6 Atlit yang Melakukan Hal Tak Biasa Selama Olimpiade Tokyo 2020

Munirah | Nur Fadilla
6 Atlit yang Melakukan Hal Tak Biasa Selama Olimpiade Tokyo 2020
Olimpiade Tokyo. (Pixabay)

Para atlit dari masing-masing negara tentu telah melakukan usaha terbaiknya saat berlaga di olimpiade Tokyo 2020. Namun ada kisah-kisah unik dibalik perhelatan akbar ini. Berikut infonya.

1. Tom Daley

Tom Daley, atlit loncat indah asal Inggris, sempat menjadi sorotan warganet. Pasalnya, ia tertangkap kamera sedang merajut topi saat menonton pertandingan final springboard 3 meter untuk perempuan di Olimpiade Tokyo 2020.

Atlit yang telah berhasil menggondol medali emas pada event synchronised diving 10 meter pada olimpiade Tokyo ini memang terkenal hobi merajut. Baginya dengan merajut ia bisa melewati segala tantangan dan membuatnya merasa tetap "waras".

2. Shericka Jackson

Hal tak biasa juga dilakukan oleh Shericka Jackson. Atlit untuk cabang olahraga (cabor) atletik nomer 200 meter kategori putri itu harus menelan pil pahit atas kegagalannya menuju semifinal. Kegagalan itu tidak lain disebabkan oleh keteledorannya sendiri.

Pada detik-detik terakhir sebelum menyentuh garis finis, ia terlihat melambatkan kecepatan larinya. Alhasil ia  disalip oleh Anthonique Strachan, Lorene Bazolo, dan Dalia Kaddari.

3. Krystsina Tsimanouskaya

Pelari asal Belarusia, Krystsina Tsimanouskaya, akhir-akhir ini juga menjadi trending pembicaraan warganet. Ia diusir dari tim negaranya sendiri karena mengkritik pelatihnya. Ia mengeluhkan bahwa tanpa sepengetahuan dirinya, sang pelatih memasukkan namanya ke tim estafet 400 meter putri.

Akibat dari kritikan tersebut, Krystsina dicoret dari daftar atlit perwakilan Belarus dan dipulangkan secara paksa. Namun Krystsina menolak pulang dan malah mencari perlindungan dari Komite Olimpiade Internasional (IOC). Ia mengaku khawatir akan keselamatannya jika ia pulang ke negaranya itu.

4. Pamela Ware

Lain lagi kisah Pamela Ware, penyelam sekaligus atlit asal Kanada yang berlaga di pertandingan final cabor lompat indah nomor 3 meter putri. Pada kesempatan itu ia mencetak skor 0,0. Skor yang sangat tak biasa.

Pasalnya ia melakukan lompat pensil langsung dan membiarkan kakinya menyentuh air terlebih dulu. Setelah ditelisik, alasan Pamela melakukan hal itu dikarenakan ia takut mendapatkan cedera.

5. Lucas Saatkamp

Pandemi memang belum sepenuhnya berakhir. Meski demikian pesta olahraga terbesar di dunia itu tetap digelar dengan memperhatikan protokol kesehatan. Namun para atlit dibolehkan melepas masker agar tidak kesulitan saat bertanding.

Meski begitu, Lucas Saatkamp memilih tetap mengenakan masker selama pertandingan. Hal itu dikarenakan ia ingin melindungi diri dan keluarganya dari virus ini.

6. Mutaz Essa Barshim dan Gianmarco Tamberi

Momen langka dan inspiratif saat olimpiade Tokyo 2020 juga datang dari Mutaz Essa Barshim, atlit asal Qatar, dan Gianmarco Tamberi, atlit asal Italia. Kedua atlit ini berlaga untuk cabor lompat tinggi putra.

Barshim dan Tamberi berhasil menyingkirkan para pesaing lainnya yang juga berlaga di pertandingan final lompat tinggi putra. Sehingga untuk menentukan pemenang di antara keduanya, ketinggian mistar dinaikkan menjadi 2,39 meter. Keduanya gagal dalam 3 kali kesempatan mencoba.

Para ofisial perlombaan pun memberi opsi pada keduanya untuk memilih sendiri ketinggian lompatan. Namun solusi lain datang dari keduanya. Mereka berdua lebih memilih untuk saling berbagi medali emas ketimbang opsi yang ditawarkan para official perlombaan.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak