Review Film Fall in Love at First Kiss: Kisah Romansa di Masa Sekolah

Sekar Anindyah Lamase | aisyah khurin
Review Film Fall in Love at First Kiss: Kisah Romansa di Masa Sekolah
Film Fall in Love at First Kiss (IMDb)

Film "Fall in Love at First Kiss" adalah film yang di adaptasi dari manga Jepang yang terkenal Itazura na Kiss karya Kaoru Tada. Disutradarai oleh Yu Shan Chen, film ini menggabungkan romansa, komedi, dan elemen melodrama yang khas dari cerita aslinya.

Dibintangi oleh Jelly Lin sebagai Xiang Qin dan Darren Wang sebagai Jiang Zhi Shu, film ini membawa penonton ke dalam perjalanan cinta seorang gadis ceroboh yang jatuh cinta pada seorang jenius yang dingin dan sulit untuk didekati.

Xiang Qin, seorang siswi yang tidak terlalu pintar, namun memiliki semangat dan keberanian yang besar. Ia jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Jiang Zhi Shu, siswa paling populer, tampan, dan cerdas di sekolahnya.

Meskipun Zhi Shu awalnya tidak menunjukkan minat pada Xiang Qin, serangkaian peristiwa membawa mereka lebih dekat, termasuk ketika Xiang Qin dan ayahnya pindah ke rumah keluarga Zhi Shu setelah rumah mereka rusak akibat gempa.

Keunikan dari film ini adalah bagaimana hubungan Xiang Qin dan Zhi Shu berkembang perlahan dari ketertarikan sepihak menjadi cinta yang tulus. Xiang Qin adalah simbol dari optimisme dan keteguhan, sementara Zhi Shu, meskipun terlihat dingin, menunjukkan sisi lembutnya seiring waktu.

Chemistry antara Jelly Lin dan Darren Wang berhasil menampilkan dinamika hubungan ini dengan baik, meskipun ada momen di mana akting mereka terasa agak kaku.

Salah satu kekuatan utama film ini adalah elemen komedi yang menghibur. Xiang Qin sering terlibat dalam situasi konyol yang menambah daya tarik karakternya. Komedi ini menjadi penyeimbang bagi elemen drama dalam cerita, memberikan ritme yang baik untuk film secara keseluruhan. 

Dari segi visual, Fall in Love at First Kiss menawarkan sinematografi yang cerah dan penuh warna, mencerminkan kisah yang ringan dan optimis dari film ini. Penggunaan lokasi-lokasi yang indah, seperti sekolah tempat Zhi Shu dan Xiang Qin belajar, menambah daya tarik visual.

Kostum dan desain produksi juga mendukung penggambaran karakter, terutama dalam menunjukkan perbedaan antara Xiang Qin yang ceria dan Zhi Shu yang serius.

Namun, salah satu kelemahan film ini adalah kurangnya eksplorasi mendalam terhadap karakter pendukung. Karakter-karakter seperti teman-teman Xiang Qin dan keluarga Zhi Shu tidak diberi cukup ruang untuk berkembang, sehingga terasa seperti pelengkap alur utama tanpa kontribusi berarti. 

Dari segi narasi, film ini tetap setia pada alur cerita klasik dari manga aslinya, tetapi tidak membawa banyak inovasi. Pesan utama dari film ini adalah tentang ketekunan dan kejujuran dalam cinta.

Xiang Qin adalah representasi dari keberanian untuk mengejar apa yang diinginkan, meskipun menghadapi penolakan berkali-kali. Sementara itu, Zhi Shu menunjukkan bahwa bahkan orang yang paling logis sekalipun dapat belajar untuk mendengarkan hati mereka. 

Secara keseluruhan, "Fall in Love at First Kiss" adalah film romantis ringan yang menghibur. Film ini berhasil menyampaikan pesona ceritanya dengan visual yang menarik dan elemen komedi yang menyegarkan. Bagi mereka yang mencari kisah cinta sederhana dengan sentuhan komedi, film ini layak untuk ditonton.

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak