Akibat Tidak Mau Mendengarkan Nasihat dalam Buku Rumah Tua di dalam Hutan

Ayu Nabila | Fathorrozi 🖊️
Akibat Tidak Mau Mendengarkan Nasihat dalam Buku Rumah Tua di dalam Hutan
Buku Rumah Tua di dalam Hutan (Raja Grafindo)

Buku bertajuk Rumah Tua di dalam Hutan memuat beragam kisah karya Nanang Martono dan kawan-kawan yang merupakan anak pinggiran sekaligus siswa SDN 03 Lebakwangi Banjarnegara.

Tulisan yang tertuang dalam antologi cerita anak ini bukan sekadar karya tulis, namun menjadi kisah unik dan penuh makna yang layak menjadi inspirasi bagi anak dan orang tua di segenap pelosok negeri.

Salah satu kisah dalam buku terbitan Raja Grafindo Persada ini menceritakan tentang pengalaman seorang anak yang tidak mau mendengarkan nasihat temannya, sehingga tindakan yang dilakukan membahayakan dirinya.

Ada pula kisah anak yang tangguh dan penuh tanggung jawab membantu orang tua. Meski harus mengangkat beban berat membawa air dari sungai dengan berjalan kaki cukup jauh hingga ke rumah sebab musim kemarau yang panjang, anak bernama Minji itu tidak mengeluh dan menjalaninya dengan riang gembira demi membantu orang tua untuk mendapatkan air.

Dua kisah yang menceritakan akibat tidak mendengarkan nasihat itu berjudul Rumah Tua di dalam Hutan dan Riko yang Tersesat. Sementara kisah anak yang dengan senang hati membantu pekerjaan orang tuanya itu bertajuk Musim Kemarau Panjang.

Tersebutlah Defin yang mengajak Agus dan Wawan untuk memetik buah mangga yang berada di halaman rumah tua di dalam hutan. Padahal waktu itu mereka dalam perjalanan menuju sekolah yang rute jalannya memang harus melewati bukit. Di bukit tersebut terdapat rumah tua kosong tak berpenghuni yang katanya angker.

Agus dan Wawan tak mau menerima ajakan Defin untuk memetik buah mangga, mereka berdua tetap ingin melanjutkan perjalanannya menuju sekolah. Agus dan Wawan sempat pula menasihati Defin agar mengurungkan niatnya memetik mangga, namun ia tak mau menggubris nasihat temannya.

Saat yang lain pulang dari sekolah, Defin belum sampai rumah. Agus dan Wawan memberi tahu kepada orang tua Defin bahwa ia sempat punya niat memanjat pohon mangga yang tumbuh di halaman rumah tua di dalam hutan. Ketika dicari ke lokasi yang dimaksud, ternyata Defin ditemukan berada di dalam rumah itu dalam keadaan tak sadarkan diri.

Ketika sadar Defin bercerita bahwa ia tak tahu apa yang terjadi dengan dirinya hingga jatuh pingsan. Ia lalu meminta maaf kepada Agus juga Wawan sebab tak mengindahkan nasihat kedua temannya itu.

Demikian pula yang dialami Riko dalam kisah bertajuk Riko yang Tersesat. Gara-gara tak menghiraukan nasihat teman-temannya untuk tidak terlalu masuk ke dalam hutan, akhirnya Riko tersesat di dalam hutan dan harus dibantu warga sekitar untuk mencarinya. Riko pun menyesal atas perbuatannya. Ia bersyukur di dalam hutan tidak dimakan binatang buas dan masih bisa pulang dengan selamat.

Gaya penulisan Nanang Martono dan kawan-kawan dalam antologi cerita anak Rumah Tua di dalam Hutan ini, cukup sederhana namun penuh makna. Bahasa yang digunakan mengalir dengan baik dan mudah dipahami, tetapi mampu menyampaikan ketegangan dan suasana misterius yang kuat.

Deskripsi tentang rumah tua dan hutan yang mengelilinginya terasa hidup dan membangkitkan imajinasi pembaca, sehingga mampu mengajak pembaca merasakan atmosfer cerita dengan mendalam. Selamat membaca!

Identitas Buku

Judul: Rumah Tua di dalam Hutan

Penulis: Nanang Martono

Penerbit: Raja Grafindo Persada

Cetakan: I, 2022

Tebal: 100 Halaman

ISBN: 978-602-8275-99-6

BACA BERITA ATAU ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak