Ada beberapa perilaku toxic dalam hubungan asmara yang sering kali dianggap wajar. Hal semacam ini bisa terjadi karena kurangnya kesadaran terhadap pentingnya hubungan yang sehat. Memang tidak ada panduan paten mengenai aturan dalam menjalani hubungan asmara. Akan tetapi, memilih hal terbaik untuk menjaga hubungan juga perlu dipertimbangkan ketepatannya. Jangan sampai kamu justru melakukan perilaku yang merugikan diri sendiri.
Kamu juga tidak bisa menormalkan perilaku toxic saat menjalin hubungan asmara walaupun banyak orang menganggap hal tersebut wajat terjadi. Karena bila hal semacam ini masih dilanjutkan, secara tidak sadar kamu justru sudah merusak keharmonisan hubungan tersebut secara perlahan.
Agar memiliki hubungan yang harmonis dan langgeng, kamu tidak bisa sembrono mengatasnamakan cinta untuk melakukan berbagai tindakan. Beberapa perilaku berikut ini sebaiknya kamu hindari karena termasuk dalam toxic relationship.
1. Mengutamakan Pasangan Melebihi Dirimu Sendiri
Sebagai wujud rasa sayang dan bentuk dari komitmen, tidak sedikit orang yang memilih memprioritaskan pasangannya daripada dirinya sendiri. Perilaku toxic dalam hubungan yang seperti ini memang sering terjadi bahkan dianggap sangat wajar untuk berkorban demi pasangan.
Sebenarnya hal tersebut boleh-boleh saja dilakukan, bahkan kamu memang perlu melakukannya untuk membuat pasanganmu bahagia. Akan tetapi, poin pentingnya yakni kamu harus memiliki batasan dalam melakukannya. Mengutamakan pasangan dan membuatnya bahagia bukan berarti kamu harus mengorbankan diri sendiri. Oleh sebab itulah kamu harus menetapkan batasan dalam hubungan karena memang seharusnya hubungan asmara berjalan dua arah.
2. Berharap Pasanganmu Mengobati Luka Masa Lalu
Mengharapkan pasangan bisa menyembuhkan luka dari masa lalu juga merupakan perilaku yang termasuk toxic relationship dan sering kali dianggap wajar. Kamu harus paham bahwa hubungan baru bukanlah terapis mental yang dapat menyembuhkan luka dan ketakutanmu soal asmara. Dia mungkin memberikan kamu dukungan dan berusaha menguatkanmu dalam kondisi sulit, tetapi jangan terlalu berharap bahwa dia akan selalu memahami pergolakan mood dan emosi kamu yang sering berubah-ubah.
Dia tidak paham bagaimana detail masa lalumu dan luka seperti apa yang kamu dapatkan dulu. Karenanya dia juga tidak bisa menjamin akan memenuhi semua harapanmu itu. Apabila kamu memiliki trauma dan luka di masa lalu, cobalah untuk menyembuhkannya sendiri secara perlahan atau justru berkonsultasi dengan tenaga profesional untuk mendapatkan perawatan yang tepat. Jangan menekan pasanganmu untuk selalu memahamimu sementara kalian tidak memiliki kenangan yang sama.
3. Mempunyai Akses Penuh Pada Kehidupan Pasangan
Tidak sedikit pasangan yang betukar akses untuk menilik dan memaski kehidupan pribadi satu sama lain. Misalnya melihat pesan di media sosial pasangan, akses terhadap tabungan, atau justru terhadap tempat tinggal. Kelas ini merupakan perilaku toxic dalam hubungan yang akan tak baik bila diteruskan.
Meskipun kalian saling mencintai, tetapi kalian harus bisa menjaga privasi masing-masing dan menghormatinya. Tidak perlu bersikap berlebihan karena tindakan tersebut bisa saja menyebabkan kesalahpahaman dan menjadikan hubungan terasa canggung. Misalnya ketika pasanganmu tiba-tiba menggunakan uang tabungan untuk belanja tanpa meminta izin karena sudah diberi akses. Tentu ini akan membuat kamu merasa tak nyaman, bukan? Oleh sebab itulah kamu harus menetapkan batasan.
4. Bergantung pada Pasangan Mengenai Kebahagiaan
Pastinya kamu bahagia bila menjalin hubungan dengan seseorang yang kamu cintai. Akan tetapi kamu juga tidak bis terlalu mengandalkannya untuk membuatmu bahagia. Jangan menganggapnya sebagai sumber kebahagiaan hingga kamu lupa untuk menikmati waktumu dengan baik bila tanpa dirinya. Terlalu berekspektasi justru bisa berakhir dengan kekecewaan. Dan bila dilakukan dalam jangka panjang maka tak menutup kemungkinan hubungan kalian justru akan berakhir.
Itulah 4 perilaku toxic dalam hubungan asmara yang sering diwajarkan. Dari beberapa periaku toxic dalam hubungan ini, mana yang pernah kamu alami?