apapun yang mereka mau dan dapat melakukan pekerjaan sekaligus. Perempuan dapat bekerja sembari mengurus anak, suami, bahkan rumah.

Buat para perempuan yang sedang berjuang dil uar sana, jangan takut untuk menggapai mimpi kalian setinggi mungkin, tidak akan ada yang menghalangi kalian untuk menggapainya, sebab kita semua memiliki hak dan kewajiban yang sama sebagai sesama manusia.

Jadilah perempuan yang cerdas, mandiri dan beretika. Kalian kuat, kalian berbakat, kalian cantik dan peluklah diri kalian sendiri dan berbanggalah menjadi dirimu. Sebab perempuan itu hebat. Seperti kata Najwa Shihab sang motivator “Perempuan yang kuat adalah yang menguatkan perempuan lain.” .

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak