Ulasan Novel Bukan Pengantin Terpilih: Menumbuhkan Cinta dalam Pernikahan

Ayu Nabila | Oktavia Ningrum
Ulasan Novel Bukan Pengantin Terpilih: Menumbuhkan Cinta dalam Pernikahan
Bukan Pengantin Terpilih (goodreads)

Selalu menjadi si nomor dua, Anggun mungkin terlihat tenang dan tak menuntut apapun. Tapi semakin ia sabar dan terus diam, orang lain justru menambah bebannya. Karena dianggap kuat, karena selalu diam, dan tidak mengeluh. 

Novel ini sangat cocok untuk pembaca yang menyukai drama rumah tangga bernuansa religius, romantis, sekaligus penuh pelajaran hidup. Agnes berhasil menyampaikan pesan bahwa tidak semua pernikahan bermula dari cinta, tapi cinta bisa tumbuh di tempat yang tidak diduga—bahkan dari luka yang paling dalam.

Identitas Buku

Novel Bukan Pengantin Terpilih karya Agnes Jessica adalah sebuah kisah yang mengaduk-aduk perasaan pembacanya lewat drama rumah tangga yang tidak biasa. Dengan premis yang mengangkat isu klasik namun disajikan dalam balutan lokal dan emosi mendalam, Agnes membawa kita menyelami konflik batin seorang perempuan yang tidak dipilih, tapi harus menjalani.

Terinspirasi dari Kisah Religius: Anggun, Lea, dan Takdir yang Berulang

Agnes Jessica menarik inspirasi dari kisah Lea dan Rahel, dua perempuan dalam kitab suci yang kisahnya berkelindan dengan pernikahan Nabi Ya’qub. Dalam cerita itu, Lea yang merupakan kakak, dinikahkan menggantikan Rahel sang adik—sebuah gambaran tragis yang juga terjadi pada Anggun, tokoh utama dalam novel ini.

Anggun, perempuan sederhana dan penuh tanggung jawab, harus menikah dengan Alfian—pengusaha peternakan ayam sukses dari Sukabumi—karena adiknya, Sinta, kabur sehari menjelang pernikahan. Demi menjaga martabat keluarga dan menghindari aib, Anggun rela menggantikan posisi adiknya di pelaminan.

Namun cinta, sayangnya, tak semudah itu tumbuh. Alfian merasa dikhianati dan dipermainkan. Ia menerima pernikahan tersebut, tapi hatinya tetap tertutup untuk Anggun. Ketegangan batin pun mewarnai hari-hari awal pernikahan mereka.

Antara Kebencian, Kesetiaan, dan Kehadiran Mantan

Kisah ini bukan sekadar tentang pernikahan tanpa cinta. Di balik sikap dingin Alfian, tersimpan luka masa lalu. Ia memutuskan menikah bukan untuk membangun cinta, tapi untuk melupakan dan membalas kekecewaan pada mantan kekasih yang meninggalkannya.

Anggun pun harus menelan pil pahit: menjadi istri yang tidak diinginkan. Bahkan ketika ia mencoba memahami dan membantu Alfian, seperti menawarkan diri berjualan untuk membantu keuangan keluarga, niat baiknya tetap ditolak. Sebaliknya, yang ia dapat hanyalah ketidakpedulian dan luka batin, termasuk pengalaman pahit ketika Alfian mengambil keperawanannya tanpa kelembutan. Meski itu terjadi dalam ikatan sah, caranya meninggalkan trauma mendalam bagi Anggun.

  • Namun yang paling memilukan, Anggun kemudian mengetahui bahwa dirinya mengandung buah cinta, saat ia dan Alfian tengah bersiap bercerai setelah enam bulan pernikahan yang penuh luka.

Sinta Kembali: Cinta yang Tertunda, Luka yang Tak Mudah Hilang

Konflik mencapai puncaknya saat Sinta kembali. Dengan penyesalan, ia ingin memperbaiki semuanya. Ia bahkan rela menjadi istri kedua dari Alfian. Situasi menjadi semakin rumit: apakah Anggun akan rela berbagi suami dengan adiknya sendiri? Ataukah ia justru memilih menyerahkan kembali Alfian pada "pengantin asli"?

Kehadiran Sinta membuka kembali luka dan pertanyaan tentang cinta sejati. Di tengah kekacauan batin itu, Alfian mulai menyadari bahwa meski awalnya bukan pilihannya, Anggunlah yang sesungguhnya memberinya ketulusan, pengorbanan, dan cinta diam-diam yang tidak pernah dimiliki sebelumnya.

Kritik dan Apresiasi: Drama yang Menggugah Namun Terasa Terburu-buru

Dari segi alur, Bukan Pengantin Terpilih tampil kuat di bagian awal hingga pertengahan. Kisah pernikahan yang dibangun dari keterpaksaan dan luka emosional terasa realistis dan menyentuh. Namun sayangnya, penyelesaian konflik di akhir terasa sedikit terburu-buru dan kurang greget. Perubahan hati para tokoh, terutama Alfian dan Sinta, terkesan labil dan terlalu mudah diterima.

Meski begitu, kekuatan novel ini tetap terletak pada kedalaman emosi dan kompleksitas relasi antar karakter. Anggun bukan perempuan lemah, melainkan sosok kuat yang belajar memaafkan, memilih dengan hati, dan menjalani takdir dengan ketabahan luar biasa.

Agnes Jessica: Ibu Rumah Tangga dengan Pena yang Tajam

Sebagai penulis, Agnes Jessica dikenal piawai menggambarkan dilema perempuan dalam kehidupan sehari-hari. Walau karyanya belum sekompleks penulis asing, Bukan Pengantin Terpilih membuktikan bahwa penulis Indonesia pun bisa menyuguhkan drama keluarga yang emosional dan reflektif.

Di novel ini kita akan tahu bagaimana orang tidak tahu diri melihat orang yang sabar. Karena baik, karena selalu bilang tidak apa-apa, karena terus memaafkan. Orang lain jadi seenaknya dan menganggap kesalahannya adalah sesuatu yang kecil. 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak