Review Film Wicked: For Good, Penutup Epik yang Bikin Hati Meleleh

M. Reza Sulaiman | Ryan Farizzal
Review Film Wicked: For Good, Penutup Epik yang Bikin Hati Meleleh
Poster film Wicked: For Good (IMDb)

Kalau Anda masih ingat betapa epiknya Wicked Part One tahun lalu, saat Elphaba terbang tinggi sambil menyanyikan "Defying Gravity" yang membuat bulu kuduk merinding, kini saatnya untuk lanjutan ceritanya: Wicked: For Good. Film ini baru saja rilis dan langsung menjadi rollercoaster emosi yang campur aduk antara hype, haru, dan sedikit kecewa.

Dibintangi lagi oleh Cynthia Erivo sebagai Elphaba, si penyihir hijau yang tangguh, dan Ariana Grande sebagai Glinda, si ratu merah jambu yang ceria, film ini tidak hanya berisi lagu-lagu indah, tetapi juga mengangkat tema persahabatan, kekuasaan, dan bagaimana "jahat" sering kali hanya label palsu.

Sinopsis: Pertemuan Kembali di Tengah Kekacauan Oz

Ceritanya langsung berlanjut dari akhir yang menggantung di bagian pertama. Elphaba (Erivo) kini menjadi buronan, bersembunyi di hutan Oz sambil berjuang untuk membebaskan hewan-hewan yang dizalimi oleh rezim Wizard (Jeff Goldblum, yang permainannya tetap kocak, tetapi jahatnya makin terasa).

Sementara itu, Glinda (Grande) sedang berada di puncak dunia: tinggal di istana Emerald City, dijadikan simbol "kebaikan" oleh Madame Morrible (Michelle Yeoh), dan siap menikah dengan Pangeran Fiyero (Jonathan Bailey, yang chemistry-nya dengan Erivo membuat meleleh).

Salah satu adegan di film Wicked: For Good (IMDb)
Salah satu adegan di film Wicked: For Good (IMDb)

Namun, di balik senyum lebar Glinda, ada hantu masa lalu: persahabatan mereka yang retak gara-gara pilihan politik. Lalu, tiba-tiba Dorothy dari Kansas (ya, si gadis bersepatu rubi itu) datang dan membuat semuanya kacau. Massa yang marah mengejar Elphaba, dan dua sahabat ini harus bersatu kembali untuk menyelamatkan Oz, atau setidaknya, hati masing-masing.

Yang membuat film ini berbeda dari bagian pertama adalah nadanya yang lebih gelap dan suram. Jika sebelumnya penuh warna cerah dan tawa, sekarang Oz seperti sedang mengalami fase distopia ala fasisme ringan: propaganda Wizard menggila, hewan-hewan dieksploitasi untuk membangun Yellow Brick Road, dan Elphaba dipaksa menjadi penjahat agar rakyat tenang.

Jon M. Chu sebagai sutradara tetap mengandalkan visual yang menakjubkan: adegan terbang di atas badai dan gelembung ajaib Glinda yang meledak-ledak, semuanya seperti lukisan hidup. Soundtrack-nya? Campuran lagu klasik Broadway seperti "No Good Deed" yang dinyanyikan Erivo hingga suaranya pecah karena emosi, ditambah dua lagu baru dari Stephen Schwartz.

Ulasan Film Wicked: For Good

Performanya? Erivo dan Grande benar-benar mencuri perhatian. Erivo, dengan suaranya yang kuat, membuat Elphaba menjadi ikon feminisme modern: perempuan kulit hijau yang melawan sistem yang melabelinya "jahat" hanya karena berbeda. Grande? Dari yang awalnya terlihat hanya sebagai bintang pop, kini ia berevolusi.

Glinda-nya lebih bernuansa, tidak hanya ceria, tetapi juga dihantui oleh pilihan-pilihan sulit. Chemistry mereka luar biasa! Adegan reuni di akhir, saat mereka menyanyikan "For Good" sambil berpelukan, membuat seisi bioskop menangis bersama.

Pemeran pendukung juga solid: Goldblum sebagai Wizard yang memesona tetapi manipulatif, Yeoh sebagai manipulator utama, Bailey sebagai Fiyero yang berubah dari playboy menjadi pahlawan, dan Ethan Slater sebagai Boq yang kurang beruntung dalam cinta. Bahkan, Nessarose (Marissa Bode) mendapat sorotan lebih, menunjukkan persaingan saudara yang relatable.

Salah satu adegan di film Wicked: For Good (IMDb)
Salah satu adegan di film Wicked: For Good (IMDb)

Namun, menurut saya, film ini tidak sempurna. Alurnya kadang terasa lambat, terutama saat adegan propaganda Oz yang panjang lebar. Visualnya tetap menakjubkan, tetapi kurang "wow" dibandingkan bagian pertama; lebih banyak CGI gelap yang membuat mata lelah. Akhirnya pun, meskipun memuaskan, mungkin agak mudah ditebak bagi yang mengharapkan plot twist gila karena harus menyambung dengan The Wizard of Oz klasik.

Jadwal Tayang di Bioskop Indonesia: Buruan Pesan!

Anda bisa langsung menuju bioskop mulai Rabu, 19 November 2025, lebih cepat dua hari dari perilisan global. Film ini tayang di XXI, CGV, Cinepolis, dan jaringan bioskop lainnya dengan harga tiket standar, sekitar Rp50.000 hingga Rp100.000, tergantung lokasi dan jam. Saran saya, beli tiket secara daring sekarang karena akhir pekan pasti ramai, apalagi menjelang libur akhir tahun.

Intinya, Wicked: For Good bukan hanya sekuel, melainkan sebuah pernyataan: persahabatan sejati bisa mengubah dunia, bahkan yang sedang kacau. Erivo dan Grande membuat Anda percaya bahwa keajaiban itu nyata, meski Oz sedang suram. Sangat layak ditonton, terutama jika Anda butuh tontonan yang menghibur (tapi dengan air mata) di akhir 2025.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak