Apapun alasannya, perundungan atau bullying pastilah tidak dapat dibenarkan. Selain akan membekaskan trauma fisik, bullying kepada orang lain juga akan membekaskan trauma psikologi yang lebih sulit untuk disembuhkan. Terlebih lagi jika bullying yang dilakukan, berobjek pada anak-anak yang masih sekolah, dimana mereka secara mental masih belum stabil. Hal tersebut tentu saja membuat para korban akan melakukan berbagai cara agar bisa terbebas dari bullying atau tekanan yang dihadapi, termasuk melakukan bunuh diri.
Dari film Korea Selatan yang berjudul My Little Baby, Jaya yang rilis pada tahun 2017 lalu, kita akan melihat betapa parahnya budaya bullying yang terjadi di sekolah Korea Selatan. Film berdurasi 102 menit ini memang secara garis besar menceritakan mengenai perundungan yang dialami oleh Jaya, seorang siswi sekolah menengah atas di Korea Selatan.
Sejatinya, Jaya adalah seorang anak gadis yang baik. Namun, karena iri dengki yang dialami oleh anak-anak orang kaya di sekolah tersebut, pada akhirnya membuat Jaya menjadi korban perundungan yang tak hanya membekaskan luka fisik, namun juga luka psikologi.
Bagaimana tidak, selain menjadikan Jaya sebagai objek untuk pelecehan seksual, kelompok siswa yang membully juga menjadikan Jaya sebagai sarana untuk pelampiasan emosi. Bahkan, mereka juga memaksa Jaya untuk menjual diri, sebuah hal yang sudah sangat tak manusiawi. Hal itulah yang pada akhirnya membuat Jaya depresi dan memutuskan untuk melakukan bunuh diri untuk menghindari tekanan-demi tekanan yang dilakukan oleh para perundung.
Apakah sampai separah itu perundungan di Korea Selatan? Iya! Karena perlu teman-teman ketahui, film My Little Baby, Jaya ini merupakan sebuah film yang diangkat dari kisah nyata di Korea Selatan. Seumber utama alias informan dalam film ini adalah satu-satunya sahabat Jaya, yang juga tak luput dari perundungan ini. Selama durasi film ini, kita akan dibawa ke adegan demi adegan yang menyentuh hati dan tentu saja menguras air mata. Mulai dari berbagai perundungan yang dialami oleh Jaya, hingga hubungan antara Jaya dengan sang ayah yang mengidap penyakit celebral palsy.
Jika tertarik untuk menonton film ini, siapkan hati dan mental ya. Karena sepanjang film, terdapat banyak sekali adegan yang membuat kita mengelus dada. Tak hanya itu, siapkan juga tisu untuk berjaga-jaga jika ada tetesan air mata karena menyaksikan film ini. Selamat menyaksikan!
Baca Juga
-
Final AFC U-17: Uzbekistan Miliki 2 Modal Besar untuk Permalukan Arab Saudi
-
Final AFC U-17: Uzbekistan Lebih Siap untuk Menjadi Juara Dibandingkan Tim Tuan Rumah!
-
Tapaki Partai Puncak, Romantisme Pendukung Uzbekistan dan Indonesia Terus Berlanjut
-
AFF Bentuk Tim ASEAN All Stars, Perlukah Para Pemain Timnas Indonesia Turut Serta?
-
Hanya Satu Pemain yang Masuk Tim ASEAN All Stars, Pendukung Timnas Indonesia Siap Kecewa
Artikel Terkait
-
Siap Bersaing, 5 Film Paling Ditunggu Tayang Mei 2025
-
Viral Film Jumbo, Banyak Film Anak-anak Sebenarnya Menyasar Penonton Dewasa
-
Review Film Rumah Untuk Alie: Bukan Rumah tapi Neraka!
-
Capai 5 Juta Penonton, Jumbo Resmi Salip Rekor Pabrik Gula
-
Pengepungan di Bukit Duri: Bukan Film Biasa, Tapi Tamparan dan Peringatan
Entertainment
-
Lim Young Woong 'Heavenly Ever After,' Janji Cinta Abadi Lewat Lirik Puitis
-
Capai 5 Juta Penonton, Jumbo Resmi Salip Rekor Pabrik Gula
-
5 Pembunuh Berantai Paling Berbahaya di Anime, Tampilan Luar Bisa Menipu!
-
Rilis 2027, Ryan Gosling Dikonfirmasi Main dalam Star Wars: Starfighter
-
Dibintangi IU dan Byeon Woo Seok, Drakor Garapan MBC Umumkan Jadwal Tayang
Terkini
-
Viral Film Jumbo, Banyak Film Anak-anak Sebenarnya Menyasar Penonton Dewasa
-
Review Film Rumah Untuk Alie: Bukan Rumah tapi Neraka!
-
Dari Street Style ke Smart Casual, Intip 4 OOTD ala Johnny Suh NCT 127
-
Cahaya Dewantara di Tengah Kabut Politik Bangsa
-
Pelukan Hati dalam Lirik NIKI: Ulasan Lagu You'II Be In My Heart