Saat Tyler Perry kembali membawa karakter Madea ke layar, aku tahu yang akan kutemui adalah tawa. Terlepas bakal bikin ketawa terbahak, atau malah garing tingkat dewasa. Ups.
Dan benar saja, seperti rasa makanan cepat saji, meski bikin kenyang sementara, jarang ada yang benar-benar membekas. Itulah yang kurasakan setelah nonton Madea’s Destination Wedding, film ke sekian dalam semesta kisah Madea.
Sebenarnya berkisah tentang apa sih film yang tayang di Netflix sejak 11 Juli 2025? Kepoin bareng, yuk!
Sinopsis Film Madea’s Destination Wedding
Disutradarai, ditulis, dan dibintangi sendiri sama Tyler Perry, dan diproduksi Tyler Perry Studios, Sutradara Tyler Perry rupanya memainkan tiga karakter sekaligus: Madea, si nenek galak nan jenaka; Joe, saudara Madea yang urakan; dan Brian, anak mereka yang jadi jaksa.
Kali ini, Madea dan seluruh anggota keluarga Simmons bertolak ke Bahama untuk menghadiri pernikahan destinasi cucunya, Tiffany (diperankan Diamond White), dengan pria dreadlock bernama Zavier (Xavier Smalls).
Masalah muncul sejak awal lho, perihal Tiffany yang nggak pernah memperkenalkan calon suaminya kepada keluarga, dan kehadiran Zavier pun langsung menimbulkan ketegangan, terutama dengan sang ayah, Brian, yang merasa itu keputusan gegabah.
Kisahnya simpel dan nggak terlalu bikin otak mikir, sih. Sayangnya ….
Review Film Madea’s Destination Wedding
Aku tahu betul formula film Madea nggak pernah berubah jauh. Yap, diawali dengan slapstick, diisi dengan drama keluarga, lalu ditutup dengan sentuhan religius dan moralitas. Namun, dalam Film Madea’s Destination Wedding, alurnya terlalu lambat, bahkan untuk ukuran komedi keluarga.
Setengah dari durasi, film yang berjalan 102 menit itu, habis hanya untuk menyaksikan keluarga Simmons check-in di hotel, melihat-lihat fasilitas, dan belanja oleh-oleh. Ada adegan panjang di gift shop, obrolan absurd di kasino, dan kebingungan logistik kamar hotel yang sebenarnya bisa diringkas dalam montase.
Aku tertawa, iya, terutama di adegan bachelor party ketika Joe dan Leroy (David Mann) menghadiri pesta yang katanya bertema gospel. Leroy yang polos malah terjebak dalam pesta penuh twerking, dan reaksinya menyiram para penari dengan air suci adalah salah satu momen paling absurd, tapi juga paling lucu.
Namun di luar itu, banyolan-banyolan Madea terasa boring. Karakter Tiffany dan ibunya, Debra (Taja V. Simpson), nggak ada kedalaman yang berarti.
Tyler Perry memang cukup jenius dalam memainkan banyak karakter dalam satu layar. Namun, yang paling menyedihkan dari film ini adalah hilangnya jejak ambisi artistik Perry yang nyaris tanpa upaya.
Padahal, tyler Perry punya pengaruh besar di Hollywood, khususnya bagi komunitas kulit hitam. Eh, tapi saat dia memilih untuk terus membuat film seperti ini, dengan karakter perempuan yang direduksi dan komedi yang stagnan, aku pun bertanya-tanya, “Apakah ini hanya soal memenuhi permintaan pasar? Atau karena dia enggan memperdalam lagi pemahaman sinematiknya?
Akhir kata, kalau Sobat Yoursay hanya ingin tontonan ringan yang bisa ditinggal buat nyeduh kopi tanpa takut ketinggalan cerita, maka Film Madea’s Destination Wedding bisa jadi pilihan. Sayangnya, kalau kamu berharap melihat perkembangan dari sosok filmmaker yang punya daya tarik industri di genggamannya, film ini mungkin bisa jadi pengingat pahit, bahwa popularitas dan kualitas terkadang nggak selalu berjalan beriringan.
Tyler Perry lucu, iya, sepakat! Dan karakter Madea masih punya karisma. Namun film ini? Yang jelas terasa seperti liburan keluarga yang terlalu panjang dan penuh drama tanpa resolusi yang memuaskan.
Skor: 1/5