Pengaruh Penggunaan Media Sosial Pada Remaja Terhadap Kesehatan Mental

Tri Apriyani | salsabilla jannah
Pengaruh Penggunaan Media Sosial Pada Remaja Terhadap Kesehatan Mental
Ilustrasi bermain gadget. (pixabay/StockSnap)

Di era globalisasi ini, perkembangan teknologi khususnya teknologi informasi telah berkembang dengan pesat. Hal itu dibuktikan dengan adanya kemudahan mengakses internet untuk terhubung dengan banyak orang dari berbagai belahan dunia tanpa harus bertatap muka secara langsung, hanya menggunakan berbagai media sosial.

Internet yang merupakan kepanjangan dari interconnection networking adalah hubungan jaringan besar dari jaringan-jaringan komputer yang menghubungkan orang-orang dan komputer-komputer di seluruh dunia, baik melalui telepon, satelit dan sistem-sistem komunikasi lainnya (Ellsworth & Ellsworth dalam Riyanto, 2008).

Internet merupakan produk teknologi yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Sebagai produk teknologi, maka internet dapat memunculkan jenis interaksi sosial baru yang berbeda dengan interaksi sosial sebelumnya. Jika pada masa lalu, masyarakat berinteraksi secara face to face communication, maka dewasa ini masyarakat berinteraksi di dalam dunia maya atau melalui interaksi sosial online.

Mengakses internet dapat menghubungkan antar manusia dari berbagai belahan dunia yang tidak saling kenal sebelumnya dengan cara mengoneksikan komputer atau telepon genggam dengan jaringan internet. Dengan mengakses internet berarti adanya interaksi antar manusia yang dikenal maupun tidak dikenal. Interaksi antar manusia tersebut bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup baik jasmani maupun rohani, salah satunya adalah kebutuhan akan informasi.

Kebutuhan akan informasi tersebut adalah kebutuhan akan pengetahuan, berita, kabar, peristiwa, dan kesenangan semata yang ada di seluruh bagian dunia.  Kebutuhan tersebut akan dipenuhi melalui akses internet dan jejaring sosial, yang dikenal dengan sebutan media sosial.

Media sosial adalah media online yang mendukung interaksi sosial dengan menggunakan teknologi berbasis web yang mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif dan merupakan salah satu perkembangan teknologi yang memiliki andil besar dalam memberikan kemudahan bagi keberlangsungan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh penggunanya.

Media sosial pada era sekarang ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari aktivitas kehidupan sehari-hari. Media sosial telah menjadi ruang dimana kita membentuk dan membangun hubungan, membentuk identitas diri, mengekspresikan diri, dan belajar tentang dunia di sekitar kita. Media sosial hadir sebagai wadah komunikasi yang memudahkan manusia bertukar informasi, baik berupa teks, gambar, maupun video.

Tak heran jika keberadaan media sosial menjadi jembatan penghubung ke dunia luar yang lebih luas. Namun perlu diingat kembali bahwa seperti halnya teknologi pada umumnya, penggunaan media sosial tentunya memiliki pengaruh baik dan pengaruh buruk pada berbagai aspek kehidupan penggunanya, terutama pada segi kesehatan mental pengguna.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengungkapkan pengguna internet di Indonesia sampai tahun 2017 mencapai 63 juta orang. Dari angka tersebut 95 persennya menggunakan internet untuk mengakses jejaring sosial.

Berdasarkan hasil riset Wearesosial Hootsuite yang dirilis Januari 2019 pengguna media sosial di Indonesia mencapai 150 juta atau sebesar 56% dari total populasi. Jumlah tersebut naik 20% dari survei sebelumnya. Sementara pengguna media sosial mobile (gadget) mencapai 130 juta atau sekitar 48% dari populasi. Sebagian besar dari pengguna tersebut adalah remaja.

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Pew Research Center, media sosial hampir tidak bisa dipisahkan dari kehidupan remaja. Media sosial bagi para remaja merupakan hal yang penting, tidak hanya sebagai tempat memperoleh informasi yang menarik tetapi juga sudah menjadi gaya hidup.

Di satu sisi keberadaan media sosial merupakan salah satu wadah yang dapat membantu menemukan identitas diri, mengembangkan keterampilan komunikasi, berteman, mengejar bidang minat, dan berbagi pemikiran dan ide. Namun disisi lain, media sosial memiliki dampak negatif pada remaja termasuk risiko penyakit mental.

Banyak remaja yang terlarut dalam media sosial sehingga menjauhkan yang dekat dan mendekatkan yang jauh, padahal tujuan awal keberadaan media sosial adalah untuk membuat manusia bersosial, kini media sosial telah bermetamorfosis menjadi media asosial. Berdasarkan riset situs HootSuite dan agensi marketing sosial We Are Social bertajuk “Global Digital Reports 2020” yang diliris akhir Januari lalu, Indonesia masuk ke dalam 10 besar negara yang paling lama mengakses internet. Rata-rata penggunaan media sosial di Indonesia mencapai 3 jam 26 menit per hari.

Remaja cenderung menggunakan media sosial saat ada waktu luang, merasa tidak ada kerjaan, atau sekedar menunggu sesuatu. Terlebih dari itu hampir 70% dari mereka menggunakan media sosial secara berlebihan, mereka bisa menghabiskan berjam-jam hanya untuk memantau media sosial mulai dari instagram, pindah ke twitter, buka facebook, dan lainnya.

Aktivitas tersebut telah menjadi kebiasaan baru di era milenial saat ini. Kebiasaan baru ini menyebabkan munculnya rasa kehilangan ketika gawai lupa dibawa kemana-mana. Seseorang cenderung akan merasa aneh karena tidak bisa berselancar di media sosial tanpa gawai, seolah-olah gawai lebih berarti dari segalanya.

