6 Bucket List Wajib saat Travelling ke Tanah Minang

Hernawan | Dwi Handriyani
6 Bucket List Wajib saat Travelling ke Tanah Minang
Masjid Raya Sumatera Barat. (dok pribadi/dwi handriyani)

Kita boleh berbangga hati kepada negara tercinta, Indonesia, yang memiliki begitu banyak tempat-tempat cantik nan aduhai untuk dikunjungi sebagai destinasi wisata. Tersebar di berbagai daerah, tak ada salahnya, menyisihkan rizki untuk bisa berkeliling nusantara untuk menikmati kecantikan dan keindahannya. Atau, bisa pula sekedar curi-curi waktu ketika selesai bertugas di luar kota dengan menelusuri spot-spot foto yang instagramable,.

Sebagaimana yang saya dan rekan kerja, Sila, lakukan tatkala berkesempatan bertugas di Kota Padang, Sumatera Barat, (Sumbar) pada minggu ketiga bulan Juni lalu. Mengusik jiwa traveller saya yang penasaran untuk menyusuri destinasi wisata di Kota Padang dan sekitarnya. Di sisa waktu selesai bertugas di sana, saya dan rekan kerja, Sila, meski lelah dan penat, namun tidak memupuskan semangat kami berkeliling kota Padang hingga Bukittinggi.

Jadi, travelling mania, apa yang bisa kita nikmati dari cantiknya Tanah Minang. Simak 6 bucket list travelling ke Tanah Minang di bawah ini.

1. Pantai Padang yang Memesona

Suasana Pantai Padang di siang hari. Sumber foto: dok pribadi/dwi handriyani
Suasana Pantai Padang di siang hari. (dok pribadi/dwi handriyani)

Sebelum berangkat ke Tanah Minang, saya memang terlebih dahulu telah menentukan tempat penginapan yang bisa sekalian untuk “cuci mata” melihat pemandangan yang indah. Berketempatan di Ocean Beach Hotel, kami menginap dengan pemandangan pesisir Pantai Padang nan ciamik.

Dikutip dari situs Dinas Pariwisata Provinsi Sumbar, pantai ini lebih popular dengan sebutan ‘Taplau’, singkatan dari tapi lauik dalam Bahasa Minang yang artinya tepi laut. Berjarak 23 km dari Bandara Internasional Minangkabau, tepatnya kawasan Purus sampai Muara Batang Arau, pantai ini merupakan salah satu destinasi wisata favorit di Kota Padang. Terlebih setelah Pemkot Padang giat memoles pantai ini agar makin bersih, rapi dan nyaman, serta melengkapinya dengan berbagai sarana dan prasarana umum.

Siapapun yang datang ke Kota Padang akan merasa sangat rugi jika tidak menyempatkan diri mengunjungi destinasi ini yang terlihat makin rapi terutama setelah para pedagang mendapatkan tempat khusus untuk berjualan di sejumlah titik. Bahu jalan sudah diperlebar sehingga cukup nyaman bagi pejalan kaki ataupun yang anak-anak yang ingin bermain. Untuk parkir kendaraan juga sudah disediakan area khusus.

2. Pantai Air Manis yang Indah dan Berhikmah

Penampakan Batu
Penampakan Batu "Malin Kundang" di Pantai Air Manis. (Dok pribadi/dwi handriyani)

Mendatangi Pantai Air Manis yang memesona di Kota Padang, meningatkan kita kepada cerita rakyat yang terkenal, Malin Kundang. Legenda rakyat yang mengisahkan seorang anak yang durhaka terhadap ibunya. Lalu, sang ibu bersedih hati dan murka hingga mengutuknya menjadi batu.

Batu karang yang menyerupai manusia bersujud ini dapat Anda lihat di Pantai Air Manis. Pantai yang terletak kurang lebih 10 km ke selatan dari pusat kota ini, juga berada di belakang Gunung Padang atau tepatnya di Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang.

Untuk menikmati Pantai Air Manis dan melihat perwujudan batu Malin Kundang, para wisatawan akan dikenai retribusi Rp 5.000,- per orang. Sedangkan, bagi kendaraan yang masuk ke obyek wisata ini retribusi mobil sebesar Rp 5.000,- dan motor sebesar Rp 3.000,-.

3. Menawannya Masjid Al Hakim dan Masjid Raya Sumbar

Masjid Al Hakim di Pantai Padang. Sumber foto: dok pribadi/dwi handriyani
Masjid Al Hakim di Pantai Padang. (dok pribadi/dwi handriyani)

Wisata ruhani menjadi agenda wajib saya ketika pergi suatu daerah adalah mengunjungi dan beribadah ke salah satu masjid yang ikonik. Adem rasanya jika bisa melakukan sholat atau hanya sekedar mengagumi keindahan bangunan dan tamannya. Seperti yang saya lakukan di Kota Padang.

Tak jauh dari tempat menginap kami, berdiri syahdu Masjid Al Hakim di bibir Pantai Padang. Menyempatkan untuk melakukan sholat dhuha di sana, masjid berwarna putih ini mengingatkan kita akan Taj Mahal di India. “Ide masjid ini memang dari Taj Mahal,” ujar Herius Nasir, pengurus Masjid Al-Hakim kepada padangkita (28/10/2020).

Masih mengutip dari media online yang sama, pada awal 2017, pembangunan masjid pun dimulai yang ditandai dengan peletakan batu pertama. Setahun pembangunan berjalanan, wujud “Taj Mahal” mulai kelihatan. Bangunannya bercirikan satu kubah besar di tengah, dikelilingi empat kubah yang lebih kecil, dan empat menara. 

Lebih lanjut, Herius menjelaskan bahwa kelebihan “Taj Mahal” terletak pada aspek estitika, yakni memiliki tampilan simetris. Karena bangunan serta desainnya sangat mirip dengan “Taj Mahal”, sehingga masjid tersebut bisa dikatakan mini “Taj Mahal”.

Menjelang kepulangan searah menuju ke bandara Minangkabau, kami menyempatkan diri menyambangi Masjid Raya Sumbar yang megah dan luas. Ingin rasanya menunaikan sholat safar sebelum terbang kembali ke Jakarta, namun apa daya kami hanya bisa mengagumi keindahan bangunan dan taman masjid terbesar di Sumbar tersebut. 

4. Lezatnya Kuliner Minang yang “Adiktif”

Rendang Jengkol yang Rancabana. Sumber foto: dok pribadi/dwi handriyani
Rendang Jengkol yang Rancabana. (dok pribadi/dwi handriyani)

Siapa yang tak tergoda dengan berbagai varian panganan khas Minang yang lezat dan membuat lidah bergoyang. Sebut saja “Rendang”, yang didapuk menjadi makanan terlezat nomor 1 di dunia. Dengan mudahnya, kita temukan di berbagai warung makan di Kota Padang sana.

Alhamdulillah, akhir saya bisa merasakan citra rasa asli masakan Minang di salah satu rumah makan perjalanan menuju Kota Bukittinggi. Dihamparkannya kepada kami di meja saji berbagai macam makanan seperti gulai tambusu/usus sapi, rendang daging, soto padang, lalapan daun singkong, sambalado hijau, rendang jengkol, jengkol balado, dan lain-lain.

Saya dan Sila memilih nasi putih berbanjur kuah gulai, rendang sapi, rendang jengkol, jengkol balado, gulai tambusu, sambalado hijau dengan ikan bilih. Nikmatnya ruaaar biasa, merasakan rendang jengkol yang empuk dan tidak berbau menjadi pilihan favorit lauk saya.

Nasi padang yang rancabana memang sudah melanglang buana hingga ke seluruh nusantara hingga mancanegara, namun sedikit menggelitik pemikiran saya, apa sih bedanya nasi padang dan nasi kapau di Sumbar sana? Menurut supir taksi daring kami, Pak Arman, ada sedikit perbedaan antara nasi padang dan nasi kapau. 

Pak Arman yang berasal dari Kabupaten Agam ini mengatakan kapau adalah nama nagari (desa) di tempat kelahirannya.  Ciri khas makanannya adalah gulai yang berbahan dasar kol, nangka, dan kacang panjang. Kuah gulainya berwarna kuning, dan ada cita rasa sedikit asam. Menu khas lainnya, sekaligus andalan nasi kapau adalah gulai tambusu. Menu ini merupakan hidangan berbahan dasar usus sapi yang dimasukkan adonan telur dan tahu.

Adapun cemilan yang wajib dibawa sebagai buah tangan saat bertandang ke Sumbar adalah kripik singkong atau kripik sanjai. Ada yang pedas, ada yang tidak. Yang pedas ada yang bersambalkan cabai merah, ada yang cabai hijau. Ada yang dipotong memanjang, ada yang dipotong bundar-bundar. 

Lain lagi, dakak-dakak yang berbahan baku singkong, snack gurih berwarna kuning kunyit yang dibentuk kotak-kotak. Begitu lezatnya ragam makanan di Sumbar yang dapat menyihir para pelancong untuk terus berwisata kuliner di sana 

5. Air Terjun Lembah Anai yang Mengagumkan

Air Terjun Lembah Anai. Sumber: Pemprov Sumbar
Air Terjun Lembah Anai. (Pemprov Sumbar)

Setelah perjalanan 1,5 jam dari Padang menuju ke Bukittinggi, menghantarkan kami untuk melihat pesona air terjun terhits di Sumbar. Di pinggir jalan yang menghubungkan Kota Padang dan Kota Bukittinggi, mobil kami melewati air terjun di Lembah Anai di Nagari Singgalang, Kecamatan Sepuluh Koto, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. 

Dilansir dari website Pemprov Sumbar, air terjun Lembah Anai memiliki tinggi sekitar 35 meter ini merupakan bagian dari aliran Sungai Batang Lurah Dalam dari Gunung Singgalang yang menuju daerah patahan Anai. Air terjun ini berada di bagian barat Cagar Alam Lembah Anai. Berhubung tempat parkir dan spot foto dipenuhi para wisatawan, kami tidak sempat menikmati lebih dekat keindahan air terjun itu.

6. Jam Gadang Bukittinggi yang Ikonik

Jam Gadang, Ikon Kota Bukittinggi. Sumber foto: dok. pribadi/dwi handriyani
Jam Gadang, Ikon Kota Bukittinggi. (dok. pribadi/dwi handriyani)

Tujuan akhir melancong kami di wilayah Sumbar akhirnya tercapai setelah 3 jam berkendara dari Kota Padang. Jam Gadang Bukittinggi menjadi target wisata setengah hari saya dan rekan kerja. 

Menjelang waktu sholat Maghrib, kami tiba di ikon Kota Bukittinggi. Sekedar melihat, mengamati, dan berfoto ria di depan Jam Gadang selama 30 menit telah tertuntaskan. Geli rasanya, berkendara berlama-lama dan hanya setengah jam berada di sana.

Lelah kami terbayarkan dengan bisa menyambangi Jam Gadang dan berkeliling Kota Padang hingga Kota Bukittinggi untuk bisa berplesiran setengah hari di Sumbar. 

Yuks, jadikan Kota Padang dan sekitarnya sebagai target melancong kalian. Dijamin seru dan mengasyikkan! 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak