Urban Farming merupakan salah satu strategi untuk budidaya tanaman di wilayah perkotaan. Perkotaan memang terkenal dengan lahan yang semakin sempit akibat alih fungsi lahan sebagai kegiatan industri atau mendirikan bangunan mewah dan besar. Kondisi ini membuat perkotaan jarang ditemukan tempat budidaya tanaman, terutama sayuran.
Hal tersebutlah yang membuat salah satu kelompok atau organisasi riset independen bernama Rotasi Institute berusaha untuk menerapkan Urban farming di Desa Karangwidoro, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Dengan menggaet para mahasiswa dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Malang melalui kegiatan magang, Rotasi Institute membuat program berupa budidaya tanaman sayuran menggunakan metode hidroponik.
BACA JUGA: Wajib Dicoba! Promo KAI di Bulan Juni: Tiga Rute Baru dengan Harga Murah!
Kegiatan ini telah berlangsung selama kurang lebih 3 tahun, dimulai dari Intern Batch 1 dengan menanam sayuran hidroponik di Desa Karangwidoro. Saat ini, telah memasuki Intern Batch 4 yang mengusung program kegiatan hampir sama, yakni mewujudkan ketahanan pangan melalui penerapan Urban Farming.
Terbukti, pada Sabtu, 10 Juni 2023 sekitar pukul 09.00 WIB telah kembali panen sayuran hidroponik jenis kangkung di Desa Karangwidoro. Proses pemanenan ini tidak membutuhkan waktu lama seperti sayuran pada umumnya. Hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk memanen sayuran kangkung kurang lebih hampir 10kg.
Panen sayuran hidroponik ini sudah kesekian kalinya, namun baru pertama kali bagi Intern Rotasi Institute Batch 4. Dimulai dari penyemaian biji kangkung pada Sabtu (20/5/2023) dan kemudian Sabtu (10/6/2023) sudah bisa panen sayuran yang sangat segar.
Sayuran hasil panennya pun berwarna hijau pekat dan besar-besar. Rasanya pun juga berbeda dengan kangkung pada umumnya, hasil sayuran hidroponik ini memiliki rasa lebih manis dan tentunya juga sehat karena tidak menggunakan pupuk kimia.
“Panen sayur hidroponik ini lebih cepat, lebat, dan sehat karena memperoleh langsung memperoleh nutrisi serta tidak menggunakan bahan kimia,” kata Syahrul Naufal Firmansyah sebagai PJ Lapangan dalam Internship Rotasi Institute Batch 4
Panen sayur yang pertama kali ini masih belum dijual dan dibagikan saja ke warga sekitar serta mahasiswa magang. Hal ini sesuai dengan arahan dari pembina utama Rotasi Institute, Prof. Imam Mukhlis, S.E, M.Si.
“Untuk panen sayur hidroponik kali ini, silakan dibagi saja kepada teman-teman magang sebagai testimoni rasanya seperti apa. Untuk sebagian lagi, bisa juga dibagikan ke warga sekitar saja,” ucap Prof. Imam
Selain itu, dari beberapa mahasiswa magang dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Malang juga turut memberikan komentar terhadap hasil panen sayur hidroponik ini. Mereka mengungkapkan bahwa hasil sayur hidroponik ini terlihat segar dan lebat, serta proses panennya juga cepat.
“Menanam sayuran dengan sistem hidroponik sangat mudah dan hasilnya juga bagus. Terbukti dari hasil sayur kangkung yang kami tanam menghasilkan sekitar 10 kg dengan waktu yang singkat. Bahkan, sayur ini juga terlihat segar, gemuk, dan tidak berhama,” ungkap Grace Triana Kristianty sebagai Koordinator Internship Rotasi Institute Batch 4
“Menurut saya, kangkung hidroponik masa panennya lebih cepat. Kemudian, sayurnya juga tampak lebih segar dan bersih karena menggunakan media tanam air, bukan tanah. Rasanya setelah dimasak lebih crunchy dan enak,” tambah Tara Aisha Puspita salah satu tim Divisi Media dan Informasi