Media sosial memang terbukti menyebabkan kecanduan. Kegiatan ketika seseorang segera membuka media sosial di smartphone adalah proses kecanduan tahap awal. Tahap selanjutnya ketika seseorang merasa cemas menunggu balasan pesan atau harapan ada pesan atas status yang kita buat di media sosial sehingga jika mendengar nada dering pesan yang diharapkan, dapat menimbulkan perasaan lega. Menurut sebuah survei, sejak kemunculannya media sosial telah membuat orang mengecek ponselnya rata-rata 28 kali. Kecanduan media sosial, kecintaan yang teramat berlebihan kepada medsos dapat melupakan prioritas seseorang kepada lingkungan sekitar.

Kecanduan terhadap media sosial tersebut memberikan efek buruk bagi kesehatan mental. Kesehatan mental merupakan sebuah kondisi dimana individu terbebas dari segala bentuk gejala-gejala gangguan mental. Individu yang sehat secara mental dapat berfungsi secara normal dalam menjalankan hidupnya khususnya saat menyesuaikan diri untuk menghadapi masalah-masalah yang akan ditemui sepanjang hidup seseorang dengan menggunakan kemampuan pengolahan stress.

Melihat foto atau video yang diunggah oleh seseorang, secara tidak langsung dapat memengaruhi diri kita. Pengaruh tersebut berkenaan dengan harga diri dan penilaian terhadap diri sendiri. Ketika seseorang membandingkan suatu unggahan terhadap keadaan dirinya sendiri, dapat menimbulkan berbagai penyakit yang berhubungan dengan mental.

Persoalan nyata yang berkaitan dengan masalah kesehatan mental yang sering muncul dari media sosial antara lain:

a. Tidak percaya diri

Saat menghabiskan banyak waktu di sosial media, seseorang biasanya akan memperhatikan beragam unggahan foto hingga kabar terbaru dari teman-teman yang mereka ikuti. Melihat unggahan foto-foto yang indah tentang kehidupan pribadi orang lain di sosial media terkadang akan memunculkan rasa tidak percaya diri dan menganggap jika diri sendiri tidak lebih baik dari orang lain.

 b. Stres

Stres adalah keadaan ketika seseorang mengalami tekanan yang sangat berat, baik secara emosi maupun mental. Semakin sering seseorang menggunakan media sosial, semakin menjauhkan kebahagiaan. Hal ini terjadi karena media sosial dapat memberikan seseorang efek tidak puas dalam kehidupan nyata yang sedang dijalaninya karena semakin ke sini, media sosial semakin menjadi ajang untuk pamer. Tak jarang, seorang yang kena efek media sosial jadi sering membandingkan hidupnya dengan hidup orang lain.

 c. Cemas

Kecemasan yang disebabkan media sosial ditandai dengan perasaan gelisah, khawatir, susah tidur dan berkonsentras karena selalu terbayang-bayang dengan apa yang telah dilihatnya.

 d. Iri hati

Terlalu sering melihat kebahagian orang lain dapat menimbulkan rasa rendah diri sekaligus iri hati. Hal ini tentunya tidak baik bagi perkembangan remaja.

Menggunakan media sosial haruslah diimbangi dengan kebijaksanaan dan kecerdasan. Harus bisa memilah apa saja yang sekiranya kita butuhkan di media sosial sehingga saat melihat media sosial, justru kita akan merasa terinspirasi dan bahagia. Tak akan ada gunanya memiliki media sosial jika pada akhirnya kita hanya merasakan depresi, kecemasan, hingga rasa iri hati dan obsesi berlebihan karena akan buruk bagi kesehatan mental kita.

Perkembangan teknologi di era globalisasi memiliki pengaruh yang besar terhadap hidup masyarakat dunia dalam berbagai aspek. Pengaruh tersebut salah satunya berdampak pada perubahan kebiasaan manusia. Duduk berjam-jam, bahkan seharian, menelusuri lini masa media sosial sudah menjadi sesuatu yang lumrah di zaman sekarang. Namun, berdasarkan penelitian, kebiasaan ini bukan kebiasaan yang baik. Terdapat beberapa cara untuk mengatasi kecanduan media sosial khususnya bagi remaja sebagai berikut :

a. Offline sejenak dari media sosial

Alihkan penggunaan media sosial dengan memperbanyak sosialisasi di kehidupan nyata, seperti dengan keluarga atau teman yang mendukung dan peduli denganmu.

b. Buat batasan yang tegas untuk penggunaan media sosial

Hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan alarm atau stopwatch untuk mengontrol penggunaan media sosial setiap harinya. Menurut para ahli, ketika seseorang sudah terbiasa membatasi waktu yang digunakan di media sosial, akan membuat kita bisa mengatur diri sendiri untuk tidak ketergantungan terhadap platform tersebut.

 c. Cari kegiatan yang lebih bermanfaat

Semakin sibuk seseorang menghabiskan waktu di kegiatan lainnya seperti berolahraga, kumpul bersama keluarga atau teman-teman, maka semakin tak ada waktu untuk terpaku pada media sosial. Hal tersebut akan efektif untuk mengurangi intensitas berselancar di media sosial.

 d. Gunakan secara bijak

Sebelum melakukan sesuatu di media sosial ada baiknya dipikirkan terlebih dahulu karena menggunakan media sosia dengan bijak akan mendatangkan berbagai macam manfaat.

 e. Matikan notifikasi

Dengan mematikan notifikasi, seseorang akan lebih fokus dalam melakukan sesuatu yang sedang dikerjakan.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak