Ulasan Novel Metropop: Behind the Screen, Mengungkap Realita Pahit Dunia Pertelevisian

Hayuning Ratri Hapsari | Muhamad Ali
Ulasan Novel Metropop: Behind the Screen, Mengungkap Realita Pahit Dunia Pertelevisian
Novel 'Metropop: Behind the Screen' karya Asmira Fhea (Dok. Pribadi/Muhamad Ali)

Metropop: Behind the Screen adalah sebuah karya yang memaparkan realitas pahit di industri pertelevisian modern. Dengan penulis berbakat, Asmira Fhea, membawa pembaca melalui pengalaman karakter utama, Anjani Levi, yang harus menghadapi dinamika dan tekanan keras di balik layar televisi.

Novel ini menyoroti tantangan yang dihadapi oleh Anjani, seorang jurnalis kreatif yang bekerja di program Selera Gue. Meskipun programnya meraih rating yang cukup baik, Anjani menemukan dirinya terjebak dalam lingkungan kerja yang toksik dan tidak produktif.

Ini mencerminkan realitas banyak orang di industri kreatif, tekanan bisnis sering kali mengalahkan kualitas konten.

Karakter utama, Anjani Levi, digambarkan sebagai individu yang penuh semangat dan berkomitmen terhadap profesi jurnalistiknya.

Namun, dia harus menghadapi konflik moral ketika berada di persimpangan antara ambisi karier dan prinsip-prinsipnya. Penggambaran karakter yang kompleks ini membawa pembaca lebih dekat dengan perjuangan Anjani.

Novel ini juga memperkenalkan dinamika hubungan antarkarakter, terutama dalam konteks kerja sama tim di industri media.

Konflik internal dan eksternal yang dialami oleh Anjani dan rekan-rekannya menambah dimensi menarik pada cerita, menjadikannya suatu narasi yang memukau dan relevan.

Salah satu elemen menarik dari buku ini adalah penggambaran keadaan industri pertelevisian modern. Dengan penggunaan bahasa yang lugas, Asmira Fhea menyajikan realitas kompleks yang dihadapi oleh para pekerja media. Industri ini sering kali dipaksa untuk mengorbankan kreativitas dan kualitas demi mengejar popularitas dan keuntungan.

Gaya penulisan Asmira Fhea terasa segar dan mengalir dengan lancar. Dialog-dialog yang digunakan memancarkan keautentikan dan kedalaman karakter, memberikan kehidupan pada cerita.

Selain itu, deskripsi-detail yang digunakan untuk menggambarkan suasana dan setting di dalam studio televisi menciptakan citra yang kuat, membantu pembaca untuk merasakan atmosfer cerita.

Meskipun demikian, novel ini tidak luput dari kelemahan. Beberapa bagian dari cerita terasa klise dan beberapa titik plot terduga. Namun, kelemahan ini terkesan kecil mengingat dampak emosional dan keseluruhan kualitas buku.

Dalam menghadirkan suasana di balik layar, Metropop: Behind the Screen" berhasil mempertahankan ketegangan yang konsisten sepanjang cerita.

Pergeseran fokus dari program Selera Gue ke Girl’s Ideas memberikan dinamika baru dan menambah kompleksitas kisah. Ini menciptakan ketertarikan baru bagi pembaca dan menjaga agar cerita tetap segar.

Penting untuk mencatat bahwa buku ini tidak hanya memberikan sorotan pada sisi gelap industri pertelevisian, tetapi juga menyelipkan pesan moral yang dalam.

Anjani Levi tidak hanya mencari keberhasilan dalam karier, tetapi juga menemukan makna hidup dan integritas pribadi. Pesan ini memberikan dimensi moral dan memperkaya cerita.

Satu aspek lain yang patut dicatat adalah keberanian Asmira Fhea dalam membahas isu-isu kontemporer yang ada dalam industri media, seperti tekanan terhadap kreativitas, politik kantor yang tidak sehat, dan ekspektasi tidak realistis dari pemirsa. Hal ini menciptakan kedalaman pada buku dan memperkaya naratifnya.

Dengan rating 5.0, Metropop: Behind the Screen adalah novel yang layak dinikmati oleh pembaca yang mencari cerita yang kompleks dan realistis tentang tantangan di dunia industri media.

Bagi mereka yang tertarik untuk melihat lebih dalam di balik layar televisi dan mengeksplorasi kompleksitas industri pertelevisian modern, buku ini memberikan pandangan yang tajam dan mendalam.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak