Review Film 'The Autopsy of Jane Doe', Horor Minimalis tapi Teror Berlapis

Hayuning Ratri Hapsari | Caca Kartiwa
Review Film 'The Autopsy of Jane Doe', Horor Minimalis tapi Teror Berlapis
Adegan film The Autopsy of Jane Doe (IMDb)

Film "The Autopsy of Jane Doe" menghadirkan kisah horor yang memukau, menggabungkan elemen misteri dan ketegangan psikologis.

Film ini, yang dirilis pada tahun 2016, diperankan oleh Emile Hirsch, Brian Cox, dan Olwen Catherine Kelly  sebagai bintang utamanya, dengan durasi 86 menit yang disutradarai oleh Andre Ovredal yang sebelumnya menggarap film "Troll Hunter" atau "Trolljegeren". 

Cerita bermula ketika seorang mayat wanita tanpa identitas, yang kemudian disebut Jane Doe, tiba di sebuah rumah otopsi yang dikelola oleh Tommy (Brian Cox) dan putranya Austin (Emile Hirsch). 

Sebagai pemeriksa mayat berpengalaman, keduanya tidak mengetahui bahwa proses autopsi terhadap Jane Doe akan membawa mereka ke dalam teror penuh kegelapan yang tak terduga.

Selama proses autopsi, Tommy dan Austin mulai mengalami kejadian supranatural yang menakutkan. Mereka menemukan tanda-tanda aneh di dalam tubuh Jane Doe, mengisyaratkan bahwa mayat ini tidak sembarangan.

Investigasi mereka mengungkap fakta mengerikan bahwa Jane Doe sebenarnya adalah seorang penyihir dari abad ke-17 yang meninggal, dan rohnya masih haus akan balas dendam.

Satu elemen yang membuat film ini menarik adalah bagaimana kejanggalan dan ketegangan dibangun melalui proses autopsi. Penonton dibawa melalui suasana yang semakin mencekam seiring pengungkapan rahasia gelap dan berlapis dari masa lalu Jane Doe. 

Performa luar biasa dari Brian Cox dan Emile Hirsch membuat karakter Tommy dan Austin begitu meyakinkan dalam menyampaikan ketakutan dan kebingungan mereka meski ruang lingkup film lebih banyak dihabiskan di ruang otopsi.

Suspense dalam film ini diperkuat oleh nuansa horor psikologis yang tajam, di mana penonton diberikan petunjuk bertahap tentang identitas sebenarnya dari Jane Doe. 

Peningkatan ketegangan yang dihasilkan oleh kehadiran supernatural menciptakan suasana yang membuat penonton terus tertegun dan menantikan momen selanjutnya.

Skor untuk "The Autopsy of Jane Doe" 89/100. Film ini berhasil menciptakan pengalaman menonton yang menakutkan dan menghibur.

Dengan menggabungkan elemen horor dan misteri, film ini berhasil menghadirkan cerita yang unik dan memberikan pandangan baru terhadap genre horor. Bagi pencinta film horor yang mencari sensasi ketegangan yang mendalam, film ini menjadi pilihan yang tepat.

Film "The Autopsy of Jane Doe" tidak ditayangkan di bioskop Indonesia, namun dapat disaksikan di sejumlah layanan nonton berbayar dan sempat hadir di salah satu stasiun televisi Indonesia bertajuk 'Bioskop TransTV'.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak