Chevalier adalah film drama biografi besutan sutradara Stephen Williams dan naskahnya ditulis oleh Stefani Robinson. Film ini merupakan adaptasi dari kisah nyata Joseph Bologne, seorang komposer berbakat keturunan Afrika-Prancis yang hidup di abad ke-18.
Joseph Bologne (diperankan oleh Kelvin Harrison Jr), merupakan seorang pria muda yang memiliki Impian besar untuk menjadi kompresor terkenal.
Namun meskipun berbakat, ia harus menghadapi berbagai rintangan akibat diskriminasi rasial yang kental pada masa itu. Hal ini tentu membuat perjalanan Joseph dalam menggapai mimpinya menjadi lebih menantang.
Ketika Joseph terus mendaki tangga kesuksesan, ia juga terlibat dalam perjuangan politik dan konflik sosial yang terjadi pada abad ke-18.
Hal ini menghadirkannya dalam situasi yang sulit dimana ia harus memilih antara melanjutkan karir musiknya atau berkontribusi pada perjuangan melawan diskriminasi untuk menyuarakan hak-hak orang hitam seperti dirinya.
Film Chevalier tidak hanya menawarkan hiburan belaka, tetapi juga mengandung pesan yang mendalam tentang nilai-nilai kehidupan. Seperti pentingnya persahabatan, cinta, keberanian, pengorbanan, dan keadilan. Melalui film ini, penonton dapat merenungkan makna kehidupan sambil menikmati alur cerita yang menarik.
Sutradara Stephen Williams dan penulis naskah Stefani Robinson sukses menyampaikan pesan yang kuat melalui kisah nyata Joseph Bologne dengan menyajikan dialog-dialog cerdas dan inspiratif yang memperkuat kompleksitas emosional serta perjuangan para tokoh dalam Chevalier.
Tidak hanya itu, akting Kelvin Harrison Jr, sebagai pemeran utama dalam film ini juga berhasil memerankan karakter Joseph Bologne dengan sangat baik. Lucy Boynton, Samara Weaving, Ronke Adekoluejo dan Alex Fitzalan juga memberikan penampilan yang sangat memukau dan membuat film ini menjadi semakin sempurna.
Selain itu, sinematografi film menjadi salah satu aspek yang memikat dalam Chevalier. Setiap adegan dipresentasikan dengan angle dan pencahayaan yang pas, sehingga menggugah emosi dan perasaan penonton.
Penggunaan kostum dan set lokasi yang autentik juga membuat film ini terasa realistis dan menjadikan penonton sebagai saksi dari perjuangan Joseph dalam dunia musik pada abad ke-18.
Film ini juga menghadirkan elemen musik yang menarik dengan menggabungkan musik klasik dan unsur-unsur kontemporer. Hal ini membuat Chevalier tersaji sebagai karya seni audiovisual yang mampu memikat hati para penonton.
Meskipun demikian, Chevalier memiliki beberapa kekurangan. Misalnya, terdapat beberapa adegan yang terlalu melodramatis dan penggambaran karakter antagonis yang kurang berkarakter serta tidak diberikan latar belakang yang cukup kuat. Hal ini menyebabkan konflik dalam cerita terasa kurang padat.
Namun, meskipun memiliki beberapa kekurangan, film Chevalier tetap layak ditonton dan dinikmati, terutama bagi mereka yang tertarik dengan dunia musik klasik dan perjuangan hidup sang komposer legendaris Joseph Bologne.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS