Sebagai manusia, kita wajib untuk menjalankan pekerjaan apapun yang kita miliki dengan penuh tanggung jawab, asalkan halal dan tak merugikan orang lain.
Selain mencari keberkahan dari pekerjaan yang kita geluti, jika pekerjaan yang kita miliki tersebut dilakukan dengan ikhlas dan sepenuh hati, bukan tak mungkin kita akan menemukan sahabat atau bahkan saudara seprofesi.
Satu catatan penting, pekerjaan yang kita miliki haruslah dilakukan dengan penuh tanggung jawab, apapun risikonya demi kepuasan pelanggan yang mempercayakan keperluannya melalui jasa kita. Di film A Taxi Driver, kita akan belajar mengenai hal tersebut.
Mengambil latar waktu bulan Mei tahun 1980, ketika Korea Selatan tengah bergolak, seorang reporter Jerman bermana Peter (diperankan oleh Thomas Kretschmann) tengah bertugas di Tokyo. Namun, perhatiannya terpantik ketika dia mendengar dari rekan kerjanya bahwa di Korea Selatan sedang terjadi sesuatu yang tak menyenangkan.
Setelah membereskan segala perizinan, pada akhirnya Peter memutuskan untuk menuju Gwangju, salah satu kota yang paling keras dalam melakukan aksi demonstrasi menentang rezim yang berkuasa kala itu.
Bahkan, saking mencekamnya situasi di Gwangju saat itu, dalam film divisualisasikan, bahwa seluruh jaringan komunikasi diputus oleh pemerintah, baik yang menuju maupun yang keluar dari Gwangju.
Tak hanya itu, pihak pemerintah juga melakukan blockade dan tak membiarkan siapapun untuk keluar masuk Gwangju.
Menyadari kenyataan seperti itu, tentu saja Peter harus memutar otak. Peter yang kala itu berada di Seoul, bertemu dengan Kim Man Seob (diperankan oleh Song Kang Ho), seorang sopir taksi yang berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya, sekaligus merawat puteri tunggalnya.
Tak hanya itu, sopir Kim juga tengah mencari uang untuk membayar sewa tempat tinggal yang seringkali tertunggak. Ketika berada di sebuah restoran, sopir Kim mendengar bahwa ada orang asing (Peter) yang menawarkan banyak uang asalkan ada yang mau mengantarkannya ke Gwangju.
Mengingat situasi Gwangju yang saat itu begitu mencekam, tentu saja tak semudah membalikkan telapak tangan untuk menemukan sopir untuk membawanya ke sana.
Mengetahui jumlah uang yang ditawarkan Peter lebih dari cukup untuk membayar tanggungan sewanya, sopir Kim pun menawarkan diri untuk mengantarkannya ke Gwangju. Perjalanan penuh resiko mereka berdua pun dimulai.
Perjalanan ke Gwangju yang dibatasi oleh pemerintah, membuat mereka berdua harus beradu cerdik dengan para penjaga yang ditemui. Ketika mereka sampai di Gwangju, pemandangan yang tak pernah mereka bayangkan pun membelalakkan mata.
Sebagai seorang jurnalis, tentu Peter memiliki insting untuk mengabarkan apa yang dilihatnya ke dunia luar. Namun sayangnya, tindakan represif yang dilakukan oleh pemerintah membuatnya harus kucing-kucingan dan mencari cara agar dirinya tidak tertangkap atau dideportasi.
Dalam beberapa waktu, sopir Kim dan Peter pun pada akhirnya saling membahu, bergabung dengan masyarakat yang tertindas di Gwangju menyuarakan aspirasi mereka.
Bagaimana ya akhir dari kisah mereka berdua? Jawabannya ada di film A Taxi Driver yang dirilis pada tahun 2017 lalu ini ya teman-teman.
Catatan: Karena film ini merupakan film yang dilandasi dari peristiwa sejarah demostrasi besar-besaran di Gwangju, akan ada banyak adegan bentrokan dan kekerasan di film ini ya. Jadi, harap bijak dalam menonton film ini.