Ulasan Novel Problematic Summer Romance: Romansa Musim Panas yang Rumit

Ayu Nabila | aisyah khurin
Ulasan Novel Problematic Summer Romance: Romansa Musim Panas yang Rumit
Novel Problematic Summer Romance (goodreads.com)

Ali Hazelwood kembali memikat penggemar romance dengan novel terbarunya, "Problematic Summer Romance". Karya ini menghadirkan perpaduan yang menggugah antara cinta, konflik usia, dinamika keluarga, dan penyembuhan luka masa lalu, dalam balutan suasana musim panas di Italia yang eksotis.

Tokoh utama dalam novel ini adalah Maya Killgore, seorang perempuan muda berusia 23 tahun yang cerdas, blak-blakan, dan penuh semangat. Maya juga dikenal sebagai adik dari Rue, tokoh utama dalam novel sebelumnya yang berjudul "Not in Love". Maya punya latar belakang yang emosional, ia kehilangan orang tuanya di usia muda, dan ini sangat membentuk cara dia dalam menjalani hidup.

Conor Harkness, pria berusia 38 tahun, sahabat karib kakaknya yang merupakan seorang pengusaha sukses. Conor dikenal sebagai sosok yang rasional, pendiam, dan berhati-hati. Karakter Conor yang sangat kontras dengan Maya, membuat keduanya mempunyai masa lalu yang rumit, termasuk hubungan singkat yang berakhir tanpa penjelasan.

Plot utama berpusat pada reuni yang tidak diharapkan. Maya dan Conor kembali bertemu di sebuah vila mewah di Taormina, Sisilia, dalam rangka pernikahan Rue. Situasi “forced proximity” ini membuat mereka tak bisa menghindari satu sama lain, apalagi perasaan yang belum selesai sepenuhnya diantara mereka.

Hazelwood menggunakan pendekatan dua garis waktu antara masa lalu saat hubungan Maya dan Conor dimulai, dan masa kini ketika mereka harus kembali berinteraksi. Format ini memperkuat kedalaman karakter dan menunjukkan bagaimana perasaan mereka berkembang dan berubah.

Salah satu kekuatan utama novel ini adalah eksplorasi tema perbedaan usia. Hazelwood tidak hanya menyoroti aspek romantisnya, tetapi juga tekanan sosial, kekhawatiran moral, dan pertimbangan psikologis yang muncul ketika dua orang dari generasi berbeda jatuh cinta.

Maya digambarkan sebagai karakter yang progresif. Meski usianya muda, ia punya pemikiran dewasa, tidak takut menyuarakan pendapat, dan mampu berdiri di atas kaki sendiri. Ia menolak dikerdilkan hanya karena usianya lebih muda dari Conor.

Sebaliknya, Conor adalah karakter yang penuh konflik batin. Ia jelas menyukai Maya, tetapi dihantui oleh rasa bersalah, tanggung jawab moral, dan ketakutan akan pandangan orang lain. Ini membuat dinamika mereka penuh ketegangan emosional dan tarik-ulur yang menyakitkan namun memikat.

Lokasi novel menjadi nilai tambah tersendiri. Taormina digambarkan begitu hidup, pantai berpasir, anggur putih dingin, makanan Italia, dan villa penuh kenangan. Suasana musim panas sangat terasa dan memperkuat nuansa escapism dari cerita ini.

Hazelwood tetap mempertahankan gaya penulisannya yang khas, penuh dialog cerdas, narasi dalam kepala tokoh utama yang lucu dan menyentuh, serta banyak momen “awkward” yang terasa realistis dan menghibur. Ini menjadikan novel tetap ringan meski membawa isu yang berat.

Chemistry antara Maya dan Conor dibangun secara perlahan. Mereka tidak langsung terjun ke hubungan fisik, melainkan melalui komunikasi yang kikuk, pertengkaran kecil, dan akhirnya percakapan jujur yang menyentuh luka lama masing-masing.

Beberapa bagian novel sangat emosional, terutama ketika Maya mengungkapkan rasa kecewa dan kesedihannya karena ditinggalkan tanpa penjelasan. Hazelwood menulis momen-momen ini dengan sensitivitas tinggi, membuat pembaca turut merasa terlibat secara emosional.

Tidak hanya hubungan romantis, novel ini juga menyoroti hubungan keluarga. Maya dan Rue punya hubungan yang kompleks, penuh cinta, namun juga banyak ketegangan dan perbedaan nilai. Keduanya belajar memahami dan menghormati pilihan hidup masing-masing.

Walau tema age-gap romance bisa kontroversial, Hazelwood menanganinya dengan penuh pertimbangan. Hubungan mereka dibangun atas dasar rasa hormat, kesetaraan emosional, dan komunikasi terbuka. Hal ini menghindari kesan “eksploitasi” yang kadang muncul dalam cerita serupa.

Pembaca merasa awal novel berjalan agak lambat, karena Hazelwood memberi banyak ruang untuk membangun suasana dan konflik batin. Namun, bagi penggemar slow burn romance, ini justru kekuatan yang membuat cerita terasa lebih otentik.

Menjelang akhir, novel ini memberi penyelesaian yang memuaskan. Bukan sekadar happy ending, tetapi juga pertumbuhan karakter. Maya dan Conor tidak hanya jatuh cinta, mereka juga belajar mengenali diri sendiri dan menjadi versi terbaik dari diri mereka.

Secara keseluruhan, "Problematic Summer Romance" adalah novel yang matang secara emosi, menyenangkan secara narasi, dan berani mengangkat dinamika cinta yang tidak konvensional. Ali Hazelwood kembali menunjukkan bahwa ia bukan hanya penulis romansa, tapi juga pengamat tajam atas hubungan manusia modern.

Identitas Buku

Judul: Problematic Summer Romance

Penulis: Ali Hazelwood

Penerbit: Berkley

Tanggal Terbit: 27 Mei 2025

Tebal: 416 Halaman

BACA BERITA ATAU ARTIKEL LAINNYA DI SINI

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak