Apa jadinya kalau Sobat Yoursay tinggal serumah dengan sahabat masa kecil, yang diam-diam kamu cintai, tapi dia menyembunyikan sebuah rahasia besar darimu? Film Tak Ingin Usai di Sini sepanjang ±108 menit mengangkat tajuk cinta dan pengorbanan dengan cara yang familier tapi tetap bisa bikin hati mencelos. Dibintangi Bryan Domani dan Vanesha Prescilla, film ini udah tayang di bioskop Indonesia sejak 5 Juni 2025.
Film ini disutradarai Robert Ronny, diproduksi Paragon Pictures dan Ideosource Entertainment, dengan dukungan dari Netzme, KMIF, dan Legacy Pictures. ‘Tak Ingin Usai di Sini membawa kisah cinta klasik ke layar lebar dengan pendekatan yang manis tapi melankolis.
Sekilas tentang Film Tak Ingin Usai di Sini
Sosok Cream (diperankan Vanesha Prescilla) dan K (Bryan Domani) merupakan sahabat sejak SMA. Mereka tumbuh bersama, saling memahami, yang (tampak seperti) hidup serumah sebagai dua anak muda yang menjalani hidup dengan cara mereka sendiri.
Meski tampak hanya sebatas sahabat, keduanya sebenarnya memendam perasaan satu sama lain, perasaan yang selama ini nggak pernah benar-benar diungkapkan.
Namun, ada yang disembunyikan K. Dia ternyata mengidap penyakit serius dan menyadari bahwa waktunya bersama Cream nggak akan lama lagi. Alih-alih mengakui cintanya, K memilih mundur perlahan dan mencoba mencarikan sosok lain yang bisa menjaga Cream setelah dirinya pergi. Sebuah bentuk cinta yang tragis, karena memilih pergi justru demi melihat orang yang dicintai bahagia. Hiks!
Impresi Selepas Nonton Film Tak Ingin Usai di Sini
Aku masuk dalam cerita ini dengan ekspektasi sederhana, karena apa? Soalnya sudah tahu ini kisah cinta yang manis sekaligus menyakitkan. Dan ternyata memang itulah yang disajikan. Film ini berjalan dengan alur yang relatif tenang, bahkan cenderung lambat di beberapa bagian. Namun, justru dari situ aku merasa cerita ini ingin membawa penonton meresapi emosi para karakternya, bukan sekadar nonton lalu lewat begitu saja.
Vanesha tampil lembut sebagai Cream, dengan gestur yang menurutku natural. Sementara Bryan Domani berhasil memainkan karakter K dengan penuh ketegangan emosional. Ya, K seperti menanggung beban yang nggak pernah bisa dia lepaskan. Chemistry keduanya terasa meyakinkan, apalagi mengingat latar kisah mereka yang sudah saling mengenal sejak lama.
Namun jujur, sebagian besar cerita terasa cukup mudah ditebak. Dari awal aku memang sudah bisa mengira bagaimana konflik ini akan berkembang dan bagaimana ending-nya (secara ini remake dari film asal Korea Selatan berjudul More Than Blue (2009). Namun, bukan berarti film ini kehilangan daya tarik. Justru pada klimaks film, aku dibuat cukup terhentak. Emosinya dibangun perlahan tapi nyantol gitu, yang membuatku ikut terjebak dalam perasaan ‘seandainya’. Iya, seandainya mereka jujur sejak awal, seandainya waktu bisa ditawar.
‘Tak Ingin Usai di Sini’ memang bukan film dengan konsep paling baru. Namun, kesederhanaannya justru jadi daya pikatnya. Ini adalah film yang bicara tentang mencintai dalam diam, tentang pengorbanan yang nggak pernah diminta, dan tentang keberanian untuk melepaskan, meski saat yang kamu inginkan adalah tetap di sampingnya.
Kalau Sobat Yoursay penggemar drama romantis penuh air mata dengan tema cinta yang diam-diam dan menyayat hati, film ini bisa jadi pilihan yang tepat. Bawa tisu, karena akhir cerita ini mungkin akan meninggalkan perasaan menggantung dalam dada.
Pada akhirnya penilaian akhir dari film ini sebatas selera kok. Kuyakin, pengalaman nonton setiap orang itu berbeda-beda. Bisa jadi, Sobat Yoursay menemukan hal menarik lainnya dari film ini yang luput di mataku. Ups.
Skor: 3,5/5