Obat Luka Hati dari Buku 'Untuk yang Sedang Sakit Hati, Luka karena Cinta'

Candra Kartiko | Rozi Rista Aga Zidna
Obat Luka Hati dari Buku 'Untuk yang Sedang Sakit Hati, Luka karena Cinta'
Buku Untuk yang Sedang Sakit Hati. (Sumber: Doc.Pribadi/Fathorrozi)

Kali ini, ulasan buku berjudul Untuk yang Sedang Sakit Hati, Luka karena Cinta, ditulis oleh Efranjy Agratama, terbitan PT Elex Media Komputindo tahun 2017. Buku ini memang untukmu yang sedang sakit hati, luka karena cinta.

Buku dengan tebal 174 halaman ini memang didedikasikan untukmu yang terluka tapi tak berdarah, luka apa namanya jika bukan luka hati. Kamu yang selama ini bingung mencari ke mana-mana obatnya, maka buku inilah penawar obat yang selama ini kamu cari-cari.

Kamu yang terlahir dengan hati yang selalu tersakiti akibat tak hati-hati membawa hati, bangkitlah! Jangan duduk termenung sambil membayangkan terus wajahnya yang telah menghempas dan mencampakkanmu. Dia sudah tidak butuh kamu, dan kamu harus segera sadar itu. Bangunlah, kibas segala kotoran yang lengket di masa lalu itu! Siramlah tanah di halaman rumahmu agar jejak kaki dia terhapus dari benakmu. 

Ayo, move on! Keluar dari lingkaran penyesalah dan bertekad untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Baca buku ini agar kamu bisa sembuh dari sakit yang kamu idap selama ini.

Buku ini memang berisi banyak cara untuk mengobati hati yang terluka. Seperti pada halaman pertama, penulis menyapa dan mengajak agar menulis apa yang tengah dirasakan. Berikut kutipannya:

"Hai kamu"

"Apakah kabarmu hari ini?"

"Apakah dadamu terasa sesak?"

"Apakah jantungmu terasa tertikam bertubi-tubi?"

"Mencoba bayangkan betapa pahitnya kenanganmu?"

"Ataukah kamu mencoba melupakan?"

"Cobalah tulis dalam lembar ini. Setidaknya itu akan menjadi salah satu obat pelipur lara saat kamu merasa sakit hati. Jangan ragu, tulis saja apa yang kamu rasakan. Ketika kamu menulis apa masalahmu, percayalah kamu akan merasakan sebuah kelegaan."

Lalu, di bawah tulisan tersebut terdapat lembar untuk ditulis segala keluh-kesah yang selama ini menyesakkan dada. 

Ada banyak kasus, sakit hati dan kekesalan itu bisa berkurang saat menangis dan menulis. Dengan aktivitas menulis, ia telah menumpahkan segala perasaan yang berkecamuk di pikiran dan hati, akhirnya kekesalan dan gelisah yang menggumpal itu lambat-laun berkurang, lalu lenyap tanpa bekas.

Selamat membaca!

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak