Ulasan Novel How to Stop Time: Perjalanan Tom Hazard dalam Menembus Waktu

Hayuning Ratri Hapsari | aisyah khurin
Ulasan Novel How to Stop Time: Perjalanan Tom Hazard dalam Menembus Waktu
Novel How to Stop Time (goodreads.com)

"How to Stop Time" karya Matt Haig mengisahkan perjalanan luar biasa seorang pria bernama Tom Hazard, yang memiliki kondisi langka sehingga proses penuaannya berlangsung sangat lambat.

Walaupun secara fisik, ia tampak seperti pria berusia 41 tahun, tetapi pada kenyataannya, ia telah hidup selama lebih dari empat abad, menyaksikan berbagai momen bersejarah dan berinteraksi dengan tokoh-tokoh terkenal seperti William Shakespeare, F. Scott Fitzgerald, serta Charlie Chaplin.

Dalam rentang waktu yang begitu panjang, Tom menghadapi beragam tantangan, termasuk kehilangan orang-orang terkasih dan perasaan kesendirian yang terus menghantuinya.

Ia pun bergabung dengan Masyarakat Albatross, sebuah organisasi rahasia yang bertujuan melindungi orang-orang dengan kondisi serupa.

Namun, kelompok ini memiliki satu aturan utama yang harus dipatuhi oleh anggotanya, mereka dilarang jatuh cinta. Aturan ini bertujuan untuk menghindarkan mereka dari penderitaan emosional yang dapat timbul akibat hubungan yang tidak mungkin bertahan dalam jangka waktu yang lama karena perbedaan usia yang ekstrem.

Berusaha mencari kehidupan yang lebih stabil, Tom akhirnya memilih untuk kembali ke London dan bekerja sebagai guru sejarah. Posisi ini memungkinkan dirinya untuk menyampaikan kisah-kisah sejarah dari perspektif yang sangat berbeda karena ia sendiri telah mengalami peristiwa-peristiwa tersebut secara langsung.

Namun, kehidupannya menjadi lebih rumit saat ia mulai memiliki ketertarikan terhadap seorang guru bahasa Prancis di sekolahnya. Situasi ini membuatnya harus menghadapi dilema besar yang menantang aturan utama dari Masyarakat Albatross.

Novel ini menyajikan eksplorasi mendalam tentang berbagai tema, termasuk makna kehidupan, kehilangan, dan pencarian jati diri. Tom terus dihantui oleh bayangan masa lalunya, terutama karena kehilangan sang istri dan pencarian anak perempuannya yang telah lama hilang.

Melalui alur cerita yang melibatkan berbagai lompatan waktu, pembaca diajak untuk merenungkan bagaimana pengalaman masa lalu membentuk seseorang serta bagaimana manusia dapat menemukan tujuan dalam dunia yang terus berubah.

Matt Haig berhasil menggabungkan unsur sejarah dengan cerita fiksi yang menarik. Penggambaran tentang berbagai era serta pertemuan Tom dengan tokoh-tokoh bersejarah terasa hidup dan autentik, membuat pembaca dapat merasakan perubahan zaman yang dialami sang tokoh utama.

Kendati demikian, pengembangan terkait karakter tokoh-tokoh sejarah terasa kurang mendalam dan lebih berfungsi sebagai elemen dekoratif dalam cerita.

Pembaca juga merasa bahwa novel ini cenderung terlalu sentimental dan kurang memiliki kompleksitas dalam pengembangan karakter.

Selain itu, beberapa dialog dan refleksi Tom mengenai kehidupan dinilai terlalu filosofis sehingga terkadang terasa kurang relevan dengan jalannya cerita utama.

Salah satu hal menarik yang diangkat dalam novel ini adalah dampak psikologis dari umur panjang yang dimiliki Tom. Ia sering kali merasa terjebak antara masa lalu dan masa kini, di mana kenangan lama terus menghantuinya dan membuatnya kesulitan untuk benar-benar menikmati kehidupan yang sedang dijalaninya.

Situasi tersebut memberikan refleksi mendalam mengenai pentingnya menerima perubahan serta menemukan cara untuk berdamai dengan masa lalu agar bisa menjalani hidup yang lebih bermakna.

Secara keseluruhan, "How to Stop Time" menawarkan sudut pandang unik mengenai perjalanan waktu dan bagaimana hal itu memengaruhi individu secara emosional maupun psikologis.

Meskipun ada beberapa kelemahan dalam pengembangan karakter dan alur cerita, novel ini tetap memberikan wawasan berharga tentang betapa pentingnya menikmati masa kini dan menemukan arti dalam setiap momen yang kita jalani.

Identitas Buku

Judul: How to Stop Time

Penulis: Matt Haig

Penerbit: Penguin

Tanggal Terbit: 6 Februari 2018

Tebal: 333 Halaman

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak