Samin Surosentiko: Semangat Kepahlawanan dari Blora

Hernawan | Ratna Nisrina Puspitasari
Samin Surosentiko: Semangat Kepahlawanan dari Blora
Samin Surosentiko, tokoh perlawanan dari Blora (petabudaya.belajar.kemdikbud.go.id)

Samin Surosentiko, tokoh yang asing di tataran nasional, tetapi begitu ikonis dan berkesan bagi masyarakat di Kabupaten Blora. Tokoh ini erat kaitannya dengan terbentuknya kelompok masyarakat suku Samin. Tokoh yang bernama asli Raden Kohar ini berasal dari keluarga bangsawan jawa yang biasa disebut ningrat. 

Tokoh yang mempunyai nama asli Raden Kohar ini merupakan putra kedua dari Raden Surowijoyo. Raden Kohar masih keturunan langsung dari Bupati Sumoroto yang bernama lengkap Raden Mas Adipati Brotodiningrat. Saat ini, wilayah kekuasaan leluhurnya ini masuk ke dalam wilayak Kabupaten Ponorogo.

Sebenarnya, ajaran Samin ini bermula dari ayah Raden Kohar yang dijuluki sebagai Samin Sepuh. Raden Kohar sendiri memutuskan untuk meneruskan ajaran sang ayah sehingga mengubah namanya menjadi Samin Surosentiko. Bermula dari situlah muncul ajaran Saminisme dengan Sedulur Sikep sebagai falsafah dan entitas budaya yang menyebar di daerah Jawa Tengah serta Jawa Timur.

Samin Surosentiko, yang oleh pengikutnya dipanggil Mbah Suro, dianggap sebagai penjelmaan tokoh Bima dalam pewayangan. Hal ini dilatarbelakangi oleh sifatnya yang keras namun memiliki kejujuran dan kemurahan hati. Selain itu, kebetulan ia merupakan putra kedua dari lima bersaudara. Karakter yang melekat inilah yang membuat para pengikutnya mengidentikkan Samin Surosentiko sebaga Bima

Semakin hari, pengikut Samin kian banyak. Pasalnya, Samin Surosentiko dianggap mudah berbaur, sehingga mudah menyentuh hati masyarakat. Atribut kebangsawanan yang melekat pada dirinya dilepas.

Dirinya menjelma menjadi seorang petani dan rakyat biasa yang hidup di tengah masyarakat. Semua itu dilakukan agar dapat merasakan dan mendengar apa yang dirasakan masyarakat secara langsung. 

Pada awalnya, penyebaran paham Samin awalnya tidak dipedulikan oleh pemerintah kolonial Belanda. Pemerintah Belanda cenderung abai dengan penyebarannya. Namun, perkembangan pengikut Samin yang semakin hari kian banyak menyebabkan pemerintah kolonial Belanda menjadi was-was. 

Keberadaan pengikut Samin dikhawatirkan mengancam kedaulatan pemerintah kolonial. Hingga puncaknya, pengikut Samin enggan membayar pajak, upeti, dan abai terhadap perintah pemerintah kolonial.

Pengikut Samin dianggap membangkang terhadap aturan yang sudah ditetapkan. Itulah yang menjadi keunikan tersendiri, Samin Surosentiko tidak mengandalkan perlawanan fisik, tetapi dengan cara membangang terhadap aturan yang dirasa mencekik rakyat. Pertentangan ini terus meruncing hingga puncaknya pada tahun 1905 yang mengakibatkan pengikut Samin mendapatkan tekanan.

Perlawanan kaum Samin inilah yang menyebabkan Samin Surosentiko harus diasingkan. Demi memadamkan perlawanan kaum Samin, pemerintah kolonial memisahkan sang pimpinan dari para pengikutnya. Ada pendapat yang mengatakan bahwa Samin Surosentiko diasingkan ke Sawahlunto dan meninggal di sana. Pendapat ini disampaikan oleh Ken Widyatwati dari Universitas Diponegoro. Namun, banyak pengikutnya yang masih meyakini bahwa keberadaannya kekal dan abadi.

Terlepas dari kiprahnya dalam menyebarkan paham Saminisme. Keberaniannya untuk melawan imperialism colonial Belanda telah memberikan kisah tersendiri bagi masyarakat Blora. Walaupun kiprahnya kurang dikenal luas secara nasional, tetapi semangat perlawanan dan kepahlawanannya menginspirasi masyarakat Blora pada umumnya.

Bahkan beberapa tahun ini, pemerintah Kabupaten Blrora mulai mempopulerkan Kampung Samin Sedulur Singkep. Harapannya, Samin dapat diingat sebagai sebuah entitas kebudayaan luhur.

Samin Surosentiko telah membawa aspek kebudayaan unik yang melekat dengan masyarakat Blora. Perjalanan kisah hidupnya dapat dikenang melalui semangat, perjuangannya, dan ajaran-ajaran yang ditinggalkan dan akan terus diingat oleh generasi sesudahnya.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak