Di era media digital saat ini banyak orang terdorong untuk menekuni profesi yang berkaitan dengan bidang media. Misalnya profesi sebagai content creator, social media specialist, dan influencer. Di mana profesi tersebut paling banyak diminati oleh kaum milenial dan profesi yang paling dicari oleh mahasiswa fresh graduate. Itu berdasarkan data yang dipublikasikan oleh JobStreet yang merupakan situs untuk mencari lowongan pekerjaan.
Selain itu, fenomena tersebut bisa diamati dari banyaknya konten dan kreator konten bermunculan di media sosial. Contohnya konten tentang Citayam Fashion Week, yang booming di media sosial bahkan dibahas oleh media nasional. Itu menunjukkan bahwa konten bukan hanya tulisan maupun foto yang dibagikan di media sosial untuk hiburan semata. Akan tetapi, konten merupakan produk elektronik yang sengaja dibuat untuk mencapai tujuan tertentu.
Nilai sebuah konten bisa diukur dari tingkat keterlibatan atau engagement rate dari publik. Lalu, apa engagement rate? Engagament rate merupakan metrik yang digunakan untuk melacak seberapa aktif konsumen berinteraksi dengan konten Anda. Itu bisa diukur secara kuantitatif berdasarkan jumlah suka, komen, dan jumlah berbagi di sebuah konten. Oleh karena itu, pertimbangkan lima hal ini dalam membuat konten untuk mendorong engagement lebih banyak.
1. Merumuskan Nilai Berita
Nilai berita merupakan ide pokok yang digunakan sebagai dasar untuk menyusun sebuah konten. Adanya nilai berita akan mempermudah kreator konten dalam menentukan angle konten. Setidaknya ada 8 nilai berita yang bisa dipilih untuk mendorong tingkat engagement lebih tinggi yaitu timeliness, magnitude, proximity, prominence, conflict, human interest, dan unusualness.
Misalnya Anda hendak membuat sebuah konten video tentang tanggapan Anda terhadap fenomena Citayam Fashion Week. Maka Anda bisa mengangkat nilai berita prominence (ketokohan). Di mana Anda bisa membahas sosok bernama Bonge yang menginisiasi tren tersebut di masyarakat.
Dengan demikian, konten yang Anda buat kemungkinan besar akan menarik perhatian publik untuk melihat konten Anda. Apalagi Citayam Fashion Week menjadi tren nasional yang dibahas di beragam media elektronik.
2. Penggunaan Hastag
Hastag merupakan kunci tagar yang biasa digunakan untuk mengoorganisir sebuah konten bisa ditemukan dengan mudah di fitur pencarian. Sama halnya seperti keywords, hastag berperan menautkan postingan yang serupa di mesin pencarian. Penggunaan hastag pada postingan konten akan membantu postingan diidentifikasi dengan mudah oleh mesin pencari. Serta memungkinkan seseorang terhubung dengan isu yang ramai dibahas.
Dikutip dari website sproudsoscial.com ada beberapa manfaat dari penggunaan hastag yaitu meningkatkan visibilitas konten di traffic pencarian, meningkatkan keterlibatan dengan users di platform tersebut, dan mengidentifikasi tren. Contohnya Anda membuat video tanggapan tentang fenomena Citayam Fashion Week untuk diunggah di Instagram. Maka ketika menggunggah konten tersebut, Anda bisa menambahkan hastag #SCBD dan #citayamfashionweek di bagian captions untuk mendorong visibilitas konten.
3. Framing Informasi
Framing informasi merupakan cara penyajian dan pengemasan sebuah informasi oleh media massa elektronik maupun media massa online. Framing menjadi hal penting untuk mendorong engagement sebuah konten. Terlebih lagi era digital saat ini, di mana informasi mengalir lebih cepat dari hulu ke hilir.
Oleh karena itu, pengguna media sosial cenderung mencari konten yang dikemas menarik, singkat, dan informatif. Seperti konten reels di Instagram & TikTok yang dikemas dalam bentuk video pendek berdurasi kurang lebih satu menit. Contohnya konten video berdurasi kurang lebih 60 detik yang diunggah oleh akun @suaradotcom pada 10 Agustus tentang Ferdy Sambo dalam kasus penembakan Brigaridir J. Di mana video tersebut telah ditonton sebanyak 178 ribu kali dan jumlah suka sebanyak 1.969 ribu sejak ditayangkan.