Salah satu hal yang mengganggu profesionalisme saat bekerja adalah mencampuradukkan perasaan pribadi dengan pekerjaan yang diemban. Seperti yang kita ketahui bersama, profesionalisme dalam bekerja haruslah dipisahkan dari sentiment ataupun urusan pribadi. Pasalnya, sedikit banyak hal tersebut akan membuat pekerjaan yang menjadi tanggung jawab kita menjadi terganggu. Namun, perasaan yang timbul dan kita miliki tentu tak bisa dipaksakan atau dikungkung. Seperti yang dialami oleh Hae Joon (diperankan oleh Park Hae Il) dalam film terbarunya berjudul Decision to Leave.
Film yang rencananya dirilis pada bulan Juni 2022 mendatang ini secara garis besar menceritakan tentang pergolakan batin yang dialami oleh Hae Joon ketika menjalankan tugasnya. Dalam film ini, Hae Joon berperan sebagai seorang detektif dan tengah bertugas menyelidiki kematian yang tak wajar di sebuah gunung. Sebagai seorang detektif, Hae Joon yang berpenampilan tenang, selalu bersikap sopan kepada orang lain, tetapi terkenal bersemangat kala menyelidiki sebuah kasus.
Nah, permasalahan timbul ketika Hae Joon menyelidiki kematian misterius yang terjadi di gunung tadi. Saat menyelidiki kasus tersebut Hae Joon bertemu dengan Seo Rae (diperankan oleh Tang Wei) yang merupakan mantan istri dari pria yang telah meninggal tersebut. Dalam pertengahan kasus, Hae Joon sejatinya menaruh curiga kepadanya. Namun, di sisi lain, Hae Joon juga tertarik dengan kepada Seo Rae. Sebuah hal yang membuatnya jatuh dalam dilema, dan untuk beberapa waktu membuat kasus yang ditanganinya mandeg karena pergulatan perasaan yang dialaminya.
Nah, di sinilah ketegasan dari seorang Hae Joon harus ditunjukkan. Bagaimana dia harus keluar dari pergulatan batin yang melandanya, dan menafikan perasaan yang timbul pada dirinya. Bagaimana akhir dari kasus yang ditangani oleh Hae Joon ini ya? Lantas, bagaimana cara Hae Joon membunuh perasaannya pada Seo Rae? Atau, adakah jalan tengah bagi perasaan Hae Joon ini? Temukan semua jawabannya di Decision to Leave bulan Juni mendatang ya!
Sekadar informasi, film ini merupakan garapan dari sutradara bertangan dingin asal Korea Selatan, Park Chan Wook. Beragam film laris telah hadir dari karya sutradara yang satu ini, seperti The Handmaiden, I’m Cyborg, But That’s OK, Sympathy for Mr. Vengeance, If You Were Me, atau film gelap seperti Oldboy. Nah, patut ditunggu nih film terbaru dari Park Chan Wook ini. Karena biasanya film-film garapannya selalu menampilkan ending yang tak disangka-sangka.
Baca Juga
-
Timnas U-17 Jangan Terlalu Jumawa, Uzbekistan yang Mereka Kalahkan Bukanlah Tim Juara Asia
-
Sandy Walsh Gabung Buriram, Liga Thailand Kian Disesaki para Defender Timnas Indonesia
-
Nasib Sandy Walsh dan Tak Ramahnya Tanah Matahari Terbit bagi Pesepak Bola Indonesia
-
Piala Kemerdekaan 2025: Kans Menang Skuat Garuda Muda Melawan Uzbekistan U-17 KW 2
-
Bukan Hanya Sekadar Pindah, Hijrahnya Jay Idzes Juga Pecahkan Rekor Kawasan ASEAN!
Artikel Terkait
Entertainment
-
Setelah 8 Tahun, Daniel Day-Lewis Akhirnya Comeback Lewat Film Anemone
-
5 Film Baru Sambut Akhir Pekan, Ada Pretty Crazy hingga Materialist
-
Adaptasi Game Populer, Sengoku: No Defeat Akan Tayang Perdana Tahun 2026
-
5 Rekomendasi Drama China Kostum Mao Zijun, Ada Fox Spirit Matchmaker
-
Scared of Love oleh Min Jiwoon: Kegembiraan dan Ketakukan Menyambut Cinta
Terkini
-
Bojan Hodak Singgung Pemain Kunci PSIM Yogyakarta, Mulai Ketar-ketir?
-
Ulasan Buku Little Birdies, Empat Burung Kecil dan Kakek yang Penyayang
-
Saat Bola Berputar, Hidup pun Berjalan Tanpa Tombol Restart
-
Dari Girlboss sampai Tradwife: Nostalgia Patriarki dalam Balutan Estetika
-
Daily Look Seulgi Red Velvet: 4 Ide OOTD Simpel yang Bikin Makin Kekinian