Pride and Prejudice adalah sebuah novel klasik terkenal karya Jane Austen. Novel klasik ini telah menjadi karya sastra yang dicintai selama lebih dari 200 tahun.
Novel ini menggambarkan adat istiadat sosial Inggris pada akhir abad ke-18 dan kesulitan yang dialami wanita pada masa itu dalam menemukan suami yang cocok. Novel ini menyuguhkan banyak refleksi mendalam tentang cinta, masyarakat, dan sifat manusia.
BACA JUGA: 4 Rekomendasi Buku Terpopuler untuk Mengisi Libur Lebaran, Yuk Simak!
Berikut nilai-nilai kehidupan dalam novel ini yang bisa penulis sajikan :
1. Dampak buruk ketika menghakimi orang lain secara tergesa-gesa
Dalam novel ini menampilkan bahwa penghakiman yang cepat dan tergesa-gesa kepada orang lain berdasarkan kesan pertama dapat memengaruhi penilaian berikutnya.
Hal ini dapat menimbulkan berbagai permasalahan yang membuat kita cenderung bersikap tidak sewajarnya kepada orang yang kita hakimi. Ini bukanlah sikap yang baik.
Jika hal ini terus kita lakukan, maka ke depannya kita akan cenderung sulit untuk melakukan interaksi dengan orang-orang di sekitar kita.
Dalam novel diceritakan bahwa baik Mr. Darcy maupun Miss Elizabeth Bennet pada awalnya membuat pandangan buruk satu sama lain berdasarkan penghakiman yang tergesa-gesa, namun ketika mereka mengenal satu sama lain dengan lebih baik, prasangka buruk mereka luntur dan mereka bisa menumbuhkan kasih sayang dan rasa hormat yang kuat.
Hal ini mengingatkan kita bahwa kita harusnya bisa melihat lebih jauh dari kesan pertama yang kita dapati ketika mengenal seseorang dan tidak membentuk opini tanpa bukti yang meyakinkan.
BACA JUGA: Menyelami Makna Puisi Tentang Bahagia dan Hidup dari Sisi yang Berbeda
2. Milikilah kerendahan hati
Nilai lainnya yang bisa kita terapkan dalam novel ini adalah perlunya kurangi kebanggaan terhadap diri sendiri dan mulailah memiliki kerendahan hati terhadap orang lain. Dalam novel, Mr. Darcy tampak sombong pada awalnya karena kebanggaannya yang berlebihan pada pangkat sosial yang lebih tinggi dari Miss Elizabeth Bennet.
Namun seiring berjalannya cerita, kesombongannya berkurang dan kerendahan hatinya meningkat, yang membuatnya lebih disukai dan layak mendapatkan cinta Elizabeth. Demikian sebaliknya, Elizabeth belajar untuk meredam kesombongannya dengan lebih rendah hati dan terbuka terhadap Darcy.
BACA JUGA: Buku 'Merasa Pintar, Bodoh Saja Tak Punya', Rekomendasi Bacaan di Bulan Puasa
3. Kesadaran untuk meningkatkan kualitas diri
Beberapa karakter dalam novel ini menghadapi berbagai peristiwa yang menyebabkan mereka membenahi diri untuk menjadi lebih baik lagi. Peristiwa-peristiwa yang terjadi pada hidup kita sebelumnya biasanya membuat kita mampu mengenali kekurangan yang kita miliki dan memiliki keinginan menjadi individu yang lebih baik.
Sebagai contoh, Darcy dan Elizabeth mendapatkan renungan yang mendalam tentang kesombongan dan prasangka mereka sendiri, dan berusaha untuk memperbaiki diri. Darcy berusaha untuk menjadi tidak sombong dan lebih baik hati, sementara Elizabeth berusaha untuk tidak terlalu cepat menghakimi orang lain.
Hal ini mengajarkan kita, betapa perlunya kesadaran diri dalam upaya untuk meningkatkan mutu hidup yang kita miliki.
Jadi, Pride and Prejudice memberikan kita kajian persepsi tentang sifat dan hubungan manusia melalui mahakarya Jane Austen ini dalam karakter Elizabeth dan Darcy yang kompleks. Kita ditawarkan wawasan ketika menelusuri seluk beluk cerita dalam novel ini.
Wawasan yang diberikan dalam novel ini penulis merasa sangat relevan dengan cara kita menghakimi orang lain di era media sosial saat ini sehingga apa yang kita dapati dalam novel ini bisa memandu kita dalam bertindak di kehidupan sehari-hari dan bagaimana membangun pribadi yang lebih baik ke depannya.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS