Review Film WISH, Perayaan 100 Tahun Disney yang Biasa Saja

Hikmawan Firdaus | Athar Farha
Review Film WISH, Perayaan 100 Tahun Disney yang Biasa Saja
Film WISH (Disney)

Wish, film animasi musikal yang dirilis pada 23 November 2023, menjadi karya spektakuler dari Walt Disney Animation Studios. Disutradarai oleh Chris Buck dan Fawn Veerasunthom, film ini katanya bakal menampilkan visual yang memukau penonton dengan kisah yang mencengangkan. Yakin? 

Skenarionya ditulis oleh Chris Buck dan Jennifer Lee, sedangkan pengisi suara utama melibatkan Chris Pine yang menghidupkan karakter King Magnifico, seorang penguasa dengan kekuasaan yang meragukan. Evan Peters berperan sebagai Sleepy, sementara Alan Tudyk memerankan tokoh Valentino. Ariana DeBose membawakan suara untuk Asha, tokoh utama dalam cerita ini, yang bermimpi menjadi seorang putri dongeng. Harvey Guillen sebagai Gabo dan Victor Garber sebagai Sabino juga memberikan warna unik dalam pengembangan cerita.

Film Wish mengisahkan perjalanan Asha, seorang gadis 17 tahun dari Kerajaan Rosas, yang memimpikan nasibnya sebagai seorang putri. Namun, keinginannya terhalang oleh Raja Magnifico yang menyalahgunakan kekuasaannya. Berdoa kepada langit, Asha mendapat jawaban dalam bentuk bola cahaya jatuh yang mengubah hidupnya.

Bola cahaya tersebut adalah Star, makhluk ajaib dari bintang, yang berjanji membantu Asha mewujudkan impian tersebut. Bersama Star, Asha mengungkap kejahatan Magnifico yang menghapus ingatan penduduk Rosas tentang keinginan mereka.

Ulasan:

Film perayaan Disney yang entah mengapa nggak memorable. Karakter Asha yang, gitu-gitu saja, sekali nonton juga cukup. Visual yang nggak baru-baru banget, sih. Biarpun katanya konsep 2D yang dikombinasikan 3D, nggak wow banget, sih.

Film ini menciptakan ekspektasi perayaan Disney, tetapi entah mengapa, kesan nggak terlupakan tak sepenuhnya terwujud. Karakter utama, Asha, meskipun penuh potensi, kurang memberikan kesan yang mendalam setelah satu kali tontonan. Mungkin karena pengembangan karakter yang nggak sepenuhnya memikat atau karena narasi yang sudah terasa akrab.

Secara visual, film ini menggunakan pendekatan yang nggak sepenuhnya baru. Meskipun konsep 2D yang dikombinasikan dengan elemen 3D diapresiasi, penggunaannya nggak menciptakan efek "wow" yang diharapkan. Penonton mungkin merasa bahwa pengembangan visual ini nggak sekuat yang diharapkan dari sebuah film perayaan Disney.

Premis film, bersama dengan beberapa karakternya, menimbulkan perasaan déjà vu yang kuat dengan film Disney sebelumnya, seperti Frozen. Ini mungkin membuat beberapa penonton merasa bahwa ada kurangnya inovasi atau kebaruan dalam pendekatan cerita yang diambil oleh Wish.

Mungkin kekecewaan ini juga mencuat dari harapan tinggi terhadap film perayaan Disney yang telah memukau penonton selama 100 tahun. Setelah rangkaian prestasi yang luar biasa, Wish mungkin nggak berhasil memenuhi ekspektasi semua penggemar. 

Dalam penilaian akhir, aku memberikan skor 6,5. Bagus, tapi tanpa sentuhan baru yang mencolok, ya, jatuhnya ‘B-ajah’. Selamat menonton, ya!

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak