Kenali Tipe Idealmu, Yoursay Gelar Bincang Santai Which Person Matches Me?

Hikmawan Firdaus | Hafsah Azzahra
Kenali Tipe Idealmu, Yoursay Gelar Bincang Santai Which Person Matches Me?
Kelas Yoursay Which Person Matches Me? (Instagram/yoursay_id)

Yoursay kembali mengadakan dua kelas gratis tentang relationship pada Senin (20/2/2022). Pada sesi kedua, materi yang dibawakan Rininda Mutia, M.Psi., pada pukul 16:00 WIB ini sangat menarik perhatian peserta. Sedikitnya 31 Sobat Yoursay pun berkumpul di Zoom meeting untuk mendengarkan materi “Which Person Matches Me?”.

Ketika ada salah satu peserta yang bertanya, apakah love languages bisa mempengaruhi seseorang, Larasati Kaisar selaku host pun langsung mempersilakan Ninda untuk menjawab.

“Setiap orang memang memiliki love language yang berbeda. Love language itu cara seseorang menunjukkan kasih sayang ke pasangannya, atau ingin menerima kasih sayang dengan cara apa. Tapi, love language ini bukan sesuatu yang bisa kita gunakan untuk menuntut pasangan,” jawab Co-Founder  & Clinical  Psychologist Amanasa ini.

Ia juga menambahkan, tetapi love language ini bisa digunakan untuk memperlakukan pasangan sesuai bahasa kasihnya.

“Kita gak bisa nuntut ‘eh love language-ku ‘kan gini, kamu kayak gini donk ke aku!’, gak bisa kayak gitu. Soalnya kita tidak bisa mengontrol orang lain. Tapi, dengan tahu love language pasangan, kita bisa nunjukin kasih sayang kita sesuai yang dia butuhkan,” imbuhnya.

Ninda juga menyebutkan, ada 3 cara agar seseorang mau berubah. Pertama, yaitu dengan sadar akan kesalahannya. Setelah sadar, lalu ia mau berubah. Karena ada tipikal orang yang meski sudah sadar dengan kesalahannya, tetapi ia tidak mau berubah dengan dalih ‘aku kan begini orangnya’. Terakhir adalah, mencari cara untuk berubah.

Sehingga, Ninda menekankan, “Kalau kita mau orang lain berubah (sesuai love language yang kita mau), kita pasti akan frustasi.”

Laras pun ikut bertanya, lalu bagaimana dengan pasangan yang memiliki kepribadian yang sangat bertolak belakang?

Ninda pun menyarankan untuk negosiasi dan mencari win win solution di antara keduanya. Karena menurutnya, dalam sebuah hubungan, seseorang harus saling memenuhi kebutuhan satu sama lain.

“Misal yang satu sangat introvert, terus pasangannya sangat ekstrovert, kamu bisa cari jalan tengah dengan, mungkin tetep kumpul-kumpul tapi gak lama-lama. Karena seperti yang kita tahu ya, energinya orang ekstrovert itu dari ketemu sama orang, sementara introvert kebalikannya. Dia energinya habis kalau ketemu orang lain,” paparnya.

Ninda juga menambahkan, seseorang harus saling mengerti keadaan pasangan agar hubungan yang sehat tetap terjaga. Ia juga menyarankan agar peserta tetap memperhatikan batasan diri (boundaries).

Karena sejatinya, pasangan itu bukan harus selalu seiya sekata atau ngeblend satu sama lain. Namun, bagaimana tetap merasa nyaman, baik ketika sendiri maupun berdua.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak