Abdullah Azwar Anas, seorang Menteri PANRB (Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi), memberikan contoh nyata tentang transparansi dan integritas pada proses seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di era pemerintahan Joko Widodo ini.
Bukti nyata ini terlihat ketika putri Presiden Joko Widodo, yakni Kahiyang Ayu, gagal dalam mengikuti seleksi CPNS beberapa tahun yang lalu.
Pada sebuah kesempatan, Anas menyampaikan bahwa proses CPNS saat ini menggunakan sistem Computer Assisted Test atau CAT dengan tujuan agar penerimaan aparatur sipil negara atau ASN dipastikan berkualitas dan berkompeten.
“Contoh nyata dari komitmen ini adalah ketika putri Presiden Jokowi, Kahiyang Ayu, tidak lolos dalam seleksi CPNS di Solo pada Oktober 2014. Ini menunjukkan betapa ketat dan transparannya proses seleksi tersebut,” ujar Azwar Anas dalam sebuah kesempatan di Town Hall Meeting BRIN, Jakarta, pada Selasa (05/09/2023), seperti dikutip dari deli.suaracom.
BACA JUGA: Wanita Ini Tiru Makeup Inara Rusli, Hasilnya Disebut Mirip Nissa Sabyan
Meski terjadinya tahun 2014 yang lalu, hal ini tetap membuktikan bahwa seleksi CPNS pada zaman pemerintahan Jokowi telah menerapkan proses seleksi yang ketat dan transparan.
Menteri PANRB ini juga mengatakan bahwa sebelum masa pemerintahan Presiden Jokowi, masih banyak CPNS atau ASN yang diterima di pemerintahan daerah lantaran memiliki hubungan kekerabatan dengan birokrat setempat.
Namun, ia juga menambahkan bahwa sekarang ini hal tersebut tidak lagi mungkin dapat dilakukan.
“Dulu, banyak ASN di daerah yang merupakan kerabat dan birokrat. Sekarang, hal tersebut tidak lagi mungkin,” ujar Anas lebih lanjut.
BACA JUGA: Wanita Ini Turun dari 32 Lewat Tangga karena Dugaan Kebakaran, Ternyata Gara-gara Ini
Meski demikian, menteri PANRB ini juga mengungkapkan adanya tantangan baru, yakni meningkatnya jumlah tenaga honorer. Walaupun sistem ASN ini telah direformasi dan dibenahi, masih ada upaya dari birokrat daerah untuk merekrut kerabatnya dari jalur tenaga hororer.
Berdasarkan penuturannya, saat ini jumlah tenaga honorer meningkat cukup tajam hingga mencapai juta jiwa, meningkat sangat pesat jika dibandingkan dengan jumlah tenaga honorer pada tahun 2018 lalu.
“Pada 2018, ada 446ribu tenaga honorer. Namun, kini jumlahnya meningkat tajam menjadi 2,3juta. Ini menjadi permasalahan yang harus kita selesaikan,” ujar Anas kemudian.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS