Budi Gunawan Kena Reshuffle Kabinet, Mahfud MD Ngaku Kaget: Apa Alasannya?

M. Reza Sulaiman
Budi Gunawan Kena Reshuffle Kabinet, Mahfud MD Ngaku Kaget: Apa Alasannya?
Menteri Koordinator Politik dan Keamanan (Menko Polkam) Budi Gunawan. (Suara.com/Faqih)

Drama reshuffle kabinet Prabowo ternyata punya satu episode paling bikin penasaran dan penuh tanda tanya: dicopotnya Jenderal Pol (Purn) Budi Gunawan (BG) dari kursi super strategis, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam).

Pencopotan ini terjadi persis setelah negara diguncang gelombang kerusuhan selama berhari-hari. Sontak, publik langsung menyimpulkan: BG jadi "kambing hitam" dan dicopot karena dianggap gagal mengendalikan situasi.

Tapi, benarkah sesederhana itu? Mantan Menko Polhukam, Mahfud MD, justru punya pandangan lain yang bikin misteri ini makin dalam.

Mahfud MD: "Agak Kaget Juga Saya"

Mahfud MD, yang paham betul seluk-beluk kursi Menko Polhukam, mengaku sangat kaget dengan keputusan ini. Baginya, nama BG adalah yang paling mengejutkan dari seluruh daftar reshuffle.

"Ya, kalau dari sudut politik agak kaget juga ya saya," ujar Mahfud MD. "Memang itu yang paling mengagetkan pertama dari reshuffle ini ketika nama Pak BG muncul diganti."

Logika 'Salah Kaprah' soal Tampil di Publik

Mahfud kemudian membantah logika publik yang menganggap BG dicopot karena jarang tampil di media saat kerusuhan terjadi. Menurutnya, alasan itu terlalu dangkal dan tidak masuk akal, apalagi untuk orang dengan latar belakang intelijen seperti BG.

"Iya, saya tidak tahu alasannya tapi saya kira terlalu sederhana, kalau alasannya BG tidak muncul di publik saat kerusuhan kemarin merebak," kata Mahfud.

Di sinilah letak ironinya. Mahfud menjelaskan bahwa kerja seorang intelijen itu justru di balik layar. Mereka tidak perlu koar-koar di TV untuk bisa berkoordinasi dan mengendalikan situasi.

"Karena orang kan tidak harus selalu tampil juga bisa koordinasi diam-diam apalagi latar belakangnya Pak BG kan intel. Intelijen kan kalau mengkoordinasikan tak harus tidak harus bicara ramai-ramai ke publik," jelas Mahfud.

Dengan kata lain, menuntut seorang "panglima intelijen" untuk sering tampil di depan kamera itu sama saja dengan tidak memahami cara kerja mereka. Mahfud pun menduga kuat ada pertimbangan politis lain yang jauh lebih kompleks di balik keputusan Prabowo ini.

Jawaban 'Aman' dari Istana: "Ini Evaluasi Menyeluruh"

Lalu, apa kata Istana? Mensesneg Prasetyo Hadi dengan tegas membantah bahwa pencopotan BG adalah akibat langsung dari kerusuhan.

"Tidak ada kemudian karena suatu hal yang sangat spesifik. Ini semua kan bagian dari evaluasi menyeluruh (dari Presiden)," kata Prasetyo di Istana Kepresidenan, Senin sore.

Ini adalah jawaban "aman" khas Istana yang tidak memberikan alasan spesifik, membiarkan publik terus berspekulasi. Yang jelas, hingga kini, kursi Menko Polhukam masih kosong dan akan diisi sementara oleh menteri ad interim.
Jadi, Sinyal Keras atau Permainan Politik?

Kini, publik dihadapkan pada dua narasi. Narasi pertama, ini adalah sinyal super keras dari Presiden Prabowo. Siapa pun yang dianggap gagal menjaga keamanan, entah itu terlihat atau tidak, akan langsung "disikat" tanpa pandang bulu.

Narasi kedua, seperti yang diisyaratkan Mahfud MD, ini bukanlah soal kinerja saat rusuh. Ini adalah bagian dari permainan catur politik tingkat tinggi di lingkaran Istana yang mungkin tidak akan pernah kita ketahui sepenuhnya.

Jadi, Budi Gunawan ini benar-benar "kambing hitam" dari kerusuhan kemarin, atau ada permainan lain yang lebih besar di baliknya?

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak