Self-healing mungkin bukan lagi istilah yang asing bagi sebagian orang, terutama generasi muda. Salah satunya bisa dilakukan dengan journaling.
Journaling adalah kebiasaan menulis tentang pikiran, perasaan, dan pengalaman hidup. Aktivitas ini terbukti berdampak positif pada kesehatan mental.
Menulis jurnal membantu meredakan stres, mengurangi kecemasan, bahkan mempercepat penyembuhan. Penelitian menunjukkan bahwa orang dengan kecemasan yang menulis selama 15 menit, tiga kali seminggu, mengalami peningkatan kesejahteraan dan berkurangnya gejala depresi dalam satu bulan.
Menulis jurnal juga membantu mengatur emosi. Studi menunjukkan bahwa mereka yang menuangkan perasaan ke dalam tulisan lebih mampu mengendalikan emosi dibandingkan mereka yang hanya menulis pengalaman netral. Bahkan, menulis dengan cara yang lebih abstrak bisa lebih menenangkan dibandingkan menuliskan perasaan secara langsung.
Metode ini menjadi bagian dari rutinitas komunitas Love and Light. Founder Komunitas Love and Light, Nabilla Dian Alvanda menceritakan bahwa komunitas ini lahir dari kecintaannya terhadap journaling, yang sudah ia mulai sejak sekolah dasar.
Sebagai lulusan S1 Psikologi, Nabilla belum bisa membuka praktik konseling maupun biro psikologi. Namun, ia ingin tetap menyalurkan ilmunya. Karena itu, pada sekitar bulan November 2024, ia mendirikan Love and Light sebagai wadah edukasi sekaligus komunitas berbagi.
Nama Love and Light terinspirasi dari istilah “sending love and light.” Maknanya adalah mengirimkan kebaikan dan energi positif kepada orang lain. Nabilla juga memilih nama ini karena ketertarikannya pada konsep psikologi positif.
Psikologi Positif adalah studi ilmiah tentang perkembangan manusia dan penerapannya untuk mencapai fungsi optimal. Fokusnya pada kekuatan dan kebajikan yang membantu individu, komunitas, dan organisasi berkembang.
“Yang dibutuhkan orang itu ‘love’ dan ‘light’. ‘Love’ untuk mengingatkan bahwa kita berharga dan dicintai apa adanya. ‘Light’ sebagai cahaya penuntun. Jadi, kita butuh merasa dicintai dan juga bimbingan,” jelasnya.
Love and Light hadir sebagai ruang edukasi yang membahas kesehatan mental, pengembangan diri, serta pengalaman journaling. Mereka juga mengadakan berbagai kegiatan yang bermakna. Salah satu aktivitas rutin bagi anggota internal adalah intentional journaling yang diadakan sebulan sekali secara online.
“Anggota komunitas sekarang ada sekitar 170 orang. Sejak November, kami mengadakan journaling bersama setiap bulan melalui pertemuan daring, dan itu gratis,” tambah Nabilla.
Selain kegiatan internal, ada juga program berbayar yang terbuka untuk umum. Mulai dari narrative journaling, scrapbooking, hingga kolaborasi dengan komunitas lain dalam bentuk healing trip.
“Di balik setiap kegiatan, ada makna yang sejalan dengan konsep Love and Light. Kami punya hashtag #ShareLoveandLight. Setiap pertemuan, kami ingin berbagi energi positif dan wawasan dengan peserta,” ujarnya.
Kegiatan komunitas berlangsung secara online dan offline. Saat ini, acara tatap muka masih terpusat di Jakarta dan Bandung. Namun, mereka berencana memperluas jangkauan ke kota lain.
Love and Light terbuka bagi siapa saja yang ingin menulis jurnal bersama dan mencari ruang berbagi.
Ke depan, mereka berharap semakin banyak orang tertarik untuk journaling. Mereka juga ingin berkolaborasi dengan psikolog serta mengadakan kegiatan yang lebih besar dan beragam.
“Aku harap Love and Light bisa menjadi platform yang bermanfaat. Tempat untuk berbagi, bertemu teman baru, dan tumbuh bersama,” tutup Nabilla.
Penulis: Kayla Riasya Salsabila
Baca Juga
-
Sejuta Pahala dari Hal Kecil: Senyum, Sampah, dan Sapa di Bulan Ramadan
-
Fenomena Bukber: Ajang Silaturahmi Atau Ajang Pamer Status?
-
Review Film The Electric State: Petualangan Emosional di Dunia Futuristik yang Suram
-
Wajib Tonton! 5 Rekomendasi Drama China yang Disutradarai Jeffrey Chiang
-
Krisis Air dan Dampaknya: Ketika Pendidikan Anak Tergadai oleh Kekeringan
Artikel Terkait
-
Tips Menjaga Kesehatan Mental Selama Ramadan: Kunci Menjalani Ibadah dengan Penuh Makna
-
Komunitas Milenial Bergerak Sukses Gelar Aksi Sosial BERMANJA di Yogyakarta
-
Seni untuk Semua: Komunitas Dreamity Indonesia Hadirkan Ruang Kreatif Tanpa Batas
-
Berbagi Kebahagiaan Seharian: Intip Inisiatif Komunitas Gembira Seharian Ini Yuk
-
Kesehatan Mental Jadi Sorotan! Rossa Angkat Isu Penting di Konser 'Here I Am'
Community-hub
-
Seni untuk Semua: Komunitas Dreamity Indonesia Hadirkan Ruang Kreatif Tanpa Batas
-
Berbagi Kebahagiaan Seharian: Intip Inisiatif Komunitas Gembira Seharian Ini Yuk
-
Teman Baru: Komunitas untuk Bagi Para Perantau Temukan Koneksi Baru
-
Kenalan Dengan WEWAW: Wadah untuk Perempuan Lawan Stigma dan Saling Dukung di Dunia Kerja
-
Pretty Privilege Sports: Ruang Aman Perempuan untuk Olahraga Bareng
Terkini
-
Sejuta Pahala dari Hal Kecil: Senyum, Sampah, dan Sapa di Bulan Ramadan
-
Fenomena Bukber: Ajang Silaturahmi Atau Ajang Pamer Status?
-
Review Film The Electric State: Petualangan Emosional di Dunia Futuristik yang Suram
-
Wajib Tonton! 5 Rekomendasi Drama China yang Disutradarai Jeffrey Chiang
-
Krisis Air dan Dampaknya: Ketika Pendidikan Anak Tergadai oleh Kekeringan