SEJARAH HARI INI: Rekam Jejak AC-47, Pesawat Gunship TNI-AU yang Terlupakan

Ayu Nabila | zahir zahir
SEJARAH HARI INI: Rekam Jejak AC-47, Pesawat Gunship TNI-AU yang Terlupakan
C-47 Skytrain yang merupakan versi angkut dari AC-47 Spooky (wikipedia)

Gunship merupakan jenis pesawat bantuan tembakan udara yang mengambil basis dari pesawat angkut konvensional atau pesawat angkut militer. Di era modern, penggunaan gunship telah cukup jarang digunakan meskipun negara adidaya seperti Amerika Serikat masih mengoperasikan pesawat jenis ini, yakni AC-130. Lazimnya pesawat ini memberikan bantuan tembakan kepada pasukan infantri dengan menghujani posis musuh menggunakan senapan mesin, kanon otomatis maupun meriam.

BACA JUGA: Harga BBM Pertamax Turun Jadi Rp 12.800/Liter Mulai Berlaku Jam 2 Siang Ini

Indonesia ternyata juga pernah mengoperasikan pesawat gunship pada dekade 1970-an. Pesawat ini juga tidak jauh berbeda dari gunship pada umumnya yakni menggunakan basis dari pesawat angkut miiter. Pesawat ini dikenal dengan nama AC-47 Gunship. Pesawat ini kurang begitu terkenal karena memang hanya sebentar melayani militer Indonesia sebagai pesawat bantuan tembakan infantri.

1. Mengambil Basis dari Pesawat Sipil Dakota DC-3

Pesawat Sipil Dakota DC-3 (wikipedia)
Pesawat Sipil Dakota DC-3 (wikipedia)

Kemunculan pesawat ini dalam tubuh militer Indonesia disebabkan oleh kurangnya kekuatan udara yang dimiliki oleh TNI pada awal dekade 70-an. Hal ini disebabkan karena pasca polemik 65, praktis kekuatan udara Indonesia sedikit demi sedikit mengalami kemunduran karena beragam faktor. Oleh karena itu, pada saat pelaksanaan Operasi Seroja di Timor-Timur muncul ide untuk mengubah pesawat Dakota DC-3 atau C-47 Skytrain dalam versi angkut militer untuk dijadikan sebagai pesawat gunship guna peran bantuan tembakan.

Dilansir dari militermeter.com, pesawat angkut DC-3 yang dimodifikasi sebanyak 2 unit yang memiliki kode nomor T-485 dan T-486. Proses modifikasi ini dilakukan oleh Depo Pemeliharaan (Depohar) 10 TNI-AU di Lanud Husein Sastranegara, Bandung. Akan tetapi, menurut sumber yang ditulis oleh indomiliter.com, pesawat AC-47 yang dioperasikan oleh TNI-AU tersebut sejatinya merupakan peninggalan dari Perang Vietnam yang dilakukan modifikasi sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan TNI.

2. Menggunakan Senapan Mesin Berat 12.7 mm

AC-47 Gunship dengan 3 pucuk senapan mesin berat (historynet.com)
AC-47 Gunship dengan 3 pucuk senapan mesin berat (historynet.com)

Meskipun asal muasal pesawat AC-47 yang dioperasikan oleh TNI cukup simpang siur, akan tetapi pesawat tersebut memang sama-sama disebutkan menggunakan senapan mesin berat (SMB) sebagai senjata bantuan tembakannya. Sejatinya, pesawat AC-47 tersebut menggunakan 3 unit senapan mesin gatling gun GAU-2/M134 miniguns yang ditempatkan di jendala belakang bagian kiri badan pesawat.

BACA JUGA: FIX! Ferdy Sambo Cs Tak Akan Bebas 9 Januari, Masa Penahanannya Bakal Diperpanjang

Namun, pesawat yang memiliki julukan “Spooky” ini di lingkup TNI-AU menggunakan senapan mesin berat SMB 12.7 mm di dekat pintu kargo. Senapan mesin tersebut adalah Browning AN-M3 yang merupakan varian lain dari senapan mesin M2 Browning yang juga dioperasikan oleh TNI. Penggunaan senapan mesin tersebut dikarenakan TNI memang sudah cukup familiar dengan senapan AM-M3 selain juga karena lebih mudah untuk dilakukan perawatan.

3. Diturunkan di Medan Timor-Timur dan Dipensiunkan Sebagai Pesawat Angkut

AC-47 Gunship (wikipedia)
AC-47 Gunship (wikipedia)

AC-47 gunship yang dimiliki oleh TNI kemudian turun berlaga dalam medan konflik di Timor-Timur. Pesawat ini seringkali turut serta dalam memberikan bantuan tembakan bersama pesawat T-33 “bird”, A-4 Skyhawk dan OV-10 Bronco yang dimiliki oleh TNI saat itu. Pesawat ini dianggap memiliki keunggulan yakni mampu melakukan beragam misi seperti bantuan angkut kargo, penyebaran pampflet hingga operasi angkut medis lintas udara selain sebagai pesawat bantuan tembakan.

BACA JUGA: Ketua Relawan Anies Dikeroyok di Rumah Sendiri hingga Pingsan, Kepala Robek Digetok Sendok Semen

Akan tetapi, pesawat ini memiliki kelemahan utama yakni rawan mendapatkan tembakan senapan mesin berat oleh pasukan lawan apabila terbang terlalu rendah. Selain itu, jika terbang terlalu tinggi maka efektivitas tembakan senapan dari pesawat ini dirasa kurang efektif. Pada akhirnya pesawat ini kemudian dikembalikan lagi sesuai fungsinya yakni sebagai pesawat angkut dan kargo militer sebelum akhirnya dipensiunkan beberapa tahun kemudian. 

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak