Closest Love to Heaven, sebuah drama Jepang lainnya yang juga mengangkat tema tentang cinta masa remaja. Film ini diadaptasi dari manga series terkenal yang berjudul ‘Kyo no Kira-kun’ oleh Rin Mikimoto yang dipublikasikan pada September 2011 hingga Agustus 2014.
Film yang berkisah seputar romantisme sekolahan ini ditayangkan pertama kali pada tanggal 25 Februari 2017. Disutradarai oleh Yasuhiro Kawamura dan alur ceritanya ditulis ulang oleh Chieko Nakagawa.
Judul: Closest Love to Heaven
Judul lainnya: Today’s Kira-kun atau Kyo no Kira-kun
Genre: Romance, School
Sutradara: Yasuhiro Kawamura
Penulis naskah: Rin Mikimoto
Diadaptasi dari manga karya Chieko Nakagawa
Tayang Perdana: 25 Februari 2017
Sinopsis Film Closest Love to Heaven
Nino Okamura, seorang gadis SMA yang diperankan oleh Marie IItoyo, digambarkan memiliki kegemaran akan hewan berupa burung. Ia tidak memiliki teman di sekolah.
Nino kerap di-bully sehingga ia tidak berani menatap mata lawan bicaranya. Nino juga memanjangkan poninya hingga menutupi mata agar tidak perlu menatap orang lain.
Di sisi lain, Yuiji Kira yang diperankan oleh Taishi Nakagawa adalah teman sekelas Nino Okamura. Yuiji menyimpan rahasia besar dalam hidupnya. Ia sedang sakit parah dan hidupnya diperkirakan hanya mampu bertahan selama satu tahun.
Ulasan Film Closest Love to Heaven
Karakter Nino Okamura sudah berhasil mencuri perhatianku sejak pertama kemunculannya. Ia memiliki penampilan yang unik, yakni poninya yang sangat panjang hingga menutupi kedua matanya. Tingkah laku dan gerak-geriknya juga sangat canggung. Ia sangat mudah terkejut.
Rupanya, hal ini terjadi karena ia sering di-bully. Kegemarannya akan burung-burung membuat teman-teman dan orang lain menganggapnya aneh. Hingga kemudian ia tidak sengaja melihat Yuiji di sebuah bangku taman di pinggir danau yang sedang menangis.
Nino pun berjanji kepada Yuiji bahwa ia akan selalu berada di sisi Yuiji selama 365 hari ke depan. Hal ini menjadi awal kedekatan keduanya.
Satu hal yang aku suka dari film-film Jepang adalah ceritanya yang tidak bertele-tele dan punya pesan moral tentang kehidupan yang mendalam. Sejauh ini, beberapa film Jepang yang aku tonton selalu mengingatkan tentang makna hidup dan waktu yang kita miliki.
Melalui karakter Yuiji, aku jadi belajar bahwa selagi kita masih memiliki alasan untuk hidup, keajaiban yang mungkin terdengar mustahil pun tetap bisa menjadi harapan.
Walaupun pernah terperosok dalam titik terendah hidupnya, sampai ia melakukan berbagai kenakalan khas remaja lainnya, Yuiji akhirnya sadar bahwa ia harus menggunakan hidupnya dengan baik.
Film ini cocok ditonton untuk para pencinta film Jepang dengan genre romantisme ala sekolah tetapi tetap memiliki pesan moral mendalam. Chemistry antara karakter Nino dan Yuiji sangat terasa, bikin penonton ikut terbawa suasana.