Besali merupakan novel keluaran Penerbit Laksana pada tahun 2019. Novel ini berkisah tentang seorang gadis bernama Lohita Sasi, yang melalui surat dari ayahnya, diserahi tanggung jawab meneruskan besali milik sang ayah yang baru saja meninggal dunia.
Besali adalah bengkel atau tempat kerja pandai besi. Besali milik Pak Pande ini merupakan warisan turun-temurun dan paling terkenal di Pacitan, latar tempat yang menjadi landasan cerita.
Tiga orang kakak lelaki Lohita tak ada yang ingin meneruskan jejak sang ayah. Mereka sudah bekerja di bidang lain dan tinggal di kota-kota yang berbeda. Lohita sendiri lebih banyak menghabiskan waktu dengan mengurusi toko buku kecil miliknya.
Ketika dalam suratnya sang ayah menyebut nama Sapta, untuk membantu menjalankan besali, Lohita yang telah lama menjaga jarak dari pemuda itu merasa sulit untuk melaksanakan wasiat sang ayah.
Lohita lantas memilih menutup Besali sementara dengan alasan berkabung. Sementara waktu, dengan bantuan Rey, pelanggan toko buku yang juga dekat dengan dirinya, Lohita kemudian memasang iklan di radio dan menempel brosur-brosur di jalanan, dalam ikhtiar mencari pegawai baru untuk mengurus Besali. Iklan yang kemudian diketahui Sapta.
Jadi Lohita mencari pekerja Besali? Terjawab sudah apa yang kemarin dia dengar di radio. Kalau seperti ini, kecil kemungkinan Lohita akan menghubunginya untuk kembali ke Besali.
Cukup lama Sapta diam di atas motornya. Pandangannya tertuju pada toko Lohita. Benarkah gadis itu tak mau lagi memperbaiki hubungan mereka? Mencari pande baru? (Hal. 77)
Membaca novel karya Shabrina WS kesekian kali, saya jadi memahami jika beliau kerap mengangkat tema-tema tak biasa dan disisipi dengan kisah percintaan segitiga, seperti pada novel Sauh, Betang, dan kali ini Besali.
Saya sangat menyukai kekuatan karakter para tokohnya dan kesederhanaan ceritanya dengan berlatarkan tentang Besali. Suatu pekerjaan yang asing di telinga saya, tapi begitu membacanya, saya jadi memahami apa itu Besali.
Setting cerita di Pacitan dengan keindahan pantai-pantainya yang ditonjolkan dalam cerita. Penulis, sepemahaman saya, juga selalu mengupas latar tempat dengan baik. Tak hanya menjadikannya sekadar tempelan, tapi sungguh-sungguh menjabarkan lokalitas cerita dengan kental.
Konflik cerita cukup beragam dari usaha Lohita untuk menjalankan amanat sang ayah, konflik hubungan Lohita dengan Rey dan Sapta, belum lagi menghadapi tetangga yang kerap ikut campur, serta juga pergolakan batin Lohita dalam menghadapi kehilangan demi kehilangan.
Sejauh ini saya belum pernah kecewa dengan novel-novel karya Shabrina WS dan masih akan mencari novel beliau lainnya.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